Assalamu'alaikum wr wb
Aku tertegun membaca ayat berikut :
"Dan ketahuilah bahwa harta bendamu, dan anak-anakmu itu hanya sebagai fitnah (ujian / cobaan bagimu). Dan sesungguhnya di sisi Alloh itu ada pahala yang paling besar."
(Q.S. Al-Anfal : 28)
Apalagi ditambah pesan dari seorang sahabat lewat surat yang menyampaikan wasiat Sayyidy al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, untuk pecintanya, Muhammad bin Abdulloh bin Zain bin Hadi Ba Salamah :
"Janganlah kau putuskan kehadiranmu di tempat-tempat yang baik karena alasan kesibukan dunia. Hati-hatilah, karena itu merupakan tipu daya setan. Hadirkanlah Alloh ketika sendirian. Sembahlah DIA, seakan-akan melihat-NYA; dan jika tidak melihat-NYA, sesungguhnya DIA melihatmu."
Ditambah :
"Pergunakan waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu!"
Saya makin tertegun...
Sejak saya, istri dan anak saya tinggal jauh dari orang-tua saya dan mertua saya, hampir-hampir saya jarang hadir di majlis-majlis ilmu dan majlas-majlas kheir. Siang saya dan istri kerja, anak kami dititipkan ke neneknya, sorenya kami jemput. Setelah cari makan, bungkus, kami pulang. Anak saya ada kebiasaan baru, lepas Maghrib sering rewel ndak mau bobok, dia senang digendong sambil diayun-ayun. Saya ndak tega meninggalkan istriku yang "kerepotan" menina-bobokan anak kami sendirian begitu.
Kalau saat itu pas ada majlis ilmu ya terpaksa saya ndak hadir...tapi saya bingung, sekarang saya dikaruniai anak ini jadi fitnahkah (ujian atau cobaan) bagi saya atau jadi sebab turunnya rohmatkah bagi saya?
Saya ndak tahu...tapi saya berharap jadi awal rohmat...
Lamat-lamat di kejauhan adzan Subuh mulai terdengar, saya tutupi kaki anak saya yang baru saja bobok dalam gendongan saya dengan selendang. Ibunya dari tadi mencuci pakaian di kamar mandi...saya jaga anak. Istri selesai mencuci dan mandi, saya gantian mandi dan wudlu. Saya sholat Subuh, istri menjemur cucian. Si kecil bobok di samping saya.
Kebetulan istri sedang "libur"...
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Aku tertegun membaca ayat berikut :
"Dan ketahuilah bahwa harta bendamu, dan anak-anakmu itu hanya sebagai fitnah (ujian / cobaan bagimu). Dan sesungguhnya di sisi Alloh itu ada pahala yang paling besar."
(Q.S. Al-Anfal : 28)
Apalagi ditambah pesan dari seorang sahabat lewat surat yang menyampaikan wasiat Sayyidy al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, untuk pecintanya, Muhammad bin Abdulloh bin Zain bin Hadi Ba Salamah :
"Janganlah kau putuskan kehadiranmu di tempat-tempat yang baik karena alasan kesibukan dunia. Hati-hatilah, karena itu merupakan tipu daya setan. Hadirkanlah Alloh ketika sendirian. Sembahlah DIA, seakan-akan melihat-NYA; dan jika tidak melihat-NYA, sesungguhnya DIA melihatmu."
Ditambah :
"Pergunakan waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu!"
Saya makin tertegun...
Sejak saya, istri dan anak saya tinggal jauh dari orang-tua saya dan mertua saya, hampir-hampir saya jarang hadir di majlis-majlis ilmu dan majlas-majlas kheir. Siang saya dan istri kerja, anak kami dititipkan ke neneknya, sorenya kami jemput. Setelah cari makan, bungkus, kami pulang. Anak saya ada kebiasaan baru, lepas Maghrib sering rewel ndak mau bobok, dia senang digendong sambil diayun-ayun. Saya ndak tega meninggalkan istriku yang "kerepotan" menina-bobokan anak kami sendirian begitu.
Kalau saat itu pas ada majlis ilmu ya terpaksa saya ndak hadir...tapi saya bingung, sekarang saya dikaruniai anak ini jadi fitnahkah (ujian atau cobaan) bagi saya atau jadi sebab turunnya rohmatkah bagi saya?
Saya ndak tahu...tapi saya berharap jadi awal rohmat...
Lamat-lamat di kejauhan adzan Subuh mulai terdengar, saya tutupi kaki anak saya yang baru saja bobok dalam gendongan saya dengan selendang. Ibunya dari tadi mencuci pakaian di kamar mandi...saya jaga anak. Istri selesai mencuci dan mandi, saya gantian mandi dan wudlu. Saya sholat Subuh, istri menjemur cucian. Si kecil bobok di samping saya.
Kebetulan istri sedang "libur"...
Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...
Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.