Tidak ada manusia yang sempurna seperti kesempurnaan milik Allah Swt. Sempurnanya kita adalah tidak sama dengan sempurnanya Allah. Sempurnanya kita bisa dikatakan adalah dengan mengerjakan segala sesuatu dengan semaksimal kita, jadi dengan begini sempurna bagi kita tidak sama dengan sempurnanya orang lain, akhirnya kesempurnaan milik kita menjadi sangat relatif. Lain pada Allah Swt, kesempurnaan milik Allah Swt adalah mutlak, sebab Allah Swt Maha Sempurna sedang kita meski sudah berbuat semaksimal yang kita bisa tetap saja ada kemungkinan kita berbuat kesalahan, kekhilafan atau kekeliruan.
Setinggi apapun ilmu kita, sebanyak apapun amal yang kita lakukan dan seperti apapun orang tahu kita pasti suatu saat sadar atau tidak sadar akan tampak kelemahan kita baik itu kita sengaja atau pun tidak.
Kalau suatu saat kita menjumpai orang kita kenal sebagai orang hebat melakukan kesalahan atau kekhilafan, maka jangan menilai dia, jangan berprasangka buruk padanya sebab pada kondisi itu dia sedang tidak butuh penilaian dari orang lain terkadang membuat suasana bertambah kacau.
Dia butuh empati dari kita agar dia bisa segera keluar dari kesalahannya. Tidak harus dengan kita menasehatinya tapi cukup dengan tersenyum atau diam dan jangan memperkeruh suasana, biarkan dia dengan suasananya saat itu dulu, biarkan dia menjernihkan kekeruhannya sebab saat itu tentu dia ingin segera keluar dari kegalauannya dan saat itu dia sedang berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Jadi berhati-hatilah berbicara kalau kita menjumpai keadaan seperti ini!
Saat mengetahui kita penuh dengan kelemahan maka ini cukup menjadi bukti bahwa Allah Swt Maha Sempurna, Maha Suci Allah dari hal semacam itu. Dan, menjadi bukti bahwa kita adalah tidak suci dan tidak sempurna, kita lemah, kita butuh Allah Swt.
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.