Sunday, May 17, 2009

Ulama Adalah yang Paling Bertanggung Jawab

Multaqo Ulama Jawa Tengah (1)

SEMARANG. Tanggal 17 hingga 18 April 2009 yang lalu para ulama di Jawa Tengah dan sekitarnya mengadakan sebuah perkumpulan untuk membahas kebaikan bersama.

Multaqo ulama ini diprakasai oleh Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh bin Syaikh Abubakar bin Salim (Yaman), sebagaimana beliau menuturkan bahwa ide berkumpul seperti ini sejak 3 tahun yang lalu diawali oleh Rabithah Alawiyyah dengan dihadiri banyak ulama dari beberapa negara. Alhabib Umar menyampaikan hal ini kepada para ulama di setiap negara yang beliau singgahi agar mereka datang mengahadiri acara ini.

"Maka kita kuatkan diri kita di Indonesia ini agar terasa manfaat dari perkumpulan seperti ini.", demikian Alhabib Umar mengingatkan.

Sejalan dengan tujuan tersebut, Rabithah Alawiyyah menjelaskan bahwa banyak ulama berjalan sendiri-sendiri, niat berjalan bersama-sama seperti ini karena muslim di Indonesia banyak tersebar. Penyelarasan tujuan dari para ulama seperti ini salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi upaya pengkotak-kotakan di masyarakat. Kemudian Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh mengenalkan konsep yang lebih baik yaitu multaqo ulama seperti ini.

"Sekuat apa niat kita maka itu yang dikabulkan oleh Allah Swt!", kata Alhabib Umar bin Hafidh.

Beliau melanjutkan nasehatnya bahwa tidak ada jalan lain kecuali menggembirakan nabi Muhammad Saw. Dahulu bibir nabi Muhammad Saw pecah, kaki terluka, mengikatkan batu di perut demi menyampaikan agama kepada kita. Maka perjuangan kita sekarang adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan perjuangan nabi Muhammad Saw.

Setinggi apapun kedudukan kita jika tidak dipandang oleh nabi Muhammad Saw maka percuma saja. Semua kekurangan, semua perbedaan, semua kecurangan jika kita serahkan (kita kembalikan) kepada nabi Muhammad Saw maka akan selesai.

Allah Swt menampakkan berbagai masalah kepada kita itu untuk menunjukkan betapa lemahnya ulama. Tujuannya adalah agar kita menyadari kelemahan kita untuk kemudian menjalankan tugas dengan lebih baik.

Jika di perkumpulan seperti ini disebutkan suatu permasalahan, maka ini bukan ghibah tapi awal dari terselesainya masalah tersebut. Lalu setelah itu, tutupi kesempatan untuk timbulnya kelemahan-kelemahan seperti itu lagi! Bukan ulama saja tapi umat juga, tapi yang paling bertanggung-jawab adalah ulama.

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.