Oleh : Kyai Munif Zuhri (Ponpes Giri Kusumo, Mranggen – Demak)
(Disampaikan dalam acara pembacaan rotib Alatas dan maulid ad-Diba’i di rumah Alhabib Abdurrahman bin Ja’far Barakbah, Jl. Mlatiharjo Semarang)
Ada pertanyaan apa yang didapat dari maulid semacam ini? Di maulid seperti ini, barokah majlis sangat banyak yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Kita tentu merasakan keagungan dari pembacaan maulid ini, siapa yang benar-benar khusyuk maka Rasul Saw akan hadir bersama kita.
Lalu siapa kita? Kita adalah hamba-Nya! Hamba itu bagaimana? Hamba itu wajib bersyukur atas segala yang dikaruniakan oleh Allah Swt. Barang siapa bersyukur kepada Alah Swt maka akan ditambah nikmat oleh Allah Swt dan barang siapa tidak bersyukur kepada Allah Swt maka akan dikurangi nikmat-Nya. Sekarang ini banyak orang yang pintar berbicara, pintar di mulut saja, tidak pintar hatinya. Manusia yang seperti ini hanya pandai bicara tapi tidak pandai mengamalkan, maka apa yang dia bicarakan tidak akan didengar oleh orang lain.
Ada sebuah cerita jaman dulu ada seorang kyai didatangi oleh seorang ibu-ibu minta tolong agar kyai menasehati anak ibu tersebut untuk berhenti makan permen, sebab meski disuruh ibunya si anak tetap tidak mau berhenti juga. Si kyai menyanggupi tapi ibu itu disuruh datang 3 hari lagi. Sesudah 3 hari ibu itu datang lagi, kyai lalu menasehati si anak,
”Le, ojo maem permen meneh, mundhak marak i untumu gigis, nek untumu gigis ngko ilang nggantengmu!” (Dik, jangan makan permen lagi ya, gigimu nanti rusak nah kalau gigimu rusak nanti hilang cakepmu!”)
Sudah itu saja nasehat beliau, ibu dan anak itu lalu pulang. Dan benar, si anak tidak lagi makan permen sama sekali. Dengan keheranan si ibu balik lagi ke kyai dan bertanya kenapa anaknya langsung berubah total seperti itu setelah dinasehati oleh si kyai? Dijawab oleh sang kyai bahwa 3 hari yang lalu ketika ibu dan anak itu datang, kyai tersebut masih suka makan permen. Kyai itu janji dalam 3 hari akan berhenti makan permen demi menasehati anak ibu itu. Sesudah kyai bisa berhenti makan permen, beliau akan menasehati anak tersebut. Si kyai tidak mau menasehati yang beliau tidak melakukan apa yang beliau nasehatkan.
Dengan mengamalkan terlebih dulu suatu perkara sebelum kita nasehatkan akan membuat apa yang kita nasehatkan itu didengar dan dilakukan oleh mereka.
Jaman sekarang siapa orang yang seperti Rasul Saw? Sangat sedikit! Barang siapa bertaqwa kepada Allah Swt maka bumi dan segala isinya akan dibuka untuknya, tapi barang siapa tidak bertaqwa maka berbagai maksiat akan menimpa mereka.
Semua anggota badan kita seperti mata, hidung, telinga, tangan, kaki dsb adalah merupakan masyarakat dari negara diri kita sendiri. Kalau mereka (masyarakat negara diri kita = anggota badan kita) diajak taat kepada Allah Swt lalu taat pada Rasulullah Saw, maka Allah Swt akan mengkaruniakan berbagai nikmat-Nya untuk mereka.
Syukuri apa yang Allah Swt karuniakan kepada kita. Kita punya mobil seperti apapun harus disyukuri kita masih bisa nyaman naik mobil. Kita punya rumah seperti apapun harus disyukuri kita bisa berteduh di bawahnya saat hujan dan terik panas matahari. Syukuri manfaat dari apa yang kita punya meski secara kualitas dan kuantitas pas-pasan. Yang terpenting adalah manfaat dari barang yang kita punya. Kerja kita jauh tapi alhamdulillah ada sepeda, ada motor, ada mobil, ada angkot dsb jadi masih terkurangi rasa capek kita. Jangan selalu merasa kurang! Orang yang seperti ini berarti dia sudah tahu Allah Swt.
Seandainya kita punya suatu barang yang banyak jumlahnya tapi secara kualitas sedang-sedang saja, ketika lalu kita ditawari suatu barang sangat bagus istimewa oleh orang lain untuk kita terima sebagai hadiah, mana yang kita pilih? Barang bagus atau barang yang sedang-sedang saja? Sudah tentu kita memilih barang yang bagus itu!
Allah Swt adalah Maha Istimewa, ketika kita ditawari yang Maha Istimewa maka seharusnya kita memilih Allah Swt. Barang siapa sudah ketemu dengan Allah Swt maka mereka akan merasa cukup dengan itu, mereka akan merasa cukup dengan apa yang mereka punya dan mereka tidak ingin lagi yang lain.
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.