Habib Umar Almuthohar :
(Disampaikan dalam acara tahtim selapanan majlis di Pucang Gading –Semarang bersama Alhabib Hasan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri)
Ada pertanyaan kenapa Maulid Nabi Muhamamd Saw sering dibaca, ada acara ini baca Maulid, ada acara itu baca Maulid? Membaca Maulid itu sama dengan membaca sejarah Nabi Muhammad Saw. Setiap hal yang diajarkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw itu adalah yang terbaik buat kita, maka sebab itu setiap saat adalah pantas dan wajar kita membaca Maulid Nabi Muhammad Saw. Oleh sebab itu jangan ditinggal maulid, manaqib serta mendengarkan ceramah nasehat dari kaum ‘alim.
Mengikuti Nabi Muhammad Saw pasti mulia, tapi barang siapa mengaku Nabi bakal celaka dunia akhirat dan termasuk mereka yang mengikuti Nabi palsu tersebut. Nabi Muhammad Saw itu istimewa seperti yang diberitakan di dalam maulid, lalu kenapa masih mencari Nabi lain? Tidak usah mencari Nabi lain, ikuti saja Nabi Muhammad Saw. Urusan agama kita tinggal ikut Nabi Muhammad Saw saja (lewat salafush sholeh, ulama dan guru kita). Ikut Nabi Muhammad Saw dan perbaiki akhlaq kita!
Seperti misalnya Isra’ Mi’raj, pelajaran yang didapat dari Isra’ Mi’raj adalah sangat banyak sebab perjalanan ini adalah kumpulan dari banyak hal yang sangat bermanfaat bagi kita. Pelajari, pahami dan amalkan! Diceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw naik buroq, naik buraq itu maknanya kita naik jalannya Rasulullah Muhammad Saw, lalu meniadakan tuhan selain Allah Swt dan meyakini bahwa hanya Allah Swt satu-satunya Tuhan.
Untuk itu kita perlu ilmu, lalu kita perlu guru sebagai tempat bertanya dikala kita tidak tahu. Bertanyalah tentang ilmu kepada guru tapi tentunya dalam bertanya harus tetap ada adab dan bertanyalah dengan benar. Bertanyalah yang mana pertanyaan itu akan mendatangkan ilmu dan manfaat buat kita. Dengan guru kita akan disampaikan kepada syariat, thoriqoh, hakikat dan ma’rifat. Guru tidak boleh sembarangan, jangan lihat darimana dia tapi lihat siapa dia, kalau dia dulu belajar dari si fulan, dan si fulan belajar dari syaikh fulan dst hingga sampai ke Rasulullah Muhammad Saw maka dia pantas dijadikan guru.
Dan jangan lupa ziarah, ziarah itu ada 3 macam, yaitu :
1. Ziarah untuk mengingat maut.
2. Ziarah untuk kirim do’a.
3. Ziarah untuk bertawasul.
Ziarah untuk mengingat maut, boleh kepada siapa saja asal di sana mengingatkan kita pada kematian lalu kita bertaubat akan dosa-dosa kita. Untuk ziarah ingat mati, kirim doa sekaligus untuk tawasul hanya boleh dilakukan pada makam para Nabi dan Rasul, Waliyullah saja. Untuk tempat petilasan para wali tidak boleh dijadikan untuk tawasul (perantara) tapi boleh untuk tempat tabarukkan.
Semua itu kembali kepada : Tidak ada Tuhan selain Allah Swt.
Orang yang bertaubat dicatat Allah Swt sebagai orang yang tidak pernah berdosa sebelumnya. Lihatlah jaman sekarang sudah banyak tanda-tanda kiamat terjadi, segeralah bertaubat jangan sampai terlambat!
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.