Assalamu'alaikum wr wb
"Demi masa (waktu Asar). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi sabar."
(Q.S. Al-'Ashr : 1-3)
Saya seorang awwam, bukanlah ahli tafsir al-Qur'an, tapi entah kenapa akhir-akhir ini jadi makin senang baca-baca kitab tafsir punya istri saya. Saya baca berikut penjelasannya, saya cari ayat yang saya fahami menggugah semangat untuk mengerjakan kebaikan. Ketemu beberapa ayat, lalu saya catat ringkas di HP saya dan saya kirimkan ke teman-teman saya setiap Jum'at pagi. Bukan apa-apa sih, hanya pengen sekedar berbagi saja...latihan saja...
Ayat-ayat al-Qur'an yang saya catat itu antara lain :
"(Saat kiamat, bumi gempa dengan sehebat-hebatnya) Maka barang siapa berbuat KEBAIKAN sekalipun seberat dzarroh niscaya ia akan melihat (balasannya)."
(Q.S. Az-Zalzalah : 7)
"Sesungguhnya orang-orang yang BERIMAN dan yang mengerjakan AMAL BAIK, mereka ialah sebaik-baiknya makhluq. Balasan mereka dari Alloh ialah SURGA 'ADN..."
(Q.S. Al-Bayyinah : 7-8)
Ada juga hadits yang saya catat :
"Tiap musibah yang menimpa mukmin, berupa wabah, rasa lelah, penyakit, rasa sedih, kekalutan hati, PASTI Alloh menjadikannya pengampun dosa-doanya."
(H.R. Bukhori Muslim)
Atau nasehat Ahlul Bayt Rosul Muhammad Saw :
"Jangan bicara jika sedang marah! Sebab saat itu nafsu sedang bergejolak dan berkobar sehingga mudah tergelincir dalam kesalahan. Sabar dan tunggu sehingga nafsu tenang!"
(Sayyidy al-Habib Muhammad al-'Aydrus dalam buku Memahami Hawa Nafsu)
Ada yang mengingatkan awas boros pulsa, tapi apa benar yang saya lakukan itu boros? Aa' Gym pernah berkata kurang lebih bahwa tidak boros asal sesuai dengan kebutuhan. Tapi apa yang saya lakukan itu termasuk kebutuhan saya atau tidak? Nah, ini masih jadi pertanyaan besar bagi saya : Perlukah saya berbuat seperti itu?
Sambil mencari jawabannya, sambil meluruskan niat, ikhtiar tetap jalan terus...
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Thursday, June 29, 2006
Tuesday, June 27, 2006
Sayyidy al-Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos - 4
Assalamu'alaikum wr wb
Semenjak berguru kepada Habib Sholeh, beliau tidak pernah meninggalkan majlisnya, baik saat Habib Sholeh berada di kota 'Amd maupun di luar kota, hingga Habib Sholeh meninggal dunia pada tahun 1279 H.
Cinta beliau kepada Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos telah tampak sejak beliau masih kecil, sebagaimana diceritakan oleh Habib Alwi bin Thohir dalam Uquudul Almaas:
"Jika Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos berkunjung ke Huraidhoh, beliau (Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos) selalu menemainya. Suatu saat, Habib Sholeh pulang ke kotanya ('Amd) tanpa sepengetahuan beliau. Ketika mengetahui bahwa Habib Sholeh telah pulang, beliau segera menyusulnya seorang diri tanpa penuntun dan penunjuk jalan. Habib Sholeh merasakan kehadiran beliau, lalu bertanya pada orang-orang yang ikut dalam rombongannya,
'Apakah kalian melihat seseorang di belakang kita?'.
Mereka melihat ke belakang lalu berkata,
'Kami tidak melihat apa-apa.'
Tak berapa lama, ia mengulang pertanyaannya dan dijawab,
'Ya, ada seorang anak kecil berusaha menyusul kita.'
Habib Sholeh berkata,
'Dia adalah Ahmad bin Hasan.'
'Dia adalah Ahmad bin Hasan.'
Ia menanti kedatangan Habib Ahmad bin Hasan, lalu memboncengkannya sampai di desa terdekat. Setelah itu ia memulangkannya."
Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos juga memberikan perhatian kepada beliau sejak kecil. Buku yang telah dibaca Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos di hadapan Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos antara lain adalah al-Jami'ash-Shoghir, Riyadhush Shibyan dan Hadiyatush Shiddiq.
Habib Ahmad selalu menemani Habib Abubakar, bahkan beliau pernah ikut sampai ke Hijaz. Ketika Habib Abubakar meninggal dunia pada malam Selasa 17 Dzulqoidah 1281 H, beliau sedang berada di Haramain.
Habib Ahmad berkata,
Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos juga memberikan perhatian kepada beliau sejak kecil. Buku yang telah dibaca Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos di hadapan Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos antara lain adalah al-Jami'ash-Shoghir, Riyadhush Shibyan dan Hadiyatush Shiddiq.
Habib Ahmad selalu menemani Habib Abubakar, bahkan beliau pernah ikut sampai ke Hijaz. Ketika Habib Abubakar meninggal dunia pada malam Selasa 17 Dzulqoidah 1281 H, beliau sedang berada di Haramain.
Habib Ahmad berkata,
"Aku pernah bertanya pada Habib Abubakar tentang berbagai kasyf dan asror yang diperoleh seseorang padahal ia tidak memiliki amal yang memadai."
Habib Abubakar menjawab,
Habib Abubakar menjawab,
"Sebab ia dekat dengan shohibul waqt. Tempat yang dekat dengan pancuran akan terkena percikan air."
Keterangan Habib Ahmad ini menjelaskan keadaan dirinya.
BELAJAR DI MAKKAH
Tahun 1274 H, ketika usianya menginjak 17 tahun, beliau melakukan perjalanan haji ke Makkah al-mukarromah. Kedatangan beliau ini disambut dengan senang hati oleh al-'Allamah Mufti Haramain, Sayid Ahmad Zaini Dahlan.
Sayid Ahmad Zaini Dahlan mendorong beliau, Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos untuk menuntut ilmu di Makkah, lalu menyerahkannya di bawah pendidikan seorang guru baca Qur'an, Syeikh Ali bin Ibrohim as-Samanudi.
Sayid al-'Allamah Abubakar yang biasa dipanggil dengan Bakri bin Muhammad Syatho, pengarang buku I-'aanatuth Thoolibiin Syarh Fathul Mu'iin dalam bukunya Nafkhotur Rohmaan yang berisi manaqib guru beliau, Sayid Ahmad Zaini Dahlan, menulis:
Keterangan Habib Ahmad ini menjelaskan keadaan dirinya.
BELAJAR DI MAKKAH
Tahun 1274 H, ketika usianya menginjak 17 tahun, beliau melakukan perjalanan haji ke Makkah al-mukarromah. Kedatangan beliau ini disambut dengan senang hati oleh al-'Allamah Mufti Haramain, Sayid Ahmad Zaini Dahlan.
Sayid Ahmad Zaini Dahlan mendorong beliau, Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos untuk menuntut ilmu di Makkah, lalu menyerahkannya di bawah pendidikan seorang guru baca Qur'an, Syeikh Ali bin Ibrohim as-Samanudi.
Sayid al-'Allamah Abubakar yang biasa dipanggil dengan Bakri bin Muhammad Syatho, pengarang buku I-'aanatuth Thoolibiin Syarh Fathul Mu'iin dalam bukunya Nafkhotur Rohmaan yang berisi manaqib guru beliau, Sayid Ahmad Zaini Dahlan, menulis:
"Dahulu Sayid Ahmad Zaini Dahlan hafal Qur'an dengan baik dan menguasai 7 cara baca Qur'an. Beliau juga hafal kitab asy-Syaathibiah dan al-Jazariah, 2 kitab yg sangat bermanfaat bagi para pelajar yang hendak mempelajari 7 bacaan Qur'an dgn cepat. Karena cinta dan perhatiannya pada Qur'an, ia memerintahkan sejumlah ahli baca Qur'an untuk mengajarkan ilmu ini. Ia khawatir ilmu itu akan hilang dari orang-orang yg cerdas dan memiliki pemahaman.
Saat itu datang Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthoas dari Hadhromaut. Ia masih kecil dan buta kedua matanya. Sayid Ahmad Dahlan sangat menyayanginya. Ia lalu memerintahkannya untuk menghafalkan Qur'an. Dalam waktu singkat Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos mampu menghafalnya. Kemudian tuanku Sayid Ahmad Dahlan meminta Syeikh Ali as-Samanudi yang terkenal menguasai 14 cara baca Qur'an untuk mengajar Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos. Syeikh Ali lalu mengajarkan asy-Syaathibiah dan cara baca Qur'an. Dalam waktu singkat Alloh memberi Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos fath.
(Bersambung)
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Sumber:
"Sekilas tentang Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos: Riwayat hidup, Wasiat dan Nasihat, Kisah & Hikmah, Do'a dan Amalan."
Oleh: al-Habib Novel bin Muhammad al-'Aydrus.
Penerbit: Putera Riyadi, Solo.
Konsentrasi
Assalamu'alaikum wr wb
Malam itu saya terbangun sekitar jam 22.30an. Istri dan anak saya di kiri saya, kami tidur lesehan (kasur di lantai) tanpa ranjang. Saya ingat saya belum sholat Isya'. Saya buka HP, baca sms dari guru saya. Beliau minta sesuatu. Sms beliau saya jawab dengan mengirimkan apa yang diminta.
Selimut Haykal (anak saya) saya buka mau lihat dia pipis atau tidak, eh ternyata tidak! Ya sudah saya bangun pergi ke 'belakang', mandi dan wudlu. Selesai wudlu, begitu berdiri hadap kiblat mau sholat sudah mulai takbir, pikiran dan hati tidak mau ikut konsentrasi. Mereka melayang-melayang kesana kemari, bahkan sampai ke hal yang tidak saya pikirkan di luar sholat. Masih susah ternyata saya...
Sayyidy al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Syekh Abubakar bin Salim pernah berkata bahwa dulu al-Imam al-Quthb Sayyidina al-Habib Abdulloh al-Haddad ketika beliau akan sholat, beliau selalu memberikan wasiat para sahabatnya agar kalau beliau pergi sholat agar tidak seorangpun berbicara dengannya. Kenapa? Karena ketika beliau akan pergi ke Mushola untuk sholat, beliau sedang mengumpulkan hatinya untuk mengingat Alloh Swt, mengkonsentrasikan hati dan pikirannya untuk mengingat Alloh Swt.
"Dan sebutlah nama Alloh Tuhan Engkau (dengan membaca Bismillahirrohmanirrohim pada permulaan membaca dan pekerjaan yang baik)..."
(Q.S. Al-Muzzammil : 8)
Mungkin saya kurang bismillah-nya...
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Malam itu saya terbangun sekitar jam 22.30an. Istri dan anak saya di kiri saya, kami tidur lesehan (kasur di lantai) tanpa ranjang. Saya ingat saya belum sholat Isya'. Saya buka HP, baca sms dari guru saya. Beliau minta sesuatu. Sms beliau saya jawab dengan mengirimkan apa yang diminta.
Selimut Haykal (anak saya) saya buka mau lihat dia pipis atau tidak, eh ternyata tidak! Ya sudah saya bangun pergi ke 'belakang', mandi dan wudlu. Selesai wudlu, begitu berdiri hadap kiblat mau sholat sudah mulai takbir, pikiran dan hati tidak mau ikut konsentrasi. Mereka melayang-melayang kesana kemari, bahkan sampai ke hal yang tidak saya pikirkan di luar sholat. Masih susah ternyata saya...
Sayyidy al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Syekh Abubakar bin Salim pernah berkata bahwa dulu al-Imam al-Quthb Sayyidina al-Habib Abdulloh al-Haddad ketika beliau akan sholat, beliau selalu memberikan wasiat para sahabatnya agar kalau beliau pergi sholat agar tidak seorangpun berbicara dengannya. Kenapa? Karena ketika beliau akan pergi ke Mushola untuk sholat, beliau sedang mengumpulkan hatinya untuk mengingat Alloh Swt, mengkonsentrasikan hati dan pikirannya untuk mengingat Alloh Swt.
"Dan sebutlah nama Alloh Tuhan Engkau (dengan membaca Bismillahirrohmanirrohim pada permulaan membaca dan pekerjaan yang baik)..."
(Q.S. Al-Muzzammil : 8)
Mungkin saya kurang bismillah-nya...
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Kesibukan Dunia
Assalamu'alaikum wr wb
Aku tertegun membaca ayat berikut :
"Dan ketahuilah bahwa harta bendamu, dan anak-anakmu itu hanya sebagai fitnah (ujian / cobaan bagimu). Dan sesungguhnya di sisi Alloh itu ada pahala yang paling besar."
(Q.S. Al-Anfal : 28)
Apalagi ditambah pesan dari seorang sahabat lewat surat yang menyampaikan wasiat Sayyidy al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, untuk pecintanya, Muhammad bin Abdulloh bin Zain bin Hadi Ba Salamah :
"Janganlah kau putuskan kehadiranmu di tempat-tempat yang baik karena alasan kesibukan dunia. Hati-hatilah, karena itu merupakan tipu daya setan. Hadirkanlah Alloh ketika sendirian. Sembahlah DIA, seakan-akan melihat-NYA; dan jika tidak melihat-NYA, sesungguhnya DIA melihatmu."
Ditambah :
"Pergunakan waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu!"
Saya makin tertegun...
Sejak saya, istri dan anak saya tinggal jauh dari orang-tua saya dan mertua saya, hampir-hampir saya jarang hadir di majlis-majlis ilmu dan majlas-majlas kheir. Siang saya dan istri kerja, anak kami dititipkan ke neneknya, sorenya kami jemput. Setelah cari makan, bungkus, kami pulang. Anak saya ada kebiasaan baru, lepas Maghrib sering rewel ndak mau bobok, dia senang digendong sambil diayun-ayun. Saya ndak tega meninggalkan istriku yang "kerepotan" menina-bobokan anak kami sendirian begitu.
Kalau saat itu pas ada majlis ilmu ya terpaksa saya ndak hadir...tapi saya bingung, sekarang saya dikaruniai anak ini jadi fitnahkah (ujian atau cobaan) bagi saya atau jadi sebab turunnya rohmatkah bagi saya?
Saya ndak tahu...tapi saya berharap jadi awal rohmat...
Lamat-lamat di kejauhan adzan Subuh mulai terdengar, saya tutupi kaki anak saya yang baru saja bobok dalam gendongan saya dengan selendang. Ibunya dari tadi mencuci pakaian di kamar mandi...saya jaga anak. Istri selesai mencuci dan mandi, saya gantian mandi dan wudlu. Saya sholat Subuh, istri menjemur cucian. Si kecil bobok di samping saya.
Kebetulan istri sedang "libur"...
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Aku tertegun membaca ayat berikut :
"Dan ketahuilah bahwa harta bendamu, dan anak-anakmu itu hanya sebagai fitnah (ujian / cobaan bagimu). Dan sesungguhnya di sisi Alloh itu ada pahala yang paling besar."
(Q.S. Al-Anfal : 28)
Apalagi ditambah pesan dari seorang sahabat lewat surat yang menyampaikan wasiat Sayyidy al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, untuk pecintanya, Muhammad bin Abdulloh bin Zain bin Hadi Ba Salamah :
"Janganlah kau putuskan kehadiranmu di tempat-tempat yang baik karena alasan kesibukan dunia. Hati-hatilah, karena itu merupakan tipu daya setan. Hadirkanlah Alloh ketika sendirian. Sembahlah DIA, seakan-akan melihat-NYA; dan jika tidak melihat-NYA, sesungguhnya DIA melihatmu."
Ditambah :
"Pergunakan waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu!"
Saya makin tertegun...
Sejak saya, istri dan anak saya tinggal jauh dari orang-tua saya dan mertua saya, hampir-hampir saya jarang hadir di majlis-majlis ilmu dan majlas-majlas kheir. Siang saya dan istri kerja, anak kami dititipkan ke neneknya, sorenya kami jemput. Setelah cari makan, bungkus, kami pulang. Anak saya ada kebiasaan baru, lepas Maghrib sering rewel ndak mau bobok, dia senang digendong sambil diayun-ayun. Saya ndak tega meninggalkan istriku yang "kerepotan" menina-bobokan anak kami sendirian begitu.
Kalau saat itu pas ada majlis ilmu ya terpaksa saya ndak hadir...tapi saya bingung, sekarang saya dikaruniai anak ini jadi fitnahkah (ujian atau cobaan) bagi saya atau jadi sebab turunnya rohmatkah bagi saya?
Saya ndak tahu...tapi saya berharap jadi awal rohmat...
Lamat-lamat di kejauhan adzan Subuh mulai terdengar, saya tutupi kaki anak saya yang baru saja bobok dalam gendongan saya dengan selendang. Ibunya dari tadi mencuci pakaian di kamar mandi...saya jaga anak. Istri selesai mencuci dan mandi, saya gantian mandi dan wudlu. Saya sholat Subuh, istri menjemur cucian. Si kecil bobok di samping saya.
Kebetulan istri sedang "libur"...
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Monday, June 26, 2006
Sayyidy al-Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos - 4
Assalamu'alaikum wr wb
Semenjak berguru kepada Habib Sholeh, beliau tidak pernah meninggalkan majlisnya, baik saat Habib Sholeh berada di kota 'Amd maupun di luar kota, hingga Habib Sholeh meninggal dunia pada tahun 1279 H.
Cinta beliau kepada Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos telah tampak sejak beliau masih kecil, sebagaimana diceritakan oleh Habib Alwi bin Thohir dalam Uquudul Almaas:
"Jika Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos berkunjung ke Huraidhoh, beliau (Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos) selalu menemainya. Suatu saat, Habib Sholeh pulang ke kotanya ('Amd) tanpa sepengetahuan beliau. Ketika mengetahui bahwa Habib Sholeh telah pulang, beliau segera menyusulnya seorang diri tanpa penuntun dan penunjuk jalan. Habib Sholeh merasakan kehadiran beliau, lalu bertanya pada orang-orang yang ikut dalam rombongannya, 'Apakah kalian melihat seseorang di belakang kita?'. Mereka melihat ke belakang lalu berkata, 'Kami tidak melihat apa-apa.'. Tak berapa lama, ia mengulang pertanyaannya dan dijawab, 'Ya, ada seorang anak kecil berusaha menyusul kita.'. Habib Sholeh berkata, 'Dia adalah Ahmad bin Hasan.' Ia menanti kedatangan Habib Ahmad bin Hasan, lalu memboncengkannya sampai di desa terdekat. Setelah itu ia memulangkannya."
Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos juga memberikan perhatian kepada beliau sejak kecil. Buku yang telah dibaca Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos di hadapan Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos antara lain adalah al-Jami' ash-Shoghir, Riyadhush Shibyan dan Hadiyatush Shiddiq.
Habib Ahmad selalu menemani Habib Abubakar, bahkan beliau pernah ikut sampai ke Hijaz. Ketika Habib Abubakar meninggal dunia pada malam Selasa 17 Dzulqoidah 1281 H, beliau sedang berada di Haramain.
Habib Ahmad berkata,
"Aku pernah bertanya pada Habib Abubakar tentang berbagai kasyf dan asror yang diperoleh seseorang padahal ia tidak memiliki amal yang memadai."
Habib Abubakar menjawab,
"Sebab ia dekat dgn shohibul waqt. Tempat yang dekat dengan pancuran akan terkena percikan air."
Keterangan Habib Ahmad ini menjelaskan keadaan dirinya.
BELAJAR DI MAKKAH
Tahun 1274 H, ketika usianya menginjak 17 tahun, beliau melakukan perjalanan haji ke Makkah al-mukarromah. Kedatangan beliau ini disambut dengan senang hati oleh al-'Allamah Mufti Haramain, Sayid Ahmad Zaini Dahlan.
Sayid Ahmad Zaini Dahlan mendorong beliau, Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos untuk menuntut ilmu di Makkah, lalu menyerahkannya di bawah pendidikan seorang guru baca Qur'an, Syeikh Ali bin Ibrohim as-Samanudi.
Sayid al-'Allamah Abubakar yang biasa dipanggil dengan Bakri bin Muhammad Syatho, pengarang buku I-'aanatuth Thoolibiin Syarh Fathul Mu'iin dalam bukunya Nafkhotur Rohmaan yang berisi manaqib guru beliau, Sayid Ahmad Zaini Dahlan, menulis:
"Dahulu Sayid Ahmad Zaini Dahlan hafal Qur'an dengan baik dan menguasai 7 cara baca Qur'an. Beliau juga hafal kitab asy-Syaathibiah dan al-Jazariah, 2 kitab yg sangat bermanfaat bagi para pelajar yang hendak mempelajari 7 bacaan Qur'an dengan cepat. Karena cinta dan perhatiannya pada Qur'an, ia memerintahkan sejumlah ahli baca Qur'an untuk mengajarkan ilmu ini. Ia khawatir ilmu itu akan hilang dari orang-orang yang cerdas dan memiliki pemahaman. Saat itu datang Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos dari Hadhromaut. Ia masih kecil dan buta kedua matanya.
Sayid Ahmad Dahlan sangat menyayanginya. Ia lalu memerintahkannya untuk menghafalkan Qur'an. Dalam waktu singkat Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos mampu menghafalnya. Kemudian tuanku Sayid Ahmad Dahlan meminta Syeikh Ali as-Samanudi yang terkenal menguasai 14 cara baca Qur'an untuk mengajar Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos. Syeikh Ali lalu mengajarkan asy-Syaathibiah dan cara baca Qur'an. Dalam waktu singkat Alloh memberi Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos fath."
Cinta beliau kepada Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos telah tampak sejak beliau masih kecil, sebagaimana diceritakan oleh Habib Alwi bin Thohir dalam Uquudul Almaas:
"Jika Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos berkunjung ke Huraidhoh, beliau (Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos) selalu menemainya. Suatu saat, Habib Sholeh pulang ke kotanya ('Amd) tanpa sepengetahuan beliau. Ketika mengetahui bahwa Habib Sholeh telah pulang, beliau segera menyusulnya seorang diri tanpa penuntun dan penunjuk jalan. Habib Sholeh merasakan kehadiran beliau, lalu bertanya pada orang-orang yang ikut dalam rombongannya, 'Apakah kalian melihat seseorang di belakang kita?'. Mereka melihat ke belakang lalu berkata, 'Kami tidak melihat apa-apa.'. Tak berapa lama, ia mengulang pertanyaannya dan dijawab, 'Ya, ada seorang anak kecil berusaha menyusul kita.'. Habib Sholeh berkata, 'Dia adalah Ahmad bin Hasan.' Ia menanti kedatangan Habib Ahmad bin Hasan, lalu memboncengkannya sampai di desa terdekat. Setelah itu ia memulangkannya."
Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos juga memberikan perhatian kepada beliau sejak kecil. Buku yang telah dibaca Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos di hadapan Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos antara lain adalah al-Jami' ash-Shoghir, Riyadhush Shibyan dan Hadiyatush Shiddiq.
Habib Ahmad selalu menemani Habib Abubakar, bahkan beliau pernah ikut sampai ke Hijaz. Ketika Habib Abubakar meninggal dunia pada malam Selasa 17 Dzulqoidah 1281 H, beliau sedang berada di Haramain.
Habib Ahmad berkata,
"Aku pernah bertanya pada Habib Abubakar tentang berbagai kasyf dan asror yang diperoleh seseorang padahal ia tidak memiliki amal yang memadai."
Habib Abubakar menjawab,
"Sebab ia dekat dgn shohibul waqt. Tempat yang dekat dengan pancuran akan terkena percikan air."
Keterangan Habib Ahmad ini menjelaskan keadaan dirinya.
BELAJAR DI MAKKAH
Tahun 1274 H, ketika usianya menginjak 17 tahun, beliau melakukan perjalanan haji ke Makkah al-mukarromah. Kedatangan beliau ini disambut dengan senang hati oleh al-'Allamah Mufti Haramain, Sayid Ahmad Zaini Dahlan.
Sayid Ahmad Zaini Dahlan mendorong beliau, Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos untuk menuntut ilmu di Makkah, lalu menyerahkannya di bawah pendidikan seorang guru baca Qur'an, Syeikh Ali bin Ibrohim as-Samanudi.
Sayid al-'Allamah Abubakar yang biasa dipanggil dengan Bakri bin Muhammad Syatho, pengarang buku I-'aanatuth Thoolibiin Syarh Fathul Mu'iin dalam bukunya Nafkhotur Rohmaan yang berisi manaqib guru beliau, Sayid Ahmad Zaini Dahlan, menulis:
"Dahulu Sayid Ahmad Zaini Dahlan hafal Qur'an dengan baik dan menguasai 7 cara baca Qur'an. Beliau juga hafal kitab asy-Syaathibiah dan al-Jazariah, 2 kitab yg sangat bermanfaat bagi para pelajar yang hendak mempelajari 7 bacaan Qur'an dengan cepat. Karena cinta dan perhatiannya pada Qur'an, ia memerintahkan sejumlah ahli baca Qur'an untuk mengajarkan ilmu ini. Ia khawatir ilmu itu akan hilang dari orang-orang yang cerdas dan memiliki pemahaman. Saat itu datang Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos dari Hadhromaut. Ia masih kecil dan buta kedua matanya.
Sayid Ahmad Dahlan sangat menyayanginya. Ia lalu memerintahkannya untuk menghafalkan Qur'an. Dalam waktu singkat Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos mampu menghafalnya. Kemudian tuanku Sayid Ahmad Dahlan meminta Syeikh Ali as-Samanudi yang terkenal menguasai 14 cara baca Qur'an untuk mengajar Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos. Syeikh Ali lalu mengajarkan asy-Syaathibiah dan cara baca Qur'an. Dalam waktu singkat Alloh memberi Sayid Ahmad bin Hasan al-'Atthos fath."
(Bersambung)
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Wassalamu'alaikum wr wb
Sumber :
"Sekilas tentang Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos: Riwayat hidup, Wasiat dan Nasihat, Kisah & Hikmah, Do'a dan Amalan."
Oleh: Sayyidy al-Habib Novel bin Muhammad al-'Aydrus.
Penerbit: Putera Riyadi, Solo.
Friday, June 23, 2006
Sayyidy al-Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos - 3
Assalamu'alaikum wr wb
Beliau juga belajar kepada Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos. Beliau bercerita,
"Suatu hari, ketika usiaku 5 tahun, aku bermain-main & berguling-guling di tanah. Kebetulan Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos lewat di dekatku. Beliau berkata, 'Bangun, pakai pakaianmu lalu tunaikan Sholat Jum'at!'..."
"Tubuhku kotor!", jawabku.
"Tidak masalah, bangunlah, pakai pakaianmu dan kerjakanlah Sholat Jum'at!".
Habib Sholeh lalu membacakan firman Alloh Ta'ala:
"Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Alloh, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati."
(Q.S. al-Haj, 22:32)
Inilah ayat pertama yang dihafalkan oleh Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos dari Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos.
Perlu diketahui bahwa Habib Ahmad memiliki daya hafal yang luar biasa, beliau mampu menghafal dengan sekali dengar.
Setiap kali ada ulama datang ke kotanya, Huraidhoh, beliau selalu memanfaatkan kesempatan itu untuk menimba ilmu dari mereka.
"Hatiku dipenuhi rasa pengagungan dan penghormatan pada salaf yang tiba di kotaku. Ketika Habib al-'Allamah Muhammad bin Ali Assegaf datang, aku seakan-akan melihat seorang nabi."
GURU-GURU BELIAU
Guru-guru beliau antara lain adalah Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos, Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos, Habib Ahmad bin Muhammad bin Alwi al-Muhdhor, Habib Ahmad bin Abdulloh bin Idrus al-Bar, Habib Abdurrohman bin Ali bin Umar bin Segaf Assegaf, Habib Muhammad bin Ali bin Alwi bin Abdillah Assegaf & Habib Muhammad bin Ibrahim bin Idrus Bilfaqih.
Sedangkan guru-guru beliau di Haramain adalah Habib Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Assegaf, Habib Fadhl bin Alwi bin Muhammad bin Shol Maula Dawileh, dan Sayid Ahmad bin Zaini Dahlan.
Adapun Syeikh fath Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos adalah Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos dan Habib Abubakar bin Abdulloh al-'Atthos.
Habib Sholeh men-tahkiim beliau sebagai seorang sufi dengan mencukur rambut kepala beliau dengan kedua tangannya yang mulia dan memerintahkannya untuk wudhu & mandi. Setelah itu Habib Sholeh mendudukkan beliau di hadapannya lalu men-talqiin kalimat: "Laa ilaa illallah Muhammadun Rasuulullaah" sebanyak 3 kali dan kemudian memberi beliau ijaazah dan ilbaas.
Buku-buku yang dibaca Habib Ahmad di hadapan Habib Sholeh antara lain adalah "Idhoohu Asroori Uluumil Muqorrobiin, Ar-Risaalatul Qusyairiyyah, Asy-Syifaa' karya Qodhi 'Iyadh dan Mukhtashor al-Adzkaar karya al-Allamah Syeikh Muhammad bin Umar Bahroq.
Semenjak berguru kepada Habib Sholeh, beliau tidak pernah meninggalkan majlisnya, baik saat Habib Sholeh berada di kota 'Amd maupun di luar kota, hingga Habib Sholeh meninggal dunia pada tahun 1279 H.
(Bersambung)
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Wassalamu'alaikum wr wb
Sumber :
"Sekilas tentang Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos: Riwayat hidup, Wasiat dan Nasihat, Kisah & Hikmah, Do'a dan Amalan."
Oleh: Sayyidy al-Habib Novel bin Muhammad al-'Aydrus.
Penerbit: Putera Riyadi, Solo.
Sayyidy al-Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos - 2
Assalamu'alaikum wr wb
Sebagaimana manusia, semua hewan juga memiliki cahaya mata dhohir, tapi cahaya mata hati (bashiroh) hanya dimiliki oleh orang-orang yang telah dipersiapkan Alloh untuk dekat dengan-Nya. Habib Ahmad sering memberitahu hal-hal yang luput dari pandangan para sahabatnya.
Habib Umar bin Muhammad al-'Atthos bercerita,
"Ketika masih kecil, aku suka bermain-main dengan Akh Ahmad bin Hasan dan Akh Abdulloh bin Abubakar bin Abdulloh di jalanan kota.
Usia kami sebaya, aku sering mendengar masyarakat memperbincangkan kewalian dan kasyf-kasyf Akh Ahmad bin Hasan, namun aku belum pernah membuktikannya.
Suatu hari aku berkata pada Akh Abdulloh bin Abubakar,
"Mari kita buktikan omongan masyarakat malam ini. Jika ia memang seorang wali, kita akan membenarkannya, tapi jika itu hanya kabar bohong, kita akan membuatnya menderita."
Kami menggali lubang di dekat tempat kami bermain lalu kami tutup dengan tikar. Setelah tiba saat bermain, aku berkata pada pada Akh Ahmad bin Hasan,
"Malam ini kita adakan lomba lari."
Kami tempatkan ia di tengah2, tepat ke arah lubang yang baru kami gali. Kami lalu berlari sambil berteriak,
"Ayo lari...lari...!"
Ketika sudah dekat dengan lubang itu, Akh Ahmad melompat seperti seekor kijang.
Mulanya kami kira kejadian ini hanya suatu kebetulan, kami pun mengajaknya berlomba lagi. Tapi ketika sampai di depan lubang, ia melompat seperti sebelumnya. Saat itu kami sadar bahwa ia memang bukan manusia biasa.
Pernah ada lelaki datang menemui beliau dengan membawa uang 1 dirham yang ia temukan di jalan. Di permukaan dirham itu tertulis sesuatu yang sulit dibaca karena dirham itu sudah terlalu tua.
Beliau meraba dirham tersebut, lalu berkata kepada murid beliau, Syeikh Muhammad bin Awudh Ba Fadhl,
"Coba perhatikan dengan teliti, apa yang tertulis di permukaan dirham ini."
Ia mencoba membacanya, tapi tidak berhasil. Beliau kemudian berkata,
"Mungkin ini adalah jenis dirham ash-Shomadiah yang dikeluarkan oleh Sulaiman bin Abdul Malik al-Umawi. Pada sisi yang satu tertulis surat al-Ikhlas dan pada sisi lain tertulis: Laa ilaaha 'illallaah wahdahu laa syariikalahu, lahulmulku wa lahulhamdu wahuwa 'alaa kulli syay'in qodiir."
Syeikh Muhammad lalu mencoba melihat mata uang itu dengan lebih teliti, ternyata benar apa yang ducapkan Habib Ahmad bin Hasan. Nama raja Sulaiman bin Abdul Malik al-Umawi tertulis melingkari mata uang tersebut dengan tulisan kufi tanpat titik dan dengan aturan yang aneh.
MENUNTUT ILMU
Sejak kecil beliau Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos gemar menuntut ilmu. Ketika berusia 5 tahun, kakek beliau, Habib Abdulloh, mengajari beliau membaca Qur'an sebelum menyerahkan pendidikan beliau pada Faraj bin Umar bin Sabbah murid Habib Hadun bin Ali bin Hasan al-'Atthos.
Beliau juga belajar kepada Habib Sholeh bin Abdullah al-'Atthos. Beliau bercerita,
"Suatu hari, ketika usiaku 5 tahun, aku bermain-main & berguling-guling di tanah. Kebetulan Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos lewat di dekatku. Beliau berkata, 'Bangun, pakai pakaianmu lalu tunaikan Sholat Jum'at!'..."
"Tubuhku kotor!", jawabku.
"Tidak masalah, bangunlah, pakai pakaianmu dan kerjakanlah Sholat Jum'at!".
(Bersambung)
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Wassalamu'alaikum wr wb
Sumber :
"Sekilas tentang Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos: Riwayat hidup, Wasiat dan Nasihat, Kisah & Hikmah, Do'a dan Amalan."
Oleh: Sayyidy al-Habib Novel bin Muhammad al-'Aydrus.
Penerbit: Putera Riyadi, Solo.
Sayyidy al-Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos - 1
Assalamu'alaikum wr wb
Beliau dilahirkan di Huraidhoh, Hadhramaut (Yaman) pada hari Selasa 19 Ramadhan 1257 H.
NASAB
Al-Habib Ahmad bin Hasan bin Abdulloh bin Ali bin Abdulloh bin Muhammad bin Muhsin bin Imam Husein bin al-Quthb al-Kabiir Umar bin Abdurrohman bin Aqil al-'Atthos bin Salim bin Abdulloh bin Abdurrohman bin Abdulloh bin al-Quthb Abdurrohman as-Segaf bin Muhammad Maula Dawileh bin Ali bin Alwi bin al-Ustadz al-'Adhom al-Faqih al-Muqoddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Kholi' Qosam bin Alwi bin Muhammad Shohib Shouma'ah bin Alwi bin Ubaidillah bin al-Muhajir Ilalloh Ahmad bin Isa bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Imam Jakfar ash-Shodiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam as-Sibth al-Husein bin al-Imam Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib suami az-Zahro Fatimah al-Batul binti Rosulullah Muhammad SAW.
MASA KECIL
Ketika masih dalam umur penyusuan, ia terkena penyakit mata yang ganas hingga hilang penglihatannya. Ibu beliau merasa sedih lalu mendatangi al-Habib Sholeh bin Abdulloh al-'Atthos. Ia letakkan bayi mungil itu di depan Habib Sholeh, lalu menangis sekuat-kuatnya.
"Apa yang dapat kami perbuat dengan anak yang buta ini?" kata ibunya dengan suara sedih.
Habib Sholeh menggendong bayi itu, lalu memandangnya dengan tajam. "Ia akan memperoleh kedudukan yg tinggi. Masyarakat akan berjalan di bawah naungan dan keberkahannya. Ia akan mencapai maqom kakeknya, Umar bin Abdurrohman al-'Atthos.", kata Habib Sholeh.
Mendengar ini, ibu beliau pun merasa terhibur.
Sejak itu Habib Ahmad memperoleh perhatian khusus dari Habib Sholeh. Kadang bila melihat Habib Ahmad berjalan menghampirinya, Habib Sholeh berkata, "Selamat datang pewaris sir Umar bin Abdurrohman." Kemudian Habib Sholeh memboncengkan dia di tunggangannya.
Pada kesempatan lain Habib Sholeh berkata kepada beliau, "Kau mendapat madad khusus dari kakekmu Umar bin Abdurrohman."
PENGLIHATAN BATIN
Meski kehilangan kedua penglihatannya, Habib Ahmad bin Hasan tampak seperti orang yang dapat melihat dengan baik. Allah mengganti penglihatan lahiriahnya dengan penglihatan batiniah. Hal ini terbukti dalam beberapa peristiwa, baik ketika beliau masih kecil maupun setelah mencapai usia lanjut. Seakan Alloh SWT ingin menunjukkan kepada orang-orang yang hidup sejamannya makna firman-Nya:
"Karena sesungguhnya bukanlah mata yang buta, tapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada."
(Q.S. al-Haj, 22:46)
Sebagaimana manusia, semua hewan juga memiliki cahaya mata dhohir, tapi cahaya mata hati (bashiroh) hanya dimiliki oleh orang-orang yg telah dipersiapkan Alloh untuk dekat dengan-Nya. Habib Ahmad sering memberitahu hal-hal yang luput dari pandangan para sahabatnya.
(Bersambung)
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Wassalamu'alaikum wr wb
Sumber :
"Sekilas tentang Habib Ahmad bin Hasan al-'Atthos: Riwayat hidup, Wasiat dan Nasihat, Kisah & Hikmah, Do'a dan Amalan."
Oleh: Sayyidy al-Habib Novel bin Muhammad al-'Aydrus.
Penerbit: Putera Riyadi, Solo.
Thursday, June 22, 2006
K E B A I K A N
Assalamu'alaikum wr wb
GEMAH - SEMARANG. Di majlis pembacaan Rotib al-Haddad dan kitab Simtud Durror yang diasuh oleh Sayyidy al-Habib Idrus Assegaf beberapa hari yang lalu, Sayyidy al-Habib Umar al-Muthohar menyampaikan bahwa kejadian-kejadian yang akhir-akhir terjadi (hutan gundul, banjir, air rob dsb) akibat manusia yang dzolim (dijelaskan bahwa dzolim itu menempatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya). Semua itu ada aturannya, kalau aturan-aturan itu tidak diterapkan pada tempatnya maka kita telah berbuat dzolim dan mengakibatkan timbulnya "kiamat" di sekitarnya.
GEMAH - SEMARANG. Di majlis pembacaan Rotib al-Haddad dan kitab Simtud Durror yang diasuh oleh Sayyidy al-Habib Idrus Assegaf beberapa hari yang lalu, Sayyidy al-Habib Umar al-Muthohar menyampaikan bahwa kejadian-kejadian yang akhir-akhir terjadi (hutan gundul, banjir, air rob dsb) akibat manusia yang dzolim (dijelaskan bahwa dzolim itu menempatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya). Semua itu ada aturannya, kalau aturan-aturan itu tidak diterapkan pada tempatnya maka kita telah berbuat dzolim dan mengakibatkan timbulnya "kiamat" di sekitarnya.
Disampaikan oleh Sayyidy al-Habib Umar al-Muthohar bahwa Rosul Saw melarang buang air kecil di air sedikit yang menggenang, bisa menimbulkan "kiamat" bagi orang yang lewat (sebab bau yang ditimbulkannya). Penebangan hutan yang sembarangan juga mengakibatkan "kiamat" bagi banyak orang, air hujan yang seharusnya sebagian diserap tanam-tanaman jadi melimpah ke sungai hingga bisa timbul banjir besar, tanah longsor dsb. Air laut sudah sunnatulloh ada pasang, kalau dulu air pasang mengalir ke tambak-tambak maka sekarang tambak-tambak sudah hilang berganti dengan perumahan dan bangunan, air laut (disebut air rob) yang pasang mengalir memenuhi rumah-rumah kita. Kesalahan manusialah yang mengakibatkan banjir, tanah longsor, hutan gundul, air rob dsb itu, manusia tidak menempatkan pada tempatnya. Coba kalau hutan tidak digunduli saja, tapi dibarengi juga dengan reboisasi, maka insya Alloh tanah tidak longsor, air diserap tanaman, kemungkinan banjir bisa dikurangi. Begitu juga yang lainnya...tempatkanlah sesuatu itu pada tempatnya, aturannya, kalau tidak maka akan ada banyak orang kena akibatnya!
Bala' itu merata, maka demikian juga dengan hidayah juga merata, kurang lebih seperti itu Sayyidy al-Habib Shodiq Baharun berkata dalam majlis tiap Sabtu malam, Madadun Nabawiy. Hadir di majlis-majlis ilmu, majlis-majlis kheir, kalau diniatkan bahwa seandainya sebab hadir di majlis itu Alloh Swt memberikan hidayah-Nya, maka mohon agar hidayah itu dilimpahkan juga untuk kaum muslim muslimat lainnya. Hidayah Alloh itu merata.
Demikian juga panjenenganipun Abah Baidlowi (pengasuh PP Salafiyyah al-Munawir) menjelaskan di majlis Ahad pagi bahwa amal yang diketahui orang banyak itu baik, tapi amal-amal yang dirahasiakan insya Alloh juga baik. Beliau menyampaikan agar kita semua memperbanyak amal-amal yang dirahasiakan.
(Saat kiamat, bumi gempa dengan sehebat-hebatnya)
"Maka barang siapa berbuat KEBAIKAN sekalipun seberat zarroh NISCAYA ia akan melihat (balasannya)."
(Q.S. Al-Zalzalah : 7)
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Bala' itu merata, maka demikian juga dengan hidayah juga merata, kurang lebih seperti itu Sayyidy al-Habib Shodiq Baharun berkata dalam majlis tiap Sabtu malam, Madadun Nabawiy. Hadir di majlis-majlis ilmu, majlis-majlis kheir, kalau diniatkan bahwa seandainya sebab hadir di majlis itu Alloh Swt memberikan hidayah-Nya, maka mohon agar hidayah itu dilimpahkan juga untuk kaum muslim muslimat lainnya. Hidayah Alloh itu merata.
Demikian juga panjenenganipun Abah Baidlowi (pengasuh PP Salafiyyah al-Munawir) menjelaskan di majlis Ahad pagi bahwa amal yang diketahui orang banyak itu baik, tapi amal-amal yang dirahasiakan insya Alloh juga baik. Beliau menyampaikan agar kita semua memperbanyak amal-amal yang dirahasiakan.
(Saat kiamat, bumi gempa dengan sehebat-hebatnya)
"Maka barang siapa berbuat KEBAIKAN sekalipun seberat zarroh NISCAYA ia akan melihat (balasannya)."
(Q.S. Al-Zalzalah : 7)
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb