SEMARANG. Alhabib Hasan bin Abdurrahman Aljufri dalam majelis ahad pagi kali ini (14 Nopember 2010) memulai dengan mengingatkan bahwa ilmu itu diambil oleh Allaah Swt lewat mewafatkan para alim ulama, sehingga yang tinggal hanyalah orang-orang yang tidak faham ilmu, orang-orang yang bodoh tapi merasa pintar dan tidak takut pada Allaah Swt.
Allaah Swt mewafatkan ulama yang mana ketika masih hidup ulama tersebut sangatlah rendah diri (tawadlu') sehingga ketika mereka ditanya oleh masyarakat tentang ilmu ada beberapa diantara mereka yang menjawab "Oh seingat saya dari ulama ini begini...", ini bukan karena mereka tidak faham tentang ilmu tersebut, tetapi karena mereka menginginkan masyarakat mencari kebenarannya sendiri agar masyarakat lebih tahu tentang yang ditanyakan.
Dari Ibnu Mas'ud, Rasulullaah Muhammad Saw bersabda bahwa Allaah Swt itu Maha Luas rahmat-Nya, bahkan sedemikian luasnya rahmat Allaah Swt tersebut di akhirat kelak makhluq yang dulunya sewaktu mereka hidup di dunia tidak yakin pada Allaah Swt, dulu mereka benci Allaah Swt, dulu mereka membenci Rasulullaah Muhammad Saw, dulu mereka tidak mau mematuhi Allaah Swt dan Rasul-Nya pun tetap dikaruniai kesempatan untuk mendapatkan rahmat Allaah Swt sehingga iblis pun berharap mendapat rahmat Allaah Swt juga tapi tidak bisa.
Lihatlah, mereka yang terlihat berbuat buruk pun masih dikaruniai kesempatan oleh Allaah Swt, demikian pula saat mereka di dunia. Allaah Swt masih memberikan kesempatan untuk kita bertaubat, untuk mendapatkan rahmat Allaah Swt terutama sebelum kita meninggal.
Ke-Maha-Luas-an rahmat Allaah Swt tidak bisa dibayangkan, tidak seperti makhluq yang apapun yang ada pada makhluq bisa dibayangkan, sementara Allaah tidak bisa dibayangkan. Rahmat Allaah Swt untuk semua makhluq, tergantung kita mau tidak mendapatkan rahmat Allaah Swt. Dengan kita berbuat yang buruk yang tidak diajarkan oleh Rasulullaah Muhammad Saw itu berarti kita tidak mau mendapatkan rahmat Allaah Swt. Hindari yang buruk dan ikuti ulama.
Para ulama bekerja sepenuh hati mencurahkan tenag pikiran dan waktu mereka di jalan Allaah Swt sehingga Allaah Swt pun memudahkan semua untuk mereka, Allaah Swt mencukupi semua kebutuhan mereka.
Di akhirat Allaah Swt menghendaki kita memaafkan kesalahan orang lain meski dulu kita di-dzolim-i, setelah itu Allaah Swt menyuruh kita segera memasuki Surga-Nya. Boleh saja kita menuntut "Oh ya Allaah, dulu si fulan pernah menyakiti hamba maka sekarang hamba menuntut...", itu boleh-boleh saja tetapi kenapa kita menyusahkan diri kalau dikaruniai kesempatan untuk yang mudah? Ketika kita mau memaafkan, kita langsung dapat rahmat Allaah Swt dan masuk Surga-Nya. Begitu juga saat kita di dunia, kita lebih baik memaafkan kesalahan orang lain meski dia belum minta maaf. Jika kita bisa maka kita akan dapat rahmat Allaah Swt dan hati kita menjadi lebih lega, tidak terbebani oleh masalah dan ibadah kita pun akan lebih nikmat. Ini kenikmatan yang istimewa, ini adalah Surga yang kita rasakan di dunia. Rasakan Surga dunia agar besok kita merasakan Surga akhirat.
Selain itu, jangan sampai hilang prasaan takut pada Allaah Swt dan berharap pada Allaah Swt. Ketika kita sehat maka tanamkan perasaan takut pada Allaah Swt agar kita giat beribadah tidak malas. Ketika kita sedang sakit, tanamkan perasaan penuh harapan Allaah Swt menerima amal ibadah kita. Saat sehat, takut pada Allaah Swt agar kita giat ibadah. Saat sakit, kita berharap diterima amal ibadah kita. Ketika kita bisa seperti itu, maka saat sehat dan sakit kita tetap ingat kepada-Nya dan tidak ada celah untuk jauh dari-Nya.
Manfaatkan kesehatan kita untuk melakukan berbagai hal yang diwajibkan bagi kita, yang di-sunnah-kan bagi kita, dan menghindari yang makruh. Bagaimana yang haram? Tentu saja harus dihindari.
Allaah Swt mewafatkan ulama yang mana ketika masih hidup ulama tersebut sangatlah rendah diri (tawadlu') sehingga ketika mereka ditanya oleh masyarakat tentang ilmu ada beberapa diantara mereka yang menjawab "Oh seingat saya dari ulama ini begini...", ini bukan karena mereka tidak faham tentang ilmu tersebut, tetapi karena mereka menginginkan masyarakat mencari kebenarannya sendiri agar masyarakat lebih tahu tentang yang ditanyakan.
Dari Ibnu Mas'ud, Rasulullaah Muhammad Saw bersabda bahwa Allaah Swt itu Maha Luas rahmat-Nya, bahkan sedemikian luasnya rahmat Allaah Swt tersebut di akhirat kelak makhluq yang dulunya sewaktu mereka hidup di dunia tidak yakin pada Allaah Swt, dulu mereka benci Allaah Swt, dulu mereka membenci Rasulullaah Muhammad Saw, dulu mereka tidak mau mematuhi Allaah Swt dan Rasul-Nya pun tetap dikaruniai kesempatan untuk mendapatkan rahmat Allaah Swt sehingga iblis pun berharap mendapat rahmat Allaah Swt juga tapi tidak bisa.
Lihatlah, mereka yang terlihat berbuat buruk pun masih dikaruniai kesempatan oleh Allaah Swt, demikian pula saat mereka di dunia. Allaah Swt masih memberikan kesempatan untuk kita bertaubat, untuk mendapatkan rahmat Allaah Swt terutama sebelum kita meninggal.
Ke-Maha-Luas-an rahmat Allaah Swt tidak bisa dibayangkan, tidak seperti makhluq yang apapun yang ada pada makhluq bisa dibayangkan, sementara Allaah tidak bisa dibayangkan. Rahmat Allaah Swt untuk semua makhluq, tergantung kita mau tidak mendapatkan rahmat Allaah Swt. Dengan kita berbuat yang buruk yang tidak diajarkan oleh Rasulullaah Muhammad Saw itu berarti kita tidak mau mendapatkan rahmat Allaah Swt. Hindari yang buruk dan ikuti ulama.
Para ulama bekerja sepenuh hati mencurahkan tenag pikiran dan waktu mereka di jalan Allaah Swt sehingga Allaah Swt pun memudahkan semua untuk mereka, Allaah Swt mencukupi semua kebutuhan mereka.
Di akhirat Allaah Swt menghendaki kita memaafkan kesalahan orang lain meski dulu kita di-dzolim-i, setelah itu Allaah Swt menyuruh kita segera memasuki Surga-Nya. Boleh saja kita menuntut "Oh ya Allaah, dulu si fulan pernah menyakiti hamba maka sekarang hamba menuntut...", itu boleh-boleh saja tetapi kenapa kita menyusahkan diri kalau dikaruniai kesempatan untuk yang mudah? Ketika kita mau memaafkan, kita langsung dapat rahmat Allaah Swt dan masuk Surga-Nya. Begitu juga saat kita di dunia, kita lebih baik memaafkan kesalahan orang lain meski dia belum minta maaf. Jika kita bisa maka kita akan dapat rahmat Allaah Swt dan hati kita menjadi lebih lega, tidak terbebani oleh masalah dan ibadah kita pun akan lebih nikmat. Ini kenikmatan yang istimewa, ini adalah Surga yang kita rasakan di dunia. Rasakan Surga dunia agar besok kita merasakan Surga akhirat.
Selain itu, jangan sampai hilang prasaan takut pada Allaah Swt dan berharap pada Allaah Swt. Ketika kita sehat maka tanamkan perasaan takut pada Allaah Swt agar kita giat beribadah tidak malas. Ketika kita sedang sakit, tanamkan perasaan penuh harapan Allaah Swt menerima amal ibadah kita. Saat sehat, takut pada Allaah Swt agar kita giat ibadah. Saat sakit, kita berharap diterima amal ibadah kita. Ketika kita bisa seperti itu, maka saat sehat dan sakit kita tetap ingat kepada-Nya dan tidak ada celah untuk jauh dari-Nya.
Manfaatkan kesehatan kita untuk melakukan berbagai hal yang diwajibkan bagi kita, yang di-sunnah-kan bagi kita, dan menghindari yang makruh. Bagaimana yang haram? Tentu saja harus dihindari.
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.