Friday, August 29, 2008

Buletin An-Nur - 14




Thursday, August 28, 2008

Buletin An-Nur - 13



Wednesday, August 27, 2008

Buletin An-Nur - 12



Buletin An-Nur - 11



Tuesday, August 26, 2008

Bike To Work Day

Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-3, Komunitas Pekerja Bersepeda Indonesia (Bike to Work Indonesia) mengajak masyarakat luas di seluruh penjuru nusantara untuk menggunakan sepedanya menuju tempat aktivitas pada hari Jum'at, 29 Agustus 2008.

Pada waktu tersebut, secara serentak dalam skala nasional para Pekerja Bersepeda akan melakukan kegiatan bersepeda menuju tempat aktivitas sambil mengkampanyekan gerakan Bike to Work bersama pemerintah daerahnya masing-masing.

Untuk wilayah Jadetabek, masyarakat luas diharapkan dapat bergabung pada penyelenggaraan peringatan B2W Day dengan tuan rumah Pemda DKI Jakarta, yang akan dipusatkan pada:

Hari & Tanggal : Jumat, 29 Agustus 2008
Waktu : Pk. 06.30 - selesai
Tempat : Pintu Barat Daya, Silang Monas Jakarta (pintu masuk seberang Gd. Indosat)

Untuk wilayah di luar Jadetabek, silakan hubungi koordinator wilayah masing-masing yang informasinya dapat diperoleh pada link berikut ini:

http://b2w-indonesia.or.id/index.php/B2W-Official-News/B2W-Day-2008.html

Untuk sekali itu di hari Jumat, 29 Agustus 2008 mari tinggalkan kendaraan pribadi anda di rumah dan gunakan sepeda. Bergabunglah bersama lebih dari 10 ribu pekerja bersepeda di seluruh Indonesia dalam meningkatkan kualitas kesehatan diri secara fisik maupun psikis, melakukan penghematan finansial maupun BBM dan pada saat yang sama anda melakukannya, anda sekaligus menghindari kemacetan lalu lintas, membuat udara menjadi lebih bersih, langit menjadi lebih biru, serta lingkungan menjadi lebih lestari. Dari kita untuk diri sendiri, untuk udara yang kita hirup, untuk tanah yang kita pijak serta untuk generasi penerus.

Salam berjuta sepeda di jalan raya bernaungkan langit biru.

Humas & Publikasi Komunitas B2W Indonesia
+rp


Let's act beyond green.
Let's Bike to Work.

http://b2w-indonesia.or.id

Buletin An-Nur - 10



Buletin An-Nur - 9



Monday, August 25, 2008

Ridho pada Allah, Islam dan Nabi Saw

Pucang Gading - Semarang. Ahad, 22 Syab'ban 1428 - 24 Agustus 2008, siang lewat jam 13 tahtim majlis ta'lim fiqh yang diadakan di kawasan Pucang Jajar perumahan Pucang Gading dimulai dengan dipimpin oleh habib Hasan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri. Untuk penutupan sementara ini, dibacakan maulid Diba'.

Majlis ini awalnya majlis ibu-ibu di sekitar sini, kata ustadz Zaid, lalu lama kelaman berkembang menjadi majlis umum, bapak-bapak pun hadir.

Diakhir acara, habib Hasan Aljufri menasehati agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah Swt karena kita sudah dijadikan umat Islam, umatnya Nabi Muhammad Saw, tanpa kita pinta. Sebagaimana dikatakan bahwa kita adalah umat terbaik, sebaik-baiknya umat yang mengajak kepada kebaikan.

Manisnya merasakan iman adalah dengan kita ridho (menerima tanpa menggerutu) terhadap apapun ketentuan Allah Swt kepada kita, ridho kepada Allah Swt terhadap apa yang kita alami tanpa menyalahkan Allah Swt. Lalu kita ridho terhadap islam sebagai agama kita, ridho terhadap aturan-aturan islam tanpa menyalahkan aturan-aturan tersebut sebagai aturan yang ketinggalan jaman, aturan yang kuno. Islam tidak begitu, justru islam mengatur jaman, bukan jaman yang mengatur islam. Terakhir ridho terhadap nabi Muhammad Saw sebagai nabi kita, nabi terakhir, nabi awal pimpinan semua nabi dan rasul, ridho terhadap semua perintah nabi Muhammad Saw tanpa membantah dengan alasan sudah tidak sesuai dengan jaman. Kita taat kepada perintah nabi Muhammad Saw lewat kholaf, kholaf lewat salaf hingga bersambung kepada nabi Muhammad Saw.

Ramadhan berasal dari kata puncak dari musim panas yang mana berguguranlah daun di saat panas seperti ini. Diharapkan dengan puasa dsb itu dosa-dosa kita berguguran seperti bergugurannya dedaunan, gugur dan berganti menjadi amal-amal yang jauh lebih indah dan suci di hari raya nanti seperti bayi bersih dari dosa. Ada dua hal nikmat bagi orang yang berpuasa, yaitu nikmat saat dia berbuka dan nikmat di saat dia bertemu dengan Allah Swt nanti.

Kalau kita tidak bisa menambah pahala kita di bulan Ramadhan nanti maka jangan menambah dosa kita! Kalau bisa menghindari maksiat tanpa bisa menambah amal maka tambahkan di kemudian hari dengan sedikit amal lalu pelan-pelan ditambah lagi. Dan jangan melakukan hal yang bisa menghilangkan pahala puasa yaitu :
1. Ghibah
2. Namimah
3. Sumpah palsu
4. Melihat dengan syahwat

Semoga kita ditakdirkan oleh Allah Swt agar sampai di bulan Ramadhan, semoga kita ditakdirkan diakhirkan oleh Allah Swt dengan khusnul khotimah, semoga Allah Swt mentakdirkan kkeluarga dan keturunan kita kelak menjadi orang-orang yang sholeh sholehah, ahlul kher, ahlul ilmu, ahlul ibadah, ahlul amal, ahlul da'wah, dikumpulkan dengan kaum yang baik dan dengan nabi Muhammad Saw. Amin.

Lihat dan Rasakan !

Blora. Sabtu pagi, 21 Sya'ban 1428 - 23 Agustus 2008, kami berangkat dari Semarang berempat ke Blora dalam rangka menolong orang sekaligus berziarah ke makam saudara salah satu diantara kami.

Kami ditunjukkan bahwa Allah Maha Besar dengan segala macam ciptaan-Nya yang kita tidak ada kemampuan untuk memahami semuanya kecuali dikehendaki oleh Allah Swt untuk paham. Allah Maha Benar dengan segala ketetapan-Nya, berbeda dengan makhluq-Nya, sebab memang begitu seharusnya yaitu Tuhan harus berbeda dengan makhluq-Nya. Kebenaran pada Tuhan adalah mutlak dan tidak bakal keliru! Lain dengan kebenaran pada makhluq, sangat teramat relatif sekali karena kebenaran untuk si A tidak bakal sama persis dengan kebenaran untuk si B, demikian juga untuk si C pasti akan lain nilai kebenaran untuknya.

Yang benar menurut makhluq belum tentu benar menurut Allah Swt, yang salah menurut makhluq belum tentu salah menurut Allah Swt. Makhluq tidak dapat lepas dari sifat keliru, khilaf, salah dan benar, kita tidak bisa menghakimi bahwa seseorang yang tidak sejalan dengan kita pasti keliru mutlak, salah besar dan berdosa lalu masuk neraka, tidak bisa begitu! Kenapa? Sebab yang kita lihat hanya permukaannya saja, kita belum melihat ke kedalaman niat dan hatinya. Yang bagus permukaannya belum tentu bagus dalamnya, yang jelek permukaannya belum tentu jelek dalamnya!

Lagipula kita tidak tahu apakah yang Allah Swt kehendaki dari orang tersebut dan dari kita. Kita juga tidak tahu bagaimana kita dan dia diakhirkan. Hanya Allah Swt Yang Maha Mengetahui bagaimana kita diakhirkan.

Kalau kita melihat seseorang melakukan hal yang tidak biasa kita lakukan, jangan terburu-buru menyalahkannya jika kita tidak mempunyai ilmu tentang hal tersebut, jika kita tidak mempunyai ilmu yang bisa membuat mereka lebih baik lagi maka jangan menyalahkannya, lebih baik kita lihat saja lalu diam. Biarkan mereka memakai cara mereka, tapi selama itu tidak bertentangan dengan syari'at (tapi berbeda dengan kebiasaan kita) maka biarkan saja. Biarkan dia memilih jalannya dan kita tetap di jalan kita. Sisanya serahkan kepada Allah Swt, lihat semua itu sebagai karunia dari Allah Swt untuk kita bahwa kita sudah ditunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya lewat berbagai hal yang dilakukan ciptaan Allah Swt.

Kalau kita mempunyai kemampuan untuk menasehati agar mereka menjadi lebih baik lagi maka itu sangat dianjurkan.

Semua itu berakhir pada kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah Swt. Allah Swt Maha Suci maka bersyukurlah kepada Allah Swt kita dikaruniai berbagai hal yang sangat istimewa yang membuat kita makin sadar bahwa kita sesungguhnya sangat lemah, kita membutuhkan Tuhan. Lalu kita makin meyakini bahwa hanya Allah Swt yang patut disembah yaitu Allah Swt Yang Maha Besar. Semakin kita mengetahui lebih banyak hal lagi maka kita akan semakin merasa bodoh di hadapan Sang Maha Hebat Allah Swt, sungguh betapa Maha Agung Allah Swt yang menciptakan alam ini dengan semua kelengkapannya ini.

Subhanallah...alhamdulillah...la illaha illallah...Allahu akbar.

Sorenya kami sampai kembali ke Semarang.

Sunday, August 24, 2008

Ahlan Wa Sahlan Fin Nabi

Rawasari - Semarang. Desa ini memang lumayan besar, terletak di selatan Pedurungan hampir berbatasan dengan Demak. Alam dan suasananya masih alami, masih banyak pepohonan dan perkebunan. Penduduknya pun masih asyik, masih kental gotong royongnya, masih sangat peduli sesamanya. Rumah-rumah di sini belum banyak yang bercorak modern, kebanyakan masih bergaya joglo ala pedesaan Jawa tapi meski bergaya lawas tetap tidak bisa menutupi keindahan penghuninya. Penduduknya pun masih senang menghadiri pengajian umum atau pun khusus.

Seperti malam Sabtu lalu (21 Sya'ban 1428 - 22 Agustus 2008), masyarakat di Rawasari berduyun-duyun menghadiri majlis tahtim pembacaan Ratib Alhaddad dan Maulid Simthud Durrar yang diasuh oleh habib Hasan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri dan ustadz Ihsan Turmudzi Alhafidz. Tidak hanya pemuda saja yang hadir tapi juga beliau-beliau yang berusia lanjut baik kakek atau nenek sangat bersemangat berjalan beramai-ramai datang, duduk, mengikuti alunan irama maulid dan qoshidah yang dibawakan bergiliran.

Nama majlis ta'lim ini adalah Ahbabun Nabi, diadakan setiap 35 hari sekali (selapanan = bahasa Jawa) bergiliran antar Mushola dan Masjid setempat yang letaknya lumayan berjauhan. Meski berjauhan sama sekali tidak mengurangi semangat mereka untuk hadir mendapatkan barokah dari habaib dan para ulama', barokah berupa ilmu dan sebagainya.

Oleh ustadz Ihsan Turmudzi Alhafidz penduduk Rawasari didekatkan dengan para habaib, khususnya habib HAsan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri ini, terbukti hingga saat ini hampir setahun majlis ini berlangsung mereka tidak bosan menghadiri majlis ini dan malam itu pun mereka dengan nikmat tetap duduk hingga hampir jam 23 mendengarkan mauidhoh hasanah (nasehat yang baik) dari habib Hasan dan kyai Imam Suyuti.

Habib Hasan mengingatkan agar kita memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan yang sebentar lagi datang, baik ibadah wajib maupun sunnah. Nilai pahala ibadah sunnah dijadikan seperti ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib dilipat-gandakan. Ramadhan bulan yang sangat mulia, kemuliaan bulan Ramadhan bahkan menjadikan bau mulut kita yang puasa di siang hari wangi melebihi bau minyak kasturi di sisi Allah Swt dan semua pekerjaan yang dilakukan bukan karena Allah Swt maka baunya akan sangat busuk.

Dikatakan oleh habib Abdullah bin Alwi Alhaddad bahwa barang siapa yang mencintai kami , mengikuti kami maka tidak akan kami lupakan dia, bahkan akan kami tolong meski sudah meninggal sehingga dia terhindar dari adzab kubur. Untuk itu kita harus memperbanyak dzikir (ingat) kepada Allah Swt, dijelaskan bahwa barang siapa orang yang tidak mempunyai dzikir dalam hidupnya maka dia bagaikan hewan. Maka barang siapa tidak ingin seperti hewan, berdzikirlah meski tidak banyak asal istiqomah (langgeng, terus menerus). Al istiqomah alfi karomah, satu istiqomah sama dengan 1.000 karomah.

Sesungguhnya manfaat dzikir itu sangat banyak bermanfaat buat kita dan sangat berat timbangannya di mizan nanti bahkan gunung pun tidak akan kuat, akan hancur, manakala dijatuhkan Alqur'an ke atasnya. Alqur'an adalah sangat baik untuk dijadikan sarana dzikir kita mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Ingat jangan sampai kita tidak punya dzikir, jangan sampai kita tidak ingat kepada Allah Swt sebab barang siapa tidak berdzikir hatinya maka dia bagaikan mayat hidup meski belum meninggal! Oleh karena itu kita harus membersihkan diri sebelum masuk ke bulan Ramadhan, memasuki bulan istimewa kita harus mempersiapkan diri dengan ber-istighfar di bulan Rajab, lalu ber-shalawat di bulan Sya'ban. Semua itu untuk menyucikan diri kita dhohir dan batin.

Salah satu hikmah puasa adalah ikut merasakan bagaimana rasa yang dirasakan kaum faqir setiap harinya. Kaya atau miskin kita mestinya harus bersyukur sebab dunia seisinya adalah milik Allah Swt. Orang miskin dikatakan sebagai keluarga Allah Swt maka barang siapa tidak menolong keluarga Allah Swt padahal dia mampu untuk menolongnya maka Allah Swt akan murka kepada dia. Banyak-banyaklah berdo'a agar kita selamat, terutama di saat sholat. Kalau dikatakan sholat adalah tiang agama, kenapa kita tidak bisa menikmati sholat? Salah satu penyebabnya adalah makanan yang haram dan syubhat (diragukan kehalalannya).

Dikisahkan bahwa habib Hasan Jamalullail tidak mau membaca Alqur'an di siang hari, kita tentu heran sebab sangat dianjurkan membaca Alqur'an di bulan Ramadhan lalu kenapa beliau tidak mau membacanya? Demikian juga murid beliau tapi tidak berani bertanya.

Suatu saat ketika di malam hari habib Hasan Jamalullail tertidur, seorang murid mendekati beliau dan melihat dari mulut beliau keluar semacam busa. Dia lalu menjulurkan tangannya dan menyentuhkan jarinya mengambil busa itu karena penasaran, dijilatnya busa tersebut. Dan ternyata rasa busa yang keluar dari mulut mulia habib Hasan Jamalullail sangat manis melebihi madu!

Habib Hasan Jamalullail terbangun dan bertanya apa yang dia lakukan, ketika dikatakan alasan murid beliau itu, habib Hasan Jamalullail menerangkan bahwa itulah sebabnya beliau tidak membaca Alqur'an di siang hari sebab setiap beliau membaca Alqur'an akan keluar dari mulut beliau madu yang akan membuat perut beliau kenyang. Kalau ini terjadi di siang hari maka beliau tidak akan merasakan nikmatnya lapar seperti kaum faqir, oleh karena beliau ingin merasakan nikmatnya lapar maka beliau tidak mau membaca Alqur'an di siang hari agar madu tidak mengenyangkannya. Beliau membaca Alqur'an di malam hari.

Selain itu jangan lupa latihan menikmati sholat, dikisahkan imam Ali bin Abi Thalib Kwh saat terkena anak panah, beliau lalu sholat dan meminta agar anak panah itu dicabut ketika sholat. Beliau tidak merasakan sakit sama sekali saat anak panah itu dicabut, kenapa? Karena beliau khusyuk dalam sholat, yang beliau rasakan hanya nikmat bercakap-cakap dengan Allah Swt, tidak merasakan yang selain itu sehingga beliau tidak merasakan sakit.

Habib Hasan bin Abdurrahman mengakhir tausyiah beliau dengan do'a, lalu dilanjutkan dengan tausyiah dari kyai Imam Suyuti yang mengingatkan agar kita berbaik sangka kepada siapa saja dan agar kita menjadi mukmin yang kuat.

Friday, August 22, 2008

Tahun Depan Tambah Besar

Habib Alwi : Tahun Depan Majlis ini Bertambah Besar

SEMARANG - GEMAH. Kali ini tidak seperti biasanya, acara pembacaan maulid Nabi Muhammad Saw (Simthud Durrar) malam ini dimulai sehabis Isya’ dengan mengundang lebih banyak tamu. Majlis yang dipimpin oleh Alhabib Alwi bin Abdullah Alhasni ini sekaligus penutupan sementara menyambut Ramadhan yang tinggal beberapa hari ke depan.

Acara diawali dengan dibacakan ratib Alhaddad karya Alhabib Abdullah bin Alwi Alhaddad oleh habib Alwi Alhasni setelah halaman depan rumah ustadz Catur dipenuhi tamu undangan. Lalu dilanjutkan dengan maulid Simthud Durrar dengan diselingi qoshidah-qoshidah. Ustadz Taufiq dan ustadz Wahib hadir dan duduk di sebelah habib Alwi Alhasni. Sebelumnya habib Alwi mengatakan bahwa tahun depan insya Allah akan diadakan yang lebih besar lagi, tamu penceramah rencananya akan didatangkan.

Majlis ini merupakan bentukan habib Alwi Alhasni setelah berdakwah dengan masyarakat Gemah, khususnya mereka yang tinggal di tepian sungai Pintu. Beliau sangat aktif dan dakwah beliau lebih ke arah pendekatan personal sehingga masyarakat menerima kehadiran dan dakwah beliau. Ada beberapa orang yang kurang menerima tapi itu wajar.

Koleksi Foto Surabaya

Searah jarum jam, atas ke bawah, ki-ka :
Stasiun Gubeng, papan nama makam Sunan Ampel, gerbang makam Sunan Ampel, mimbar di Masjid Sunan Ampel, pintu air Jagir, Masjid Sunan Ampel.

Koleksi Foto Haykal

Buletin An-Nur - 8




Suasana Hati

Oleh : Bapak Ngestu Raharjo

Ya ... terkadang kita merasa nyaman di suatu tempat tertentu untuk kemudian tidak; tapi belakangan -- entah kenapa -- kita ingin kembali lagi ke tempat itu -- apakah untuk sekedar bernostalgia atau setelah 'ngeh' kalau di tempat lain ternyata tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya dan teringat lagi dengan tempat itu.

Begitulah, suasana hati seringkali berubah-ubah dengan cepat. Dan kalau kita hanya menuruti suasana-hati itu, tidak pelak lagi kita jadi bulan-bulanan, selalu diombang-ambingkan sesuka hatinya. Alih-alih menemukan ketenteraman hati, ketenteraman itu malah kian menjauh dan menjauh dari kita.


Padahal, untuk bisa benar-benar bisa beristirahat dengan tenteram dan damai, kita cukup kembali pada Diri Sendiri. Namun, prakteknya sungguh tak semudah mengatakannya.

Indahnya Warna-Warna Lain

Kita berada di dalam kumpulan besar jutaan bahkan tidak terhingga macam warna pemahaman dengan berbagai sifat yang dibawa mereka masing-masing. Secara umum, sadar atau tidak, kita termasuk di dalam salah satu warna itu.

Pemahaman tentang ke-Tuhan-an dan berbagai hal yang lebih detail lagi sangat mudah bercampur manakala bertemu dengan warna yang lain. Di awal, mengenal berbagai macam pemahaman ke-Tuhan-an adalah tidak terlarang, boleh-boleh saja, tetapi seandainya malah berakibat berubahnya pemahaman kita tentang Sang Maha Kuasa maka lebih baik jangan dulu mengenal mereka. Biarkan saja, perkuat dulu keyakinan kita, kokohkan dulu iman kita.

Mengenal pemahaman lain itu butuh pondasi yang kuat agar tidak mempengaruhi diri kita, pondasinya adalah keyakinan kita kepada Allah Swt. Bukan sempurna tapi kalau kita cukup yakin tidak akan terpengaruhi maka boleh mengenal berbagai macam aliran pemahaman. Di saat seperti itu pengenalan kita kepada berbagai pemahaman akan membuat kita semakin yakin kepada Allah Swt, semakin menghinakan diri kita, semakin menyucikan Allah Swt.

Melihat dan mengenali berbagai pemahaman ini membut kita akan membedakan yang perlu dibedakan dan menyamakan yang perlu disamakan. Membedakan dan menyamakan ini bukan untuk menyalahkan tapi sekedar untuk mengenal di mana jalan kita. Jalan kita berada diantara mereka bahkan kadang kala terhalang oleh mereka, oleh karena itu kita perlu menyibak kalau tertutupi. Cukup sibak saja dan jangan memotong, asal cukup membuat kita tahu di mana kelanjutan jalan kita maka cukup begitu.

Tetapi jangan terlena sampai di situ saja, jangan terlena menikmati pemahaman-pemahaman lain saja, jangan hanya merasa cukup dengan sampai di sini, teruskan membangun keyakinan kita dengan berbagai macam amal ibadah yang bersambung kepada Rasulullah Muhammad Saw.

Thursday, August 21, 2008

Aku, diri-Ku dan Tuhan..


Oleh : Ustadz Yudi

Diriku tahu ketika aku memohon kepada Tuhan..
Ia lebih dekat dengan-Nya ketimbang aku,
aku wirid seribu kali, dia cuma bilang Oh..Tuhan..
wiridku menyatu dalam gumamnya

Tuhan duduk bersama diriku mengawasi aku..
bahkan bercengkrama tentang apa yang akan menimpa ku
tapi indera ku tak mampu menangkap
suara "mereka" yang begitu dekat

ku coba mengakrabimu Tuhan..
ku coba mengenali diriku..

Buletin An-Nur - 7




Jagalah Milik Kita, Jangan Lalai !

Benar jika dikatakan bahwa masa lalu adalah hal yang terjauh dari kita. Meski baru sebentar tapi hal-hal yang sudah terjadi (yang sudah kita lakukan) tidak bisa kita ulangi lagi.

Jika yang sudah kita lakukan adalah suatu kebaikan maka bersyukurlah kita sudah diijinkan untuk melakukan kebaikan oleh Allah Swt, tapi jika yang sudah kita lakukan adalah suatu keburukan maka kita harus menyesal sudah melakukan keburukan. Penyesalan ini bukan karena tidak menerima ketetapan Allah Swt tapi sekedar menyesali bahwa kita sudah tidak berbuat baik, kita bermohon agar tidak dimasukkan ke dalam kelompok orang yang lalai menjaga amanah Allah Swt.

Meski keburukan atau kesalahan bisa diperbaiki di kemudian hari tapi tetap tidak bisa diulangi dengan persis layaknya kita mengulangi rekaman VCD, kita tidak akan pernah bisa kembali ke masa lalu dan mengulangi waktu yang sudah kita sia-siakan. Tiap waktu membawa keberkahan masing-masing, karena itu mulai dari sekarang jagalah apa yang kita punya dengan penjagaan yang baik dan kita mesti berhati-hati, genggamlah erat-erat jangan dilepaskan sebelum terlambat dan akhirnya kita sadar setelah hilang dari tangan kita yang mana membuat kita kecewa di kemudian hari.

Tuesday, August 19, 2008

Tiga Macam Orang

Habib Ghozi bin Ahmad bin Mushthofa Shihab :

(Disampaikan dalam acara tahtiman majlis pembacaan Maulid Simthud Durror di rumah ustadz Marno – Semarang).

Alhamdulillah kita semua dikumpulkan di dalam majlis ini. Alhamdulillah kami baru saja sampai dari perjalanan ziaroh ke Hadramaut – Yaman (bersama Habib Ahmad bin Zain Aljufri selama kurang lebih 9 hari). Kami berangkat diiringi dengan hujan, sampai di Jakarta disambut hujan dan pulang juga disambut dengan hujan, semoga hujan ini membawa barokah untuk kita sekalian. Amin.


Habib Salim Asy-Syatiri berkata bahwa orang yang mencintai sesuatu atau seseorang maka dia akan dikumpulkan dengan yang dicintainya. Di Hadramaut, saat Nishfu Sya'ban setelah Ashar di pemakaman Zanbal dibacakan Qur'an surat Yasin, lalu Qur'an surat Alfatihah 3X dan ceramah tentang betapa beruntungnya kalian yang ada di dalam majlis dimana berkumpul banyak orang dari segala penjuru.


Pada bulan Sya'ban ini tidak dikabulkan do'a orang yang tidak patuh dan taat kepada orang-tuanya, tidak dikabulkan do'a orang yang berzinah, lalu yang berghibah (bergosip).

Dikatakan oleh Habib Salim Asy-Syatiri bahwa di dunia ini ada 3 jenis orang yaitu :



  1. Orang yang baik tapi berakhir buruk.


  2. Orang yang buruk sejak awal tapi berakhir dengan baik.


  3. Orang yang baik sejak awal hingga akhir.



Semoga kita termasuk orang yang sejak awal baik dan diakhirkan oleh Allah Swt dengan akhir yang baik. Amin.

Allah Sayang Kita

Sesungguhnya Allah Swt Maha Hebat dengan segala firman-Nya, Allah Swt menciptakan berbagai macam makhluq lengkap dengan segala keindahannya dan keunikannya masing-masing.

Terkadang diantara kita bermaksud baik tapi tatkala disampaikan didapatkan hasil yang mengecewakannya, kenapa begitu? Karena mereka menyampaikan dengan kata-kata yang kurang cocok dengan situasi, mereka menempatkan kemarahan pada kata-kata mereka, tulisan mereka sehingga bukan hasil yang menyenangkan yang mereka terima tapi justru hasil yang mengecewakan yang mereka terima.

Maksud baik tidaklah terlihat manakala kita sembunyikan di balik kemarahan meskipun hanya sekedar lewat tulisan. Makna tulisan sebenarnya sama dengan kata-kata, sedangkan kata-kata adalah cerminan perwujudan isi hati, kalau disampaikan dengan tinta kemarahan adalah kemarahan juga yang kita dapatkan.

Tapi ketika salah satu mengalah dan coba bertafakur bagaimana seharusnya maka berbuatlah dengan lebih baik dan kalau kita tidak bisa memadamkan kemarahan orang lain yang masih menyala maka biarkan saja. Biarkan dia dan do’akan dia sebab dia sebenarnya sedang membutuhkan pertolongan sebab dia sedang terbakar api yang kobarannya menutupi keindahan yang terpampang di hadapannya.

Diamlah dan kata-kata atau pun tulisan adalah tidak perlu di saat seperti ini, tapi perlakukan dia dengan baik dengan semaksimal apapun yang kita bisa. Apapun dia dan bagaimanapun cara dia menyampaikan, pahami bahwa sebenarnya maksud dia baik. Sayangi dia sebagaimana dia disayangi Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt menyayangi kita dengan bentuk perwujudan rasa sayang yang tidak bisa kita bayangkan dengan akal pikiran kita.

Ya Allah, ma’afkan kami dan ampunilah dosa-dosa kami, tetapkanlah kami di jalan yang lurus ya Rob. Selamatkanlah kami dan keluarga kami hingga akhir jaman. Amin.

Buletin An-Nur - 5



Ayo Kita Awali, Anakku !

Duhai anakku,
Malam Nishfu Sya’ban lalu bapak melihat seorang anak kecil berkacamata. Ketika bapak tanya kepada pakdhe Bakir siapa dia, dijawab itu saudaranya. Anak itu sudah hafal 4 juz Alqur’an. Bapak kagum padahal dia masih kecil, baru lulus SD. Dia menunda sekolahnya hingga dia menghafal seluruh Alqur'an, setelah itu dia akan meneruskan belajar di pondok pesantren di Sarang sekaligus sekolah.

“Cepat ya, mas!”, kata bapak kepada pakdhe.

“Iya lha wong sudah ada jalurnya!”, kata pakdhe Bakir.

Iya bapak lihat memang lihat keluarga besar anak itu keluarga yang senang mengaji, keturunan ustad dan kyai serta penghafal Alqur’an. Tapi bukankah dalam setiap hal selalu ada awalnya duhai Anakku? Seandainya kita melakukan kebaikan, selalu ada awal untuk kebaikan yang kita lakukan dan ini akan diikuti berbagai kebaikan lain yang dilakukan oleh keluarga kita, demikian hal ini berjalan bersambungan hingga seterusnya tersebar kebaikan ini menjadi kesukaan keluarga besar kita.

Kalau anak tadi berasal dari keluarga penghafal Alqur’an maka tentu ada diantara kakek dan neneknya yang mengawali menjadi penghafal Alqur’an terlebih dulu, lalu menikah dengan mereka yang berasal dari kesukaan yang sama hingga akhirnya kesukaannya ini diturunkan kepada anak cucunya sehingga keluarga besarnya menjadi penghafal Alqur’an.

Duhai anakku,
Kita berasal dari keluarga yang tidak sama dengan mereka tapi bukankah selalu ada kesempatan kalau kita punya niat? Kalau kita kita punya cita-cita yang baik, ayo kita mulai anakku mulai dari sekarang! Kita mulai dari bapak yang akan berusaha semaksimal mungkin memperbaiki yang keliru dari bapak, lalu kau akan mengikuti yang baik dari bapak.

Kita awali dengan yang terbaik anakku, bapak ingin melihatmu menjadi seorang yang sholeh, kalau diijinkan Allah Swt bapak ingin melihatmu menjadi penghafal Alqur’an duhai anakku. Meski tidak mudah sebab butuh perjuangan tapi bapak tidak putus asa duhai anakku, sesulit apapun akan bapak coba mengantarkanmu menjadi seseorang yang jauh lebih baik daripada kami orang-tuamu.

Duhai anakku,
Sekarang, bersenang-senanglah dulu duhai anakku sebab usiamu belum genap 3 tahun, nikmatilah apa yang membuatmu senang anakku, bapak akan selalu berusaha membuatmu tertawa. Tidak akan bapak biarkan kau menangis sekarang duhai anakku! Belum saatnya kau menangis, tertawalah dulu semaumu sebab tawamu membuat bapak kuat duhai anakku, kerianganmu membuat dunia semakin indah, kelincahanmu membuat bapak semakin berani menempuh hidup.

Bermain-mainlah dulu anakku...

Mengikuti Nabi yang Mulia

Habib Umar Almuthohar :

(Disampaikan dalam acara tahtim selapanan majlis di Pucang Gading –Semarang bersama Alhabib Hasan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri)

Ada pertanyaan kenapa Maulid Nabi Muhamamd Saw sering dibaca, ada acara ini baca Maulid, ada acara itu baca Maulid? Membaca Maulid itu sama dengan membaca sejarah Nabi Muhammad Saw. Setiap hal yang diajarkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw itu adalah yang terbaik buat kita, maka sebab itu setiap saat adalah pantas dan wajar kita membaca Maulid Nabi Muhammad Saw. Oleh sebab itu jangan ditinggal maulid, manaqib serta mendengarkan ceramah nasehat dari kaum ‘alim.

Mengikuti Nabi Muhammad Saw pasti mulia, tapi barang siapa mengaku Nabi bakal celaka dunia akhirat dan termasuk mereka yang mengikuti Nabi palsu tersebut. Nabi Muhammad Saw itu istimewa seperti yang diberitakan di dalam maulid, lalu kenapa masih mencari Nabi lain? Tidak usah mencari Nabi lain, ikuti saja Nabi Muhammad Saw. Urusan agama kita tinggal ikut Nabi Muhammad Saw saja (lewat salafush sholeh, ulama dan guru kita). Ikut Nabi Muhammad Saw dan perbaiki akhlaq kita!

Seperti misalnya Isra’ Mi’raj, pelajaran yang didapat dari Isra’ Mi’raj adalah sangat banyak sebab perjalanan ini adalah kumpulan dari banyak hal yang sangat bermanfaat bagi kita. Pelajari, pahami dan amalkan! Diceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw naik buroq, naik buraq itu maknanya kita naik jalannya Rasulullah Muhammad Saw, lalu meniadakan tuhan selain Allah Swt dan meyakini bahwa hanya Allah Swt satu-satunya Tuhan.

Untuk itu kita perlu ilmu, lalu kita perlu guru sebagai tempat bertanya dikala kita tidak tahu. Bertanyalah tentang ilmu kepada guru tapi tentunya dalam bertanya harus tetap ada adab dan bertanyalah dengan benar. Bertanyalah yang mana pertanyaan itu akan mendatangkan ilmu dan manfaat buat kita. Dengan guru kita akan disampaikan kepada syariat, thoriqoh, hakikat dan ma’rifat. Guru tidak boleh sembarangan, jangan lihat darimana dia tapi lihat siapa dia, kalau dia dulu belajar dari si fulan, dan si fulan belajar dari syaikh fulan dst hingga sampai ke Rasulullah Muhammad Saw maka dia pantas dijadikan guru.

Dan jangan lupa ziarah, ziarah itu ada 3 macam, yaitu :

1. Ziarah untuk mengingat maut.
2. Ziarah untuk kirim do’a.
3. Ziarah untuk bertawasul.

Ziarah untuk mengingat maut, boleh kepada siapa saja asal di sana mengingatkan kita pada kematian lalu kita bertaubat akan dosa-dosa kita. Untuk ziarah ingat mati, kirim doa sekaligus untuk tawasul hanya boleh dilakukan pada makam para Nabi dan Rasul, Waliyullah saja. Untuk tempat petilasan para wali tidak boleh dijadikan untuk tawasul (perantara) tapi boleh untuk tempat tabarukkan.

Semua itu kembali kepada : Tidak ada Tuhan selain Allah Swt.

Orang yang bertaubat dicatat Allah Swt sebagai orang yang tidak pernah berdosa sebelumnya. Lihatlah jaman sekarang sudah banyak tanda-tanda kiamat terjadi, segeralah bertaubat jangan sampai terlambat!

Malam Nifshu Sya'ban

Habib Hasan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri :

(Disampaikan setelah pembacaan surat Yasin dalam acara Nishfu Sya’ban di Masjid Menara – Semarang)

Allah Swt memuliakan kita di tempat yang mulia ini, berapa banyak mereka yang masuk di tempat ini dari kalangan salafush sholeh, para waliyullah, ‘alim dsb. Tempat ini sudah banyak dipakai sebagai tempat ibadah. Kita sekarang berada diantara waktu Maghrib dan Isya’ yang merupakan waktu yang mulia untuk berdo’a kepada Allah Swt. Malam ini tidak ditolak do’a kita, malam ini dilaporkan amal ibdah kita dalam setahun.

Di dalam sebuah kitab dijelaskan bahwa Nabi Isa As suatu ketika heran melihat keindahan sebuah gunung, betapa menakjubkan gunung itu. Allah Swt lewat malaikat Jibril As berfirman kepada Nabi Isa As bahwa ada ciptaan Allah Swt yang jauh lebih indah daripada gunung tersebut. Lalu oleh malaikat Jibril As ditunjukkan kepada Nabi Isa As, gunung tersebut terbelah menjadi dua, di dalamnya ada batu besar dan batu besar itu pun terbelah. Di dalam batu besar itu ada seorang tua yang berdiri memegang tongkatnya, di dekatnya tumbuh pohon anggur.

Ketika ditanya apa yang dia lakukan di dalam batu itu, dia menjawab bahwa dia menghabiskan waktunya selama beratus-ratus tahun di dalam batu hanya untuk beribadah kepada Allah Swt, dan pohon anggur di sebelahnya sebagai makanannya selama ini. Dan, Nabi Isa As semakin takjub kepada Allah Swt.

Lalu Allah Swt menunjukkan lagi sesuatu yang lebih indah lagi dari apa yang baru saja beliau lihat yaitu malam Nishfu Sya’ban dimana malam ini pahalanya sangat banyak dan tidak ditolak segala ibadah dan do’a kita.

Semoga Allah Swt mengabulkan hajat kita dan mengampuni dosa kita.

Friday, August 15, 2008

Untuk Anakku...

Duhai anakku,
Ketahuilah bahwa kita harus menghormati keluarga Rasulullah Muhammad Saw, anak cucu beliau Saw dari sayyidina Hasan dan sayyidina Husein putra sayyidina Ali bin Abi Tholib dan sayidatina Fathimah Az-Zahro.

Disebutkan oleh Rasulullah Muhammad Saw bahwa beliau Saw meninggalkan warisan kepada umatnya Saw ada dua yaitu Alqur’an dan anak cucu Rasulullah Muhammad Saw. Ulama mengatakan bahwa kedua warisan Rasulullah Muhammad Saw itu utama dan tidak seharusnya ditinggalkan atau diabaikan sebab dari keduanya membawa ajaran agama yang akan menyampaikan kita kepada Allah Swt.

Duhai anakku,
Mereka adalah mutiara sebab mereka adalah bagian dari mutiara nan cemerlang yaitu Rasulullah Muhammad Saw, keindahan mereka sangat sulit diketahui secara sempurna dan selalu ada keindahan setelah keindahan. Seandainya sebuah mutiara besar pecah hingga berkeping-keping dan tinggal serpihan, maka serpihan kecil itu pun tetap akan disebut dengan mutiara dengan segala keindahannya dan sangat berharga.

Meski kau sudah berkumpul lama dengan mereka tapi kau tidak akan pernah bosan, kau akan selalu mendapat yang terbaru dari mereka dan kau akan mendapatkan yang indah dari mereka meski kau sudah mendapat yang indah. Kau akan terkejut dengan keindahan yang lain dari mereka, kau akan merasa baru mengenal mereka, kau akan merasa belum mengenal mereka sebab kau selalu saja akan menemukan hal indah yang baru dari mereka.

Duhai anakku,
Ambillah ilmu dari mereka sebab ilmu mereka bersambung dengan rantai emas yang kokoh hingga kepada Rasulullah Muhammad Saw. Jalur mereka indah sebab mereka menghiasinya dengan berbagai keindahan-keindahan ilmu, akhlaq, adab dan amal. Jangan minta mereka datang ke tempatmu tapi kau datanglah kepada mereka, rendahkan dirimu di hadapan mereka demi tersambungnya dirimu ke dalam rangkaian kokoh mereka. Dengarkan perintah-perintah mereka, lakukan dengan hati yang gembira sebab kau dimuliakan dengan melakukan berbagai perintah dari orang yang mulia, dari kelompok yang mulia yang bersambung nasab dan ilmunya kepada insan termulia Rasulullah Muhammad Saw.

Sesungguhnya tidaklah kau rendah di mata masyarakat karena kepatuhanmu kepada mereka atau karena kerendahan dirimu kepada mereka, justru masyarakat akan memuliakanmu tanpa kau sadari. Ketika kau layani orang mulia maka kau akan ikut tertular kemuliaan mereka, apalagi kalau kau mengikuti ilmu dan amal mereka maka akan bertambah kemuliaan yang kau dapat, kemuliaan dunia dan akhirat.

Duhai anakku,
Lakukan yang kau bisa untuk membantu mereka, kalau kau bisa dengan ilmumu maka bantulah dengan ilmumu, kalau kau bisa dengan tenagamu maka bantulah mereka dengan tenagamu, kalau kau hanya bisa melayani mereka (seperti menyiapkan sandal mereka atau menyiapkan segala kebutuhan mereka) maka layani mereka dengan yang kau bisa. Layani dengan segenap hatimu, dengan segala kesenanganmu. Dan ingat jangan pernah bosan melayani mereka karena kita melayani orang mulia atas perintah Allah Swt dan Rasulullah Muhammad Saw.

Duhai anakku,
Patuhi mereka seperti kau mematuhi orang-tuamu. Mereka adalah orang-tuamu selain kami yang mana mereka menunjukkanmu kepada jalan nan cemerlang untuk kau ikuti. Jangan abaikan mereka, curahkan segenap perhatianmu kepada mereka agar kaum mendapat barokah dari Allah Swt lewat mereka.

Duhai anakku,
Kalau Allah Swt sudah meridhoimu dengan segala perhatianmu kepada mereka, maka kau dan semua keturunanmu akan mulia dunia akhirat. Ingatlah ini dan lakukanlah, duhai anakku. Jangan sedikit pun kau keluar dari jalan mereka!

Duhai anakku,
Teruslah berjalan hingga kau sampai ke jalan yang tidak bisa ditempuh orang-tuamu ini, jangan berhenti sampai di sini, terus...terus berjalan, wahai anakku, hingga sampai ke tujuanmu! Do’a kami senantiasa menyertaimu.

Buat Dia Senang Dulu !

Habib Alwi bin Abdullah bin Hasan Alhasni :

Dalam mengajak-ajak orang menuju kebaikan harus dilihat dulu apakah dia sudah terbiasa dengan perbuatan baiknya tersebut atau belum, apalagi kalau dia baru memulai bertaubat dari berbagai perbuatan buruknya. Kalau dia dalam kondisi seperti itu maka biarkan dia senang dulu dengan perbuatan baiknya itu, biarkan dia apa adanya dulu, biarkan dia terkesan dan tertanam dalam hatinya bahwa yang dilakukannya adalah indah dan merupakan kenikmatan bagi hati kita.

Dan jangan diajak untuk melakukan kebaikan yang lain dulu, biarkan dia terbiasa dengan yang satu baru ditambah lagi dengan yang lain. Meski baik tapi kalau dipaksakan akan menjadi tidak baik sebab dia belum terbiasa. Biarkan begitu dulu, nanti kalau dia sudah merasa bahwa berbagai perbuatan baik itu sebagai kebutuhannya maka tanpa dipaksa pun dia akan melakukannya, dan dengan sendirinya dia akan meninggalkan perbuatan-perbuatan buruknya.

Kita harus pandai-pandai melihat situasi dan harus tahu bagaimana menyiasatinya.

Ayo Bersholawat !

Oleh : Habib Ridho bin Muhammad Alhabsyi

(Ceramah ini disampaikan beliau dalam acara walimatul khitan di Karang Tengah – Demak)

Bersholawatlah kepada Rasullah Muhammad bin Abdullah Saw, bahkan Allah Swt pun bersholawat kepada Rasulullah Muhammad Saw. Sholawat dari Allah Swt kepada Rasulullah Muhamad Saw maknanya rahmat Allah Swt. Sholawat dari kita untuk Rasulullah Muhammad Saw itu do’a (do’a kita kepada Allah Swt dengan perantara Rasulullah Saw).

Allah Swt menurunkan rahmat ada dua macam, yaitu rahmat yang khusus untuk Rasulullah Muhammad Saw dan rahmat yang umum yaitu untuk kita umat beliau Saw. Rasulullah Muhammad Saw bersabda bahwa Allah Swt mengkaruniakan kepada kita berbagai keistimewaan di saat kita berkumpul dalam rangka kebaikan. Berkumpul dalam kebaikan adalah berkumpul dimana di sana untuk mengingat Allah Swt. Mengingat Allah Swt maka berarti dia mengingat Rasulullah Muhammad Saw, mengingat Rasulullah Muhammad Saw berarti dia berjalan di jalannya Rasulullah Muhammad Saw.

Dusta kalau ada yang mengaku ulama tapi dia tidak melewati Rasulullah Muhammad Saw, tidak melewati jalan yang sudah ditempuh Rasulullah Saw. Jalan yang bagaimana? Jalan yang tidak meninggalkan sholawat kepada beliau Saw dan tidak meninggal sunnah-sunnah beliau Saw. Sementara ini sudah banyak orang-orang yang meninggalkan sunnah beliau Saw, banyak yang menganggap sholawat itu bid’ah dsb, ingat jangan sekali-kali meremehkan sunnah beliau Saw.

(Sebagaimana disebutkan bahwa orang yang dicintai Allah Swt adalah mereka yang mengikuti Rasulullah Muhammad Saw, orang yang mengikuti Rasulullah Muhammad Saw adalah mereka yang menjalankan sunnah-sunnah beliau Saw)

Selain tidak meremehkan sunnah-sunnah beliau Saw, jangan lupa akan hak-hak diantara kaum muslimin, yaitu :

1. Saling mengucapkan salam ketika bertemu dengan sesama muslim. Disunnahkan laki-laki mengucapkan salam kepada laki-laki, tidak disunnahkan laki-laki mengucapkan salam kepada perempuan yang bukan mahrom-nya.

2. Datang membezuk ketika ada kaum muslimin yang sakit. Jangan pilah-pilih hanya mau membezuk mereka yang kaya saja, bezuk mereka yang miskin juga. Membezuk semua adalah lebih baik.

3. Datang di saat ada kaum muslim yang meninggal dunia. Jangan lihat yang meninggal itu termasuk orang baik atau tidak, baik atau buruk dia datang ta’ziyah saja, lalu sholatkan dia. Baik-sangkalah kepada makhluq Allah Swt dan khususnya kita harus berbaik sangka kepada Allah Swt.

4. Kalau kita dinasehati sesama muslim maka terimalah dengan baik nasehat itu demi kebaikan kita.

5. Kalau ada yang bersin ucapkanlah ’Alhamdulillah’, lalu kita yang mendengarkan segeralah jawablah dengan ucapan ’Yar hamullah’. (Ini termasuk saling mendo’akan sesama muslim).

Kalau kita melakukan hal-hal tersebut maka kita akan menjadi lebih baik, tidak ada pencurian sebab muslim tidak pernah mencuri, muslim tidak pernah bergosip sebab dosa gosip lebih besar daripada zinah sekalipun.

Disebutkan bahwa bulan Rajab adalah bulannya Allah Swt, bulan sya'ban bulannya Rasulullah Muhammad Saw. Rajab sudah lewat, tapi istighfar tidak boleh berhenti, teruslah beristighfar. Bulan ini bulan Sya’ban, perbanyaklah sholawat kepada Rasulullah Muhammad Saw. Dikisahkan ada salaf yang mengatakan bahwa minimal kita bersholawat sehari 300X bahkan ada yang mengatakan bahwa kalau kita baca sholawat ’Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad, nabiyil umi 1.000X sehari maka dia akan tahu tempatnya di akherat sebelum dia meninggal dunia.

Diceritakan bahwa suatu saat ada seorang ibu datang kepada seorang ulama salaf, ibu itu ingin bermimpi bertemu dengan anaknya yang sudah meninggal dunia. Ibu itu disuruh sholat 4 roka’at setelah sholat Isya’, di setiap roka’atnya baca surat Al-Fatihah dan At-Takatsur lalu baca sholawat hingga tertidur. Setelah ibu itu melakukan apa yang dikatakan kepadanya maka ibu itu pun bermimpi bertemu dengan anaknya yang sudah meninggal. Tapi yang dilihatnya adalah anaknya sedang disiksa dengan 70.000 adzab oleh Allah Swt. Lalu dilaporkan kepada ulama tadi, ibu itu disuruh banyak-banyak shodaqoh.

Malamnya sang ulama bermimpi bertemu dengan anak ibu tadi tapi apa yang dilihatnya berbeda dengan yang dilihat ibunya, sekarang anak ibu itu berada dalam kenikmatan dan kesenangan. Ketika ditanya kenapa begitu padahal ibunya melihat dia sedang dalam adzab Allah Swt, dijawab bahwa dia begini berkat sholawat yang dibacakan satu kali oleh seseorang ketika lewat di makamnya. Lihat, satu sholawat menyelamatkan kita dari 70.000 adzab Allah Swt. Lalu bagaimana dengan sholawat yang dibaca lebih dari satu kali, berapa banyak kita akan diselamatkan dari adzab Allah Swt, semoga kita termasuk orang-orang yang membaca sholawat.

Ada beberapa malam yang ketika kita berdo’a di malam itu maka do’a kita tidak akan ditolak oleh Allah Swt, diantaranya adalah malam 1 Rojab, malam Nishfu Sya’ban, malam ied, malam jum’at. Malam Nishfu Sya’ban sebentar lagi, perbanyaklah sholawat sebab sholawat memperberat timbangan kebaikan kita di akherat nanti. Barang siapa saat kiamat tidak melihat Rasulullah Muhamamd Saw maka dia termasuk orang yang bakhil, orang yang pelit. Ketika ditanya siapa orang yang pelit itu ya Rasulullah, maka dijawab oleh Rasulullah Muhammad Saw bahwa orang yang pelit adalah orang yang ketika disebut nama Rasulullah Muhammad Saw dia tidak bersholawat kepada beliau Saw.

Orang tidak bakal selamat kalau dia tidak mencintai Rasulullah Muhammad Saw, mencintai Rasulullah Muhammad Saw adalah mengerjakan sunnah-sunnah beliau Saw. Kita umat termulia sebab Nabi kita Nabi yang termulia bahkan semua Nabi merindukan menjadi umat Rasulullah Muhammad Saw. Kita harus bersyukur menjadi umat Nabi Muhammad Saw. Dikisahkan ada 70.000 umat yang masuk Surga tanpa hisab. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.

Bersholawat dan bershodaqohlah agar kita selamat. Shodaqoh yang paling utama adalah kepada yang terdekat dengan kita dulu, saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita dulu baru mereka-mereka yang lebih jauh. Dan ingat bahwa shodaqoh itu sama dengan silaturrohim.

Thursday, August 14, 2008

Merendahkan Diri

Merendahkan diri di hadapan guru kita adalah sangat baik dan termasuk adab seorang murid terhadap guru. Merendahkan diri bukan berarti menganggap guru kita sangat sempurna dan tidak pernah salah, tidak, tidak begitu!

Merendahkan diri di hadapan guru itu adalah tidak meletakkan ego kita lebih tinggi daripada perintah beliau, merasa diri kita tidak lebih tahu daripada beliau, mendahulukan kebutuhan beliau daripada kebutuhan diri kita dan jadikan diri kita di hadapan beliau seperti tongkat yang ditancapkan ke dalam tanah, yang mana tongkat itu tidak akan bergerak kecuali digerakkan oleh beliau.

Lakukan perintah-perintah beliau dan jangan melakukan yang tidak beliau sukai sebab beliau tahu yang kita belum tahu, beliau paham yang kita belum paham dan beliau mengamalkan yang belum kita amalkan. Ketika kita sedang atau akan melakukan sesuatu hal lalu dilarang oleh beliau, kenapa padahal ini kita sukai? Ini karena beliau mengkhawatirkan kita akan menerima akibat yang tidak baik dikarenakan perbuatan kita tersebut. Dan, ketika beliau memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu maka itu pasti bermanfaat untuk kita meski kita merasa berat, malas atau pun bosan.

Buletin An-Nur - 4




Pelitlah Pada Diri Kita Sendiri !

Walidati :

Kita harus lebih tegar dalam menghadapi semua aral melintang dan semua kejadian dalam hidup kita, lalu berkerja lebih giat lagi dari biasanya dan jangan lupa sisihkan uang hasil kerja kita untuk keluarga kita, untuk anak istri kita dan untuk mereka yang membutuhkan.

Kita harus lebih pelit kepada diri kita sendiri, benar kita memang tidak boleh pelit kepada orang lain yang membutuhkan tapi kepada diri kita sendiri kita harus pelit. Artinya kita tidak boleh menuruti semua keinginan-keinginan kita, diantara banyak sekali keinginan kita pilih yang perlu-perlu saja, yang merupakan kebutuhan kita, yang tidak perlu dan tidak butuh untuk sekarang sebaiknya jangan dituruti, jangan dibeli.

Simpan uang kita untuk keperluan mendadak kita dan keluarga kita serta untuk kebutuhan mereka yang membutuhkan. Untuk kita cukuplah dengan yang kita butuhkan saja untuk beraktifitas.

Wednesday, August 13, 2008

Buletin An-Nur - 3




Amal yang Dicintai Allah Swt

Ustadz Taufiq :

Rasulullah Muhammad Saw bersabda bahwa amalan yang bisa membuat kita dicintai Allah Swt adalah :

1. Sholat tepat pada waktunya.

2. Berbakti kepada orang tua.

3. Silaturrahim.

4. Tidak menyia-nyiakan waktu. Sebaik-baiknya orang itu mereka yang berumur panjang dengan amal yang banyak. Sedangkan seburuk-buruknya orang itu mereka yang berumur panjang dengan tanpa amal. Umur kita pada dasarnya adalah yang kita gunakan untuk ibadah.

5. Tidak mengikuti hawa nafsu.

6. Bersungguh-sungguh taat kepada Allah Swt. Benar-benar taat dimana pun, dengan siapa pun dan sedang apapun juga. Tidak sesaat taat, sesaat tidak taat.

7. Memperbanyak dzikir kepada Allah Swt di saat sepi atau ramai, di saat sendiri atau dengan banyak orang.

Tuesday, August 12, 2008

Adap Berguru

Begitu kita mengakui seseorang sebagai guru kita maka kita harus menempatkan beliau lebih tinggi daripada kita dalam segala hal. Guru adalah orang membawa kita menuju ke pemahaman yang lebih baik daripada apa yang kita pahami sekarang, guru adalah orang yang menunjukkan jalan yang lurus kepada kita, guru adalah orang tua kita selain orang tua kandung kita.

Tempatkan kebutuhannya di atas kebutuhan kita. Kenapa? Karena guru mengajarkan kita ilmu menuju kepada Allah Swt lewat perantara Rasul Saw dsb tanpa meminta imbalan duniawi, guru menginginkan kita menjadi lebih baik, menginginkan kita mengikuti jalan salaf sholeh, jalan Rasul Saw, jalan terbaik menuju Allah Swt. Guru tidak menginginkan duniawi kita, dia peduli dengan segala hal tentang kita. Kalau kita berada di dalam jalan kemaksiatan, guru akan membantu kita keluar dari jalan tersebut dan mengantarkan kita menuju ke jalan kebaikan dengan caranya.

Begitu peduli seorang guru kepada kita yang tidak mengerti apa-apa ini, lalu ketika suatu saat guru atau keluarga guru kita berada dalam kesusahan apakah tega kita tidak membantu beliau yang sudah susah payah peduli kepada kita dan keluarga kita? Tegakah kita mengatakan kita tidak bisa membantu beliau sebelum berusaha sementara beliau sudah rela datang dari rumah beliau jauh-jauh ke tempat kita hanya karena menginginkan kita menjadi lebih baik tanpa menginginkan imbalan materi? Tegakah kita membiarkan beliau sendiri dalam kesusahan sementara beliau sangat peduli dengan kesusahan kita dan keluarga kita?

Dikisahkan ada seorang habaib yang harus berhutang demi berdakwah ke pelosok desa karena beliau tidak mempunyai bekal untuk menuju tempat tersebut. Beliau rela berkorban harta benda bahkan kesenangannya demi dakwah, demi mengajak kita semua kepada kebaikan. Beliau tidak peduli dikenal orang atau tidak, beliau hanya peduli apakah kita sudah berjalan di jalan kebaikan atau belum. Begitu akhlaq seorang da'i illallah, seorang guru yang akan menyampaikan kita kepada tujuan.

Satu ilmu yang diajarkan oleh guru kepada kita manfaatnya lebih dari dunia ini. Ilmu yang menuju Allah Swt lewat Rasul Saw, lewat salaf yang sholeh dan lewat kholaf yang sholeh. Tidak ada kerugian kita membantu guru kita, justru semua yang kita lakukan ini akan kembali kepada kita dan keluarga kita.

Kalau kita tidak bisa membantu beliau setelah berusaha, tolaklah dengan halus dan lembut. Hati-hati jangan memaksakan diri! Membantu beliau semaksimal mungkin itu harus tapi memaksakan diri jangan.

Bersyukurlah !

Oleh : Kyai Munif Zuhri (Ponpes Giri Kusumo, Mranggen – Demak)

(Disampaikan dalam acara pembacaan rotib Alatas dan maulid ad-Diba’i di rumah Alhabib Abdurrahman bin Ja’far Barakbah, Jl. Mlatiharjo Semarang)

Ada pertanyaan apa yang didapat dari maulid semacam ini? Di maulid seperti ini, barokah majlis sangat banyak yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Kita tentu merasakan keagungan dari pembacaan maulid ini, siapa yang benar-benar khusyuk maka Rasul Saw akan hadir bersama kita.

Lalu siapa kita? Kita adalah hamba-Nya! Hamba itu bagaimana? Hamba itu wajib bersyukur atas segala yang dikaruniakan oleh Allah Swt. Barang siapa bersyukur kepada Alah Swt maka akan ditambah nikmat oleh Allah Swt dan barang siapa tidak bersyukur kepada Allah Swt maka akan dikurangi nikmat-Nya. Sekarang ini banyak orang yang pintar berbicara, pintar di mulut saja, tidak pintar hatinya. Manusia yang seperti ini hanya pandai bicara tapi tidak pandai mengamalkan, maka apa yang dia bicarakan tidak akan didengar oleh orang lain.

Ada sebuah cerita jaman dulu ada seorang kyai didatangi oleh seorang ibu-ibu minta tolong agar kyai menasehati anak ibu tersebut untuk berhenti makan permen, sebab meski disuruh ibunya si anak tetap tidak mau berhenti juga. Si kyai menyanggupi tapi ibu itu disuruh datang 3 hari lagi. Sesudah 3 hari ibu itu datang lagi, kyai lalu menasehati si anak,

”Le, ojo maem permen meneh, mundhak marak i untumu gigis, nek untumu gigis ngko ilang nggantengmu!” (Dik, jangan makan permen lagi ya, gigimu nanti rusak nah kalau gigimu rusak nanti hilang cakepmu!”)

Sudah itu saja nasehat beliau, ibu dan anak itu lalu pulang. Dan benar, si anak tidak lagi makan permen sama sekali. Dengan keheranan si ibu balik lagi ke kyai dan bertanya kenapa anaknya langsung berubah total seperti itu setelah dinasehati oleh si kyai? Dijawab oleh sang kyai bahwa 3 hari yang lalu ketika ibu dan anak itu datang, kyai tersebut masih suka makan permen. Kyai itu janji dalam 3 hari akan berhenti makan permen demi menasehati anak ibu itu. Sesudah kyai bisa berhenti makan permen, beliau akan menasehati anak tersebut. Si kyai tidak mau menasehati yang beliau tidak melakukan apa yang beliau nasehatkan.

Dengan mengamalkan terlebih dulu suatu perkara sebelum kita nasehatkan akan membuat apa yang kita nasehatkan itu didengar dan dilakukan oleh mereka.

Jaman sekarang siapa orang yang seperti Rasul Saw? Sangat sedikit! Barang siapa bertaqwa kepada Allah Swt maka bumi dan segala isinya akan dibuka untuknya, tapi barang siapa tidak bertaqwa maka berbagai maksiat akan menimpa mereka.

Semua anggota badan kita seperti mata, hidung, telinga, tangan, kaki dsb adalah merupakan masyarakat dari negara diri kita sendiri. Kalau mereka (masyarakat negara diri kita = anggota badan kita) diajak taat kepada Allah Swt lalu taat pada Rasulullah Saw, maka Allah Swt akan mengkaruniakan berbagai nikmat-Nya untuk mereka.

Syukuri apa yang Allah Swt karuniakan kepada kita. Kita punya mobil seperti apapun harus disyukuri kita masih bisa nyaman naik mobil. Kita punya rumah seperti apapun harus disyukuri kita bisa berteduh di bawahnya saat hujan dan terik panas matahari. Syukuri manfaat dari apa yang kita punya meski secara kualitas dan kuantitas pas-pasan. Yang terpenting adalah manfaat dari barang yang kita punya. Kerja kita jauh tapi alhamdulillah ada sepeda, ada motor, ada mobil, ada angkot dsb jadi masih terkurangi rasa capek kita. Jangan selalu merasa kurang! Orang yang seperti ini berarti dia sudah tahu Allah Swt.

Seandainya kita punya suatu barang yang banyak jumlahnya tapi secara kualitas sedang-sedang saja, ketika lalu kita ditawari suatu barang sangat bagus istimewa oleh orang lain untuk kita terima sebagai hadiah, mana yang kita pilih? Barang bagus atau barang yang sedang-sedang saja? Sudah tentu kita memilih barang yang bagus itu!

Allah Swt adalah Maha Istimewa, ketika kita ditawari yang Maha Istimewa maka seharusnya kita memilih Allah Swt. Barang siapa sudah ketemu dengan Allah Swt maka mereka akan merasa cukup dengan itu, mereka akan merasa cukup dengan apa yang mereka punya dan mereka tidak ingin lagi yang lain.

Monday, August 11, 2008

Buletin An-Nur - 2


Terbit setiap 2 minggu sekali.
Untuk sekarang libur sementara, terbit kembali insya Allah sesudah Ramadhan 1429 H.






Anda bisa copy paste dan cetak gambar buletin an-Nur di atas, atau Anda bisa pesan untuk dikirim ke majlis ta'lim Anda, Masjid dan Mushola Anda.
Harga :
Rp. 200 / lembar + bea kirim untuk pengiriman ke luar kota Semarang, untuk pengiriman seputar kota Semarang bebas bea kirim.
Untuk pemasangan iklan, berikut harga per halaman :
a. Halaman muka (1) : Rp. 75.000 / kolom seperti di atas.
b. Halaman tengah (2 & 3) : Rp. 50.000 / kolom seperti di atas.
c. Halaman belakang (4) : Rp. 40.000 / kolom seperti di atas.
Untuk pemesanan, mohon hubungi :
Yusa : Telpon. 024 - 70 56 58 54 / email. yusa.nugroho@gmail.com

Istirahat Itu Perlu

Jika suatu hari kita merasakan hasrat yang menggebu-gebu ingin melakukan berbagai hal saat itu juga sementara kita sudah lama meninggalkan wirid kita sekaligus capek karena melakukan berbagai hal, maka kita butuh istirahat. Istirahatlah dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kita atau kalau kita benar-benar capekl lebih baik tidur barang sebentar.

Tidurlah yang cukup untuk sekedar menghilangkan rasa suntuk kita, rasa capek kita, untuk sekedar membuat kita lebih segar. Jangan tidr terlalu lama karena akan membuat kita lebih suntuk dari sebelumnya. Bangun dan segera beraktifitaslah!

Kalau kita memaksakan melakukan semuanya sementara suntuk dan capek kita belum hilang, bukannya akan selesai semuanya tapi bisa jadi semuanya akan berubah jadi kacau dan akan menambah masalah kita. Dan kalau kita merasa perlu baca wirid-wirid kita yang sudah kita tinggalkan, baca saja tapi berhati-hatilah, pilih yang cukup dan yang tidak banyak dulu sebab kita saat ini belum siap untuk wirid yang banyak.

Bacalah setelah suntuk dan capek kita sudah reda.

Buletin An-Nur - 1

Buletin An-Nur adalah buletin 2 mingguan yang dikeluarkan majlis ta'lim An-Nur yang diadakan tiap ahad pagi jam 7.00 - 9.00 di jl. Petek No. 55 Semarang.

Pengasuh majlis ta'lim ini adalah :
1. Alhabib Hasan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri
2. Alhabib Ghozi bin Ahmad bin Musthofa Shihab
3. Alhabib Shodiq bin Abubakar in Hamid Baharun

Anda bisa simpan dan cetak gambar buletin An-Nur di bawah. Kalau Anda menghendaki majlis ta'lim Anda atau Masjid dan Mushola Anda dikirimi buletin An-Nur ini secara rutin tiap 2 minggunya, silahkan menghubungi saya, akan kami kirimkan rutin tiap 2 minggunya kepada Anda.

Harga per lembar : Rp. 200 + bea kirim (kalau lokasi pengiriman di luar kota Semarang, selama masih di dalam Semarang bebas bea kirim).








Contack person :

Yusa - Telp. +62 24 70 56 58 54 / email. yusa.nugroho@gmail.com

Jangan Mengatur Rumah Tanga Orang !

Walidati :

Kalau kita main-main ke rumah tetangga kita atau ke rumah kenalan kita, jangan pernah kita mengatur mereka untuk begini dan begitu, meskipun apa yang mereka lakukan kurang baik secara umum lebih baik biarkan saja kalau mereka tidak mau menerima saran kita. Hal seperti ini rawan sekali menimbulkan perselisihan.

Lagipula mereka yang berhak menatur kehidupan rumah tangga mereka sendiri, kita orang luar lebih baik berhati-hati berbicara, lebih baik mangatur kata-kata yang keluar dengan sebaik-baiknya agar tidak menyinggung mereka, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan demi mu’amalah.

Hindari Fitnah !

Walidati :

Hati-hati kita berbicara, jangan sampai kita bicara menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu tapi kita sendiri tidak melakukannya!

Khususnya disaat saudara dan atau tetangga kita punya hajat, kalau kita tidak bisa datang (karena suatu halangan) untuk bantu-bantu apa saja yang kita bisa sejak awal maka lebih baik jangan datang di akhir acara, dikhawatirkan akan ada fitnah bahwa kita datang hanya untuk meminta sesuatu, terutama kalau di mata masyarakat kita termasuk orang yang tidak mampu dibandingkan mereka.

Kecuali kalau mereka orang baik yang tidak mudah berburuk sangka maka tidak apa-apa datang membantu di akhir acara karena suatu halangan. Mengindari fitnah adalah lebih baik. Tapi lebih baik lagi datanglah sejak awal untuk membantu mereka apa saja yang kita bisa.

Bermain-Main dengan Pikiran

Salah satu cara untuk berbaik sangka antara lain adalah jangan berusaha mencari-cari tahu apa yang tidak perlu kita tahu. Cukup kita tahu yang sekadarnya saja, cukup kita tahu yang sudah kita tahu dari dia lalu sapalah dengan saapan terindah kita, senyumlah dengan senyum termanis kita dan bicaralah dengan kata-kata terindah kita. Cukup itu, sudah!

Ketika orang lain bercerita pada kita tentang keburukan seseorang maka cukup berhenti sampai di situ, dengan cara yang baik suruh dia berhenti menceritakan keburukan si fulan. Lalu kalau yang diceritakan adalah tentang si fulan yang menjelek-jelekan kita maka sudah jangan berusaha tanya mencari tahu lebih lanjut apa yang sudah dikatakan si fulan tentang kita, jangan diteruskan sebab itu sama saja kita mencari tahu keburukan orang lain.

Mencari-cari tahu keburukan orang tidak selalu harus dengan bertanya pada seseorang tapi dengan kita diam melamun sendiri lalu menduga-duga kemungkinan-kemungkinan keburukan orang yang lain juga termasuk mencari-cari keburukan orang.

Yang namanya dugaan belum tentu benar dan tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan memperburuk keadaan. Keadaan siapa? Yah paling tidak keadaan kita bertambah buruk dan menyedihkan. Orang belum tentu berpikiran buruk pada kita, kita sudah berpikiran dan menyimpulkan dia yang buruk-buruk. Orang tertawa-tawa kita merasa dia mentertawakan kita, orang diam kita merasa dia mendiamkan kita, padahal belum tentu begitu. Keadaan seperti ini kita sendiri yang susah. Bermain-main dengan pikiran kita yang seperti ini lebih baik tidak dilakukan.

Berbaik sangka adalah jauh lebih baik buat kita, orang lain mau apa saja kita tetap senyum dan nyaman.

Di mana Imannya ?

Ustadz Masykuri :

Meski kita yakin hanya Allah Swt Yang Maha Menyembuhkan lewat berbagai perantara-Nya tapi kalau kita tidak yakin, tidak percaya, tidak mantap kepada dokter yang mengobati kita dan tidak yakin kepada obat yang diberikannya maka tetap tidak akan sembuh penyakit kita, semahal apapun itu tetap tidak akan sembuh.

Sebaliknya dengan dasar keyakinan bahwa hanya Allah Yanga Maha Menyembuhkan lewat berbagai perantara-Nya maka obat yang semurah apapun maka asal kita yakin, kita percaya dan kita mantap pada dokter yang memberikan obat itu insya Allah sakit kita akan sembuh.

Keyakinan itu penting dalam segala hal termasuk berobat, sedangkan bimbang dan ragu-ragu akan membuat pengobatan kita percuma meski sering sekalipun. Kuncinya adalah percaya dan yakin terhadap Allah Swt lewat perantara yang mengobati kita.

Kalau kita tidak yakin dan percaya maka tidak akan “mandi” (bahasa Jawa untuk MANJUR), “mandi” = iMANe nDI (bahasa Jawa untuk ‘DI MANA IMANNYA’) ?

Friday, August 08, 2008

Jangan Asal Menilai !

Tidak ada manusia yang sempurna seperti kesempurnaan milik Allah Swt. Sempurnanya kita adalah tidak sama dengan sempurnanya Allah. Sempurnanya kita bisa dikatakan adalah dengan mengerjakan segala sesuatu dengan semaksimal kita, jadi dengan begini sempurna bagi kita tidak sama dengan sempurnanya orang lain, akhirnya kesempurnaan milik kita menjadi sangat relatif. Lain pada Allah Swt, kesempurnaan milik Allah Swt adalah mutlak, sebab Allah Swt Maha Sempurna sedang kita meski sudah berbuat semaksimal yang kita bisa tetap saja ada kemungkinan kita berbuat kesalahan, kekhilafan atau kekeliruan.

Setinggi apapun ilmu kita, sebanyak apapun amal yang kita lakukan dan seperti apapun orang tahu kita pasti suatu saat sadar atau tidak sadar akan tampak kelemahan kita baik itu kita sengaja atau pun tidak.

Kalau suatu saat kita menjumpai orang kita kenal sebagai orang hebat melakukan kesalahan atau kekhilafan, maka jangan menilai dia, jangan berprasangka buruk padanya sebab pada kondisi itu dia sedang tidak butuh penilaian dari orang lain terkadang membuat suasana bertambah kacau.

Dia butuh empati dari kita agar dia bisa segera keluar dari kesalahannya. Tidak harus dengan kita menasehatinya tapi cukup dengan tersenyum atau diam dan jangan memperkeruh suasana, biarkan dia dengan suasananya saat itu dulu, biarkan dia menjernihkan kekeruhannya sebab saat itu tentu dia ingin segera keluar dari kegalauannya dan saat itu dia sedang berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Jadi berhati-hatilah berbicara kalau kita menjumpai keadaan seperti ini!

Saat mengetahui kita penuh dengan kelemahan maka ini cukup menjadi bukti bahwa Allah Swt Maha Sempurna, Maha Suci Allah dari hal semacam itu. Dan, menjadi bukti bahwa kita adalah tidak suci dan tidak sempurna, kita lemah, kita butuh Allah Swt.

Jangan Berbuat Sia-Sia !

Habib Alwi bin Abdullah Alhasni :
“Jangan melakukan perbuatan yang sia-sia buat kita, yang tidak ada manfaatnya buat kita! Maksudnya jangan melakukan hal yang di situ kita tidak ingat Allah Swt dan Rasul-Nya Saw. Dan jangan meniru perbuatan buruk yang dilakukan oleh kaum yang suka melakukan perbuatan yang buruk!”.

Banyak perbuatan yang pada dasarnya buruk bagi kita tapi sudah terlanjur dianggap baik oleh masyarakat luas, bahkan dianggap tidak mengikuti jaman kalau tidak melakukannya, kuno! Padahal hal-hal yang sering dianggap kuno itu sering kali baik bagi kita, tapi kita sering tidak mengindahkannya dan malah meniru perbuatan yang buruk bagi kita.

Kita dalam sehari lebih banyak melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi kita daripada usaha memperbaiki diri dengan menambah perbuatan yang baik. Kita lebih sering menyia-nyiakan waktu kita, sementara waktu adalah ”modal” kita untuk mendapatkan ”hasil” yang banyak di kemudian hari. Kalau ”modal” tidak kita atur dengan baik maka bukan ”hasil” yang akan kita peroleh tapi ”rugi” besar bahkan bisa jadi ”bangkrut”.

Manfaatkanlah waktu kita dengan sebaik-baiknya dan tirulah kaum yang suka mengerjakan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat dan baik.