Hati pikiran serasa sejuk bak diguyur air es setelah berjalan di padang pasir ketika melihat ribuan orang yang kebanyakan berpakaian putih-putih yang berkumpul di lapangan Pancasila kawasan Simpang Lima Semarang malam tadi (10-10-'10) dalam acara Simpang Lima Bersholawat bersama Alhabib Syekh bin Abdulqadir Assegaf (Solo), habaib, ulama, Walikota Semarang dsb.
Ribuan Syekher (pecinta Alhabib Syekh) membanjiri lapangan Pancasila dengan membawa bermacam-macam pernak-pernik seperti bendera yang bertuliskan "Syekher Mania" atau pun "Ahbabul Musthofa" (nama majelis sholawat dan maulid Alhabib Syekh) -bahkan ada yang membawa bendera merah putih- yang kemudian bendera-bendera itu dikibar-kibarkan mengikuti alunan qoshidah-qoshidah yang dibawakan oleh Alhabib Syekh yang diiringi hadroh dari Ahbabul Musthofa.
Alhabib Syekh memulai acara sekitar pukul 20.00 setelah dibuka oleh pembawa acara dari TvKU (stasiun TV lokal Semarang) -karena memang acara tadi malam disiarkan langsung di TvKU dan disiarkan ulang nanti malam (11-10-'10) di stasiun yang sama pukul 19.00- kemudian Walikota Semarang dan wakil Gubernur Jawa Tengah memberikan sambutannya.
Seperti biasa, Alhabib Syekh membacakan kitab Shimthud Durrar (kitab sejarah Nabi Muhammad Saw) diselingi dengan berbagai qoshidah yang menawan, Syekher Mania terus saja mengibarkan bendera-bendera mengikuti qoshidah tersebut. Setelah selesai, K.H. Kharis Shodaqoh pengasuh Ponpes Al-Itqon, Bugen - Semarang) berdiri menyampaikan nasehat beliau.
K.H. Kharis Shodaqoh memulai nasehat beliau dengan menyampaikan bahwa acara tadi malam selain bersholawat kepada Rasulullaah Muhammad Saw, juga sekaligus ber-halal-bi-halal masyarakat bersama ulama dan pemimpin setempat (Ulama - Umara' - Umat). Beliau berdoa semoga setelah acara ini kita semua menjadi lebih baik lagi, menjadi lebih rukun terhadap sesama kita.
Sebagaimana Rasulullaah Muhammad Saw bersabda bahwa orang yang bertaqwa adalah orang yang mau memaafkan kekeliruan temannya, saudaranya, kenalannya bahkan mungkin orang tuanya. Jangan merasa sombong dengan berbagai amal baik kita, sebab sering kali kita berpura-pura berbuat baik agar orang mengatakan kita adalah orang baik. Kita sering kali tidak mau kejelekan kita diketahui orang lain, kita sering kali mau agar dikenal baik saja dengan menutupi segala kejelekan kita tanpa merasa bahwa diri kita sesungguhnya hanya berpura-pura saja, kita takut pada orang bukan takut pada Allaah Swt. Sudah berpura-pura, kita justru senang mengumbar kejelekan orang lain. Ini adalah hal yang buruk!
Kemudian, K.H. Kharis Shodaqoh melanjutkan, orang yang bertaqwa adalah orang yang mencintai orang lain karena demikianlah Allaah Swt yang mencintai makhluq-Nya, Allaah Swt saja masih memberikan kita kesempatan untuk bertaubat maka seharusnyalah kita memaafkan kekeliruan orang lain. Demikian yang diteladankan oleh Rasulullaah Muhammad Saw dan ulama salaf. K.H. Kharis Shodaqoh mengakhiri nasehat beliau dengan mengatakan jika kita semua bisa berlaku demikian maka kita akan damai, Semarang akan damai dan Indonesia akan damai.
Nasehat berikutnya disampaikan oleh Alhabib Hasan bin Abdurrahman Aljufri (Semarang). Alhabib Hasan memulai nasehat beliau dengan mendoakan agar dengan berkumpulnya kita semoga Allaah Swt mententramkan hati kita, pikiran kita dan memudahkan semua urusan kita. Sejak awal hingga akhir acara banyak dikumandangkan sholawat kepada Rasulullaah Muhammad Saw, bersholawat adalah amal yang sangat dianjurkan untuk kita lakukan sebab hanya sholawat yang merupakan ibadah yang pasti diterima Allaah Swt meski kita lakukan dengan sombong. Ini terjadi karena keagungan Rasulullaah Muhammad Saw.
Rasulullaah Muhammad Saw meneladan memaafkan orang lain, merahmati orang lain dan membantu orang lain. Dan ketika kita mencinta Rasulullaah Muhammad Saw maka sudah seharusnya kita mengikuti Rasulullah Saw dengan memaafkan orang lain, merahmati orang lain dan membantu orang lain.
Pernah suatu ketika Rasulullaah Muhammad menyuruh para sahabat untuk berterus-terang apakah Rasulullaah Saw pernah berbuat kesalahan kepada mereka atau tidak, kalau pernah meski kecil, Rasulullaah Saw meminta agar mereka mengatakannya sebelum Rasulullaah Saw wafat. Lihat keagungan dan keredah-dirian beliau, Rasulullaah Saw yang sudah terjaga dari semua kekeliruan pun masih saja demikian tawadlu'nya untuk meminta maaf kepada para sahabat beliau Saw. Ini Rasulullaah Saw lakukan karena berharap rahmat Allaah Swt.
Semua ini ada dan terjadi karena rahmat Allaah Swt, mulai dari akhlaq baik adalah rahmat Allaah Swt dan berbagai kebaikan lainnya juga bagian dari rahmat Allaah Swt. Alhabib Hasan pernah menjelaskan dalam majelis ta'lim beliau bahwa jika rahmat Allaah Swt ditandai dengan 100%, maka rahmat Allaah Swt yang dikaruniakan kepada kita sekarang di sini barulah 1% saja, sedangkan yang 99% akan dikaruniakan di surga nanti. 1% saja sudah begini istimewanya, maka sudah seharusnya kita terus melakukan berbagai kebaikan untuk berharap rahmat Allaah Swt.
Alhabib Hasan berpesan agar kita menjadi makhluq yang merahmati makhluq lainnya dan jangan sampai keliru salah menempatkan rahmat! Tempatkan rahmat pada tempat yang semestinya, misal ketika kita ada teman yang masih punya kebiasaan mabuk jangan sampai kita kita justru membelikan dia khamr dengan alasan merahmati dia, ini adalah rahmat yang keliru tempatnya! Rahmat untuk orang yang masih suka mabuk adalah mengatakan pada dia bahwa mabuk itu adalah buruk karena banyak celakanya daripada manfaatnya, ajak dia melakukan perbuatan baik dengan lembut dan perlahan. Itu rahmat yang benar ditempatkan pada tempatnya.
Alhabib Hasan mengakhiri nasehat beliau dengan berkata bahwa sekarang di tempat ini kita bersholawat pada Rasulullaah Muhammad Saw, semoga besok-besok kita lebih istiqomah lagi dalam bersholawat sebab diantara banyak keistimewaan sholawat adalah sholawat merupakan mahar pernikahan Nabi Adam As dan istri beliau di surga dulu. Semoga ini menjadi bagian dari surga kita semua.
Kurang lebih pukul 22.30 acara berakhir.
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.