Oleh: Ustadz Muhtarifin Sholeh.
Di mushola Nurul Huda, perumahan Gemah Permai, Semarang.
Assalamu'alaikum wa rahmatulah wa barakatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Secara umum, kata "adab" berarti tata krama, sopan santun, moral dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakat. Dalam penjelasan lain, adab adalah kemuliaan manusia dengan bersifat baik yang diperoleh melalui latihan, tanpa latihan maka manusia tidak bisa kita memperoleh adab yang baik.
Kemudian, menurut Abu Isma’il Al Harawi, pengarang kitab Manazil As Sa’irin, yang dimaksud dengan adab adalah menjaga batas antara berlebihan dan meremehkan serta mengetahui bahaya pelanggaran.
Menurut KH. Hasyim Asy’ari mengatakan, adab adalah satu istilah khas dalam agama Islam seperti halnya makna iman, Islam, ibadah dan lainnya. Adab bukanlah sekedar “sopan santun” atau baik budi bahasa, atau yang populer hari ini dengan istilah membangun karakter (character building) dalam suatu pendidikan.
ADAB BERBICARA
Adab Islami adalah adab yang diajarkan oleh Rasulullaah Muhammad Saw. Ada banyak adab-adab yang diajarkan oleh Rasulullaah Muhammad Saw, salah satunya adalah adab berbicara, sebagai berikut:
1. QAULAN KARIMA, berkata yang baik (dengan tenang dan berwibawa).
2. QAULAN MAISURON, berkata yang mudah (mudah dalam penyampaian sehingga mudah dipahami).
3. QAULAN LAYYINAN, berkata yang lembut sehingga masuk ke hati.
4. QAULAN BALIGHON, berkata yang sampai ke tujuan (komunikatif sehingga dapat diterima).
5. QAULAN SADIIDAN, berkata yang benar (yang diucapkan benar, tidak berdusta).
6. QAULAN MA'RUFAN, berkata yang baik sebagaimana umum diketahui baik oleh masyakat.
Hendaknya kita melatih diri agar memiliki adab berbicara. Pertentangan dan permusuhan sering disebabkan oleh diabaikannya adab berbicara tersebut. Perhatikan ini!
ADAB BERPAKAIAN
Kemudian selanjutnya ada adab berpakaian, Allaah Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an surat ke-7 Al A'raaf ayat 26 sebagai berikut:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya:
"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian taqwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allaah, mudah-mudahan mereka ingat."
Ayat ini ditujukan untuk seluruh manusia (lihat awal ayat ada kata "bani Adam"), apapun suku dan keyakinannya diperintahkan untuk menutupi auratnya dengan pakaian sekaligus juga dengan pakaian itu manusia dapat memperindah diri mereka.
Kalimat "...Kami telah menyediakan pakaian..." di ayat tersebut bermakna Allaah Ta'ala dengan sunnatullaah-Nya menyediakan bahan-bahan yang bisa diproses menjadi pakaian seperti pohon-pohanan misal, berbagai pohon diciptakan ditumbuhkan oleh Allaah Ta'ala untuk bisa kita proses menjadi pakaian. Selain pohon, kulit hewan pun bisa dijadikan bahan untuk pakaian. Tidak hanya itu, agar pohon dan hewan hidup maka disediakan oleh Allaah Ta'ala air, tanah, api bahkan hujan dengan kandungan nitrogennya yang menyuburkan pohon dan makhluq lainnya. Semua hal yang mendukung diciptakan oleh Allaah Ta'ala.
Di awal masa, manusia tampak sederhana dalam memproses bahan-bahan pakaian tersebut, dengan aqal pikiran yang dikaruniaikan Allaah Ta'ala kepada manusia, lambat laun manusia menjadi kreatif, Allaah Ta'ala mengkaruniakan ilmu membuat kain, ilmu mendesain, ilmu menjahit, ilmu membuat jarum, ilmu membuat mesin jahit, ilmu membuat perusahaan pakaian, ilmu mendisain pernak pernik hiasan misal berlian sehingga butuh ilmu pertambangan dan lain sebagainya yang mendukung yang memungkinkan manusia menciptakan berbagai macam pakaian yang sangat indah. Pakaian yang indah yang menjadi perhiasan, sehingga selain menutupi aurat juga membuat manusia lebih menarik.
Itulah makna "...Kami telah menyediakan pakaian dan untuk perhiasan bagimu..."
Dalam berpakaian, selain menjadikan manusia lebih indah, ada prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Rasulullaah Muhammad Saw yang harus kita lakukan, yaitu sebagai berikut:
1. MENUTUP AURAT
Apa itu aurat?
Dalam Syarah Sunan Ibnu Majah disebutkan, bahwa aurat adalah kullu maa yastahyii minhu wa yasuu`u shahibahu in yura minhu (setiap yang menyebabkan malu, dan membawa aib bagi pemiliknya jika terlihat).
Imam Syarbiniy dalam kitab Mughniy Al Muhtaaj, berkata bahwa secara literal, aurat bermakna al nuqshaan (kekurangan) wa al syai`u al mustaqbihu (sesuatu yang menyebabkan celaan). Disebut seperti itu, karena ia akan menyebabkan celaan jika terlihat.
Oleh sebab itu, aurat lelaki dan perempuan wajib ditutup ketika berpakaian, terlebih ketika ada orang yang bukan mahrom-nya. Aurat lelaki mulai dari pusar sampai ke lutut. Rasulullaah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ مَا تَحْتَ السُّرَّةِ إِلَى رُكْبَتِهِ مِنَ الْعَوْرَةِ
Artinya:
“Karena di antara pusar sampai lutut adalah aurat."
(HR. Ahmad)
Untuk wanita menurut Imam Nawawi (dalam Al Majmu' dan Minhajuth Tholibin) auratnya adalah seluruh bagian tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan, pendapat Imam Nawawi ini mayoritas ulama.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu‘anha:
أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ
Artinya:
Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullaah shallallahu‘alaihi wasallam dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullaah shallallahu‘alaihi wasallam pun berpaling darinya dan bersabda, “wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haidh (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini”, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya.
(HR. Abu Daud 4140).
Allaah Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an surat ke-33 Al Ahzaab ayat 59 sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya:
Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan baju panjang mereka ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
2. MENEGAKKAN PERADABAN.
Yakni tidak berbusana yang ketat dan tidak transparan, jadi agak longgar atau longgar, berpakaian menutup aurat tapi ketat dan transparan itu sama saja tidak ditutupi karena auratnya terlihat jelas lekak lekuknya.
3. MENJAGA KESEHATAN.
Pakaian yang kita pakai itu harus mendukung kesehatan kita, jangan malah menjadikan kita sakit. Misal berpakaian yang bersih (tidak kotor), berpakaian ketat yang menimbulkan sesak nafas maka hindari, atau bahan yang membuat kulit gatal juga hindari. Pakailah pakaian yang mendukung kita sehat, hawa dingin pakai jaket tebal, pakai pakaian khusus agar aman dari Covid-19 misalnya.
Allaah Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an surat ke-16 An Naḥl ayat 81 sebagai berikut:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
Artinya:
Dan Allaah menjadikan tempat bernaung bagimu dari apa yang telah Dia ciptakan, Dia menjadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia menjadikan pakaian bagimu yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikian Allaah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)."
4. MENJAGA KESUCIAN.
Pakai pakaian yang halal, yaitu halal dalam hal memperolehnya atau dibeli dengan uang halal dan bahan material pakaian juga halal.
5. ESTETIKA.
Berpakaianlah yang rapi, disain dipilih yang menarik, warna dan ukuran yang pas sehingga enak nyaman dipakai juga indah dipandang. Ini perlu diperhatikan! Banyak orang berpakaian tanpa memperhatikan estetika. Sebenarnya estetika itu tidak harus mahal, yang penting rapi menarik dan indah dipandang.
Aurat lelaki memang dari pusar sampai lutut, dalam sholat sebenarnya hanya menutup dari pusar sampai lutut sudah sah secara fiqh, tapi secara prinsip adab estetika itu kurang sempurna, maka ulama tidak menganjurkan. Berpakaianlah yang terbagus ketika sholat.
ADAB PERGAULAN
Manusia itu mahluq sosial yang pasti berhubungan dengan sesama manusia, bahkan berhubungan dengan mahluq lain seperti tumbuhan dan hewan. Manusia tidak hidup sendirian, kelangsungan hidup manusia dipengaruhi oleh segala sesuatu di sekitar kita.
Makan ambil contoh, ini adalah kebutuhan individu tiap manusia, kita bisa makan karena didukung banyak hal dan banyak proses:
Pedagang yang menjual beras, sayur, bumbu, alat-alat masak. Sopir angkot yang membawa beras dari sawah ke toko penjual. Pabrik karung yang membungkus beras. Petani yang menanam padi, sayuran, dan buah. Dan lain sebagainya banyak sekali proses untuk menghasilkan makanan sehingga kita bisa makan.
Tidak disangkal lagi, bahwa tiap kita sangat membutuhkan manusia lainnya.
Oleh sebab itu, hendaknya tiap kita saling tolong menolong, saling peduli, saling mengajak kepada kebaikan, Allaah Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an surat ke-16 An Nahl ayat 125 sebagai berikut:-
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
Kehidupan itu adalah pergaulan yang saling menasehati dalam kebaikan atau dakwah, dakwah itu lebih baik dengan hikmah di mana saja, dengan siapa saja dan kapan saja. Oleh sebab itu, berbagai adab di atas juga begitu, hendaknya semua manusia terapkan adab di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.
Adab bisa dilakukan oleh semua manusia, baik yang oleh orang-orang yang beriman atau oleh orang-orang yang kafir. Kesopanan, orang beriman bisa sopan, begitu juga orang kafir. Berkata yang lembut, orang beriman bisa berkata yang lembut, begitu juga orang kafir. Berbeda dengan akhlaq, ahlaq itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang beriman.
Apa itu akhlaq?
Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa akhlaq adalah perangai , tabiat, dan agama
Menurut Iman Al Ghazali mengatakan, akhlaq adalah sesuatu sifat yang tertanam dalam jiwa orang-orang yang beriman yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud untuk memikirkan lebih lama, maka dari sifat tersebut akan melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama.
Akhlaq adalah sifat-sifat mulia, perangai-perangai yang baik yang dihasilkan dari proses ibadah yang benar, akhlaq hanya dikhususkan untuk orang-orang yang beriman saja. Dalam bahasa Arab, ada istilah yang khusus untuk orang-orang yang beriman, seperti taqwa dan akhlaq. Orang-orang kafir meski punya tuhan tapi kalau tidak berTuhankan Allaah Ta'ala maka tidak bisa disebut bertaqwa. Disebut bertaqwa jika mengakui Allaah Ta'ala sebagai Tuhan dan Muhammad bin Abdullaah Saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir. Begitu juga dengan akhlaq, khusus untuk orang-orang yang beriman.
Orang-orang yang berakhlaq baik, akan memperlakukan orang lain sebagaimana dia ingin diperlakukan, dan dalam melakukannya didasari niat menjalankan perintah Allaah Ta'ala lewat Rasulullaah Muhammad Saw.
Kita bersikap baik kepada tetangga, lakukan atas dasar niat karena diperintahkan oleh Allaah Ta'ala lewat Rasulullaah Muhammad Saw. Kita sabar, kita bekerja, kita bergaul, kita berjalan, kita makan minum dan sebagainya lakukan atas dasar niat karena diperintahkan oleh Allaah Ta'ala lewat Rasulullaah Muhammad Saw. Maka kita akan memperlakukan siapapun dengan baik, karena Allaah Ta'ala tidak pernah memerintahkan kita memperlakukan jelek siapapun.
AKU adalah KAU, KAU adalah AKU. Ini adalah human reflection atau refleksi kemanusiaan.
Wassalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Artinya:
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu."
Di mushola Nurul Huda, perumahan Gemah Permai, Semarang.
Assalamu'alaikum wa rahmatulah wa barakatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Secara umum, kata "adab" berarti tata krama, sopan santun, moral dan nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakat. Dalam penjelasan lain, adab adalah kemuliaan manusia dengan bersifat baik yang diperoleh melalui latihan, tanpa latihan maka manusia tidak bisa kita memperoleh adab yang baik.
Kemudian, menurut Abu Isma’il Al Harawi, pengarang kitab Manazil As Sa’irin, yang dimaksud dengan adab adalah menjaga batas antara berlebihan dan meremehkan serta mengetahui bahaya pelanggaran.
Menurut KH. Hasyim Asy’ari mengatakan, adab adalah satu istilah khas dalam agama Islam seperti halnya makna iman, Islam, ibadah dan lainnya. Adab bukanlah sekedar “sopan santun” atau baik budi bahasa, atau yang populer hari ini dengan istilah membangun karakter (character building) dalam suatu pendidikan.
ADAB BERBICARA
Adab Islami adalah adab yang diajarkan oleh Rasulullaah Muhammad Saw. Ada banyak adab-adab yang diajarkan oleh Rasulullaah Muhammad Saw, salah satunya adalah adab berbicara, sebagai berikut:
1. QAULAN KARIMA, berkata yang baik (dengan tenang dan berwibawa).
2. QAULAN MAISURON, berkata yang mudah (mudah dalam penyampaian sehingga mudah dipahami).
3. QAULAN LAYYINAN, berkata yang lembut sehingga masuk ke hati.
4. QAULAN BALIGHON, berkata yang sampai ke tujuan (komunikatif sehingga dapat diterima).
5. QAULAN SADIIDAN, berkata yang benar (yang diucapkan benar, tidak berdusta).
6. QAULAN MA'RUFAN, berkata yang baik sebagaimana umum diketahui baik oleh masyakat.
Hendaknya kita melatih diri agar memiliki adab berbicara. Pertentangan dan permusuhan sering disebabkan oleh diabaikannya adab berbicara tersebut. Perhatikan ini!
ADAB BERPAKAIAN
Kemudian selanjutnya ada adab berpakaian, Allaah Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an surat ke-7 Al A'raaf ayat 26 sebagai berikut:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya:
"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian taqwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allaah, mudah-mudahan mereka ingat."
Ayat ini ditujukan untuk seluruh manusia (lihat awal ayat ada kata "bani Adam"), apapun suku dan keyakinannya diperintahkan untuk menutupi auratnya dengan pakaian sekaligus juga dengan pakaian itu manusia dapat memperindah diri mereka.
Kalimat "...Kami telah menyediakan pakaian..." di ayat tersebut bermakna Allaah Ta'ala dengan sunnatullaah-Nya menyediakan bahan-bahan yang bisa diproses menjadi pakaian seperti pohon-pohanan misal, berbagai pohon diciptakan ditumbuhkan oleh Allaah Ta'ala untuk bisa kita proses menjadi pakaian. Selain pohon, kulit hewan pun bisa dijadikan bahan untuk pakaian. Tidak hanya itu, agar pohon dan hewan hidup maka disediakan oleh Allaah Ta'ala air, tanah, api bahkan hujan dengan kandungan nitrogennya yang menyuburkan pohon dan makhluq lainnya. Semua hal yang mendukung diciptakan oleh Allaah Ta'ala.
Di awal masa, manusia tampak sederhana dalam memproses bahan-bahan pakaian tersebut, dengan aqal pikiran yang dikaruniaikan Allaah Ta'ala kepada manusia, lambat laun manusia menjadi kreatif, Allaah Ta'ala mengkaruniakan ilmu membuat kain, ilmu mendesain, ilmu menjahit, ilmu membuat jarum, ilmu membuat mesin jahit, ilmu membuat perusahaan pakaian, ilmu mendisain pernak pernik hiasan misal berlian sehingga butuh ilmu pertambangan dan lain sebagainya yang mendukung yang memungkinkan manusia menciptakan berbagai macam pakaian yang sangat indah. Pakaian yang indah yang menjadi perhiasan, sehingga selain menutupi aurat juga membuat manusia lebih menarik.
Itulah makna "...Kami telah menyediakan pakaian dan untuk perhiasan bagimu..."
Dalam berpakaian, selain menjadikan manusia lebih indah, ada prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Rasulullaah Muhammad Saw yang harus kita lakukan, yaitu sebagai berikut:
1. MENUTUP AURAT
Apa itu aurat?
Dalam Syarah Sunan Ibnu Majah disebutkan, bahwa aurat adalah kullu maa yastahyii minhu wa yasuu`u shahibahu in yura minhu (setiap yang menyebabkan malu, dan membawa aib bagi pemiliknya jika terlihat).
Imam Syarbiniy dalam kitab Mughniy Al Muhtaaj, berkata bahwa secara literal, aurat bermakna al nuqshaan (kekurangan) wa al syai`u al mustaqbihu (sesuatu yang menyebabkan celaan). Disebut seperti itu, karena ia akan menyebabkan celaan jika terlihat.
Oleh sebab itu, aurat lelaki dan perempuan wajib ditutup ketika berpakaian, terlebih ketika ada orang yang bukan mahrom-nya. Aurat lelaki mulai dari pusar sampai ke lutut. Rasulullaah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ مَا تَحْتَ السُّرَّةِ إِلَى رُكْبَتِهِ مِنَ الْعَوْرَةِ
Artinya:
“Karena di antara pusar sampai lutut adalah aurat."
(HR. Ahmad)
Untuk wanita menurut Imam Nawawi (dalam Al Majmu' dan Minhajuth Tholibin) auratnya adalah seluruh bagian tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan, pendapat Imam Nawawi ini mayoritas ulama.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu‘anha:
أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ
Artinya:
Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullaah shallallahu‘alaihi wasallam dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullaah shallallahu‘alaihi wasallam pun berpaling darinya dan bersabda, “wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haidh (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini”, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya.
(HR. Abu Daud 4140).
Allaah Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an surat ke-33 Al Ahzaab ayat 59 sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya:
Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan baju panjang mereka ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
2. MENEGAKKAN PERADABAN.
Yakni tidak berbusana yang ketat dan tidak transparan, jadi agak longgar atau longgar, berpakaian menutup aurat tapi ketat dan transparan itu sama saja tidak ditutupi karena auratnya terlihat jelas lekak lekuknya.
3. MENJAGA KESEHATAN.
Pakaian yang kita pakai itu harus mendukung kesehatan kita, jangan malah menjadikan kita sakit. Misal berpakaian yang bersih (tidak kotor), berpakaian ketat yang menimbulkan sesak nafas maka hindari, atau bahan yang membuat kulit gatal juga hindari. Pakailah pakaian yang mendukung kita sehat, hawa dingin pakai jaket tebal, pakai pakaian khusus agar aman dari Covid-19 misalnya.
Allaah Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an surat ke-16 An Naḥl ayat 81 sebagai berikut:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
Artinya:
Dan Allaah menjadikan tempat bernaung bagimu dari apa yang telah Dia ciptakan, Dia menjadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia menjadikan pakaian bagimu yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikian Allaah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)."
4. MENJAGA KESUCIAN.
Pakai pakaian yang halal, yaitu halal dalam hal memperolehnya atau dibeli dengan uang halal dan bahan material pakaian juga halal.
5. ESTETIKA.
Berpakaianlah yang rapi, disain dipilih yang menarik, warna dan ukuran yang pas sehingga enak nyaman dipakai juga indah dipandang. Ini perlu diperhatikan! Banyak orang berpakaian tanpa memperhatikan estetika. Sebenarnya estetika itu tidak harus mahal, yang penting rapi menarik dan indah dipandang.
Aurat lelaki memang dari pusar sampai lutut, dalam sholat sebenarnya hanya menutup dari pusar sampai lutut sudah sah secara fiqh, tapi secara prinsip adab estetika itu kurang sempurna, maka ulama tidak menganjurkan. Berpakaianlah yang terbagus ketika sholat.
ADAB PERGAULAN
Manusia itu mahluq sosial yang pasti berhubungan dengan sesama manusia, bahkan berhubungan dengan mahluq lain seperti tumbuhan dan hewan. Manusia tidak hidup sendirian, kelangsungan hidup manusia dipengaruhi oleh segala sesuatu di sekitar kita.
Makan ambil contoh, ini adalah kebutuhan individu tiap manusia, kita bisa makan karena didukung banyak hal dan banyak proses:
Pedagang yang menjual beras, sayur, bumbu, alat-alat masak. Sopir angkot yang membawa beras dari sawah ke toko penjual. Pabrik karung yang membungkus beras. Petani yang menanam padi, sayuran, dan buah. Dan lain sebagainya banyak sekali proses untuk menghasilkan makanan sehingga kita bisa makan.
Tidak disangkal lagi, bahwa tiap kita sangat membutuhkan manusia lainnya.
Oleh sebab itu, hendaknya tiap kita saling tolong menolong, saling peduli, saling mengajak kepada kebaikan, Allaah Ta'ala berfirman di dalam Al Qur'an surat ke-16 An Nahl ayat 125 sebagai berikut:-
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
Kehidupan itu adalah pergaulan yang saling menasehati dalam kebaikan atau dakwah, dakwah itu lebih baik dengan hikmah di mana saja, dengan siapa saja dan kapan saja. Oleh sebab itu, berbagai adab di atas juga begitu, hendaknya semua manusia terapkan adab di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.
Adab bisa dilakukan oleh semua manusia, baik yang oleh orang-orang yang beriman atau oleh orang-orang yang kafir. Kesopanan, orang beriman bisa sopan, begitu juga orang kafir. Berkata yang lembut, orang beriman bisa berkata yang lembut, begitu juga orang kafir. Berbeda dengan akhlaq, ahlaq itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang beriman.
Apa itu akhlaq?
Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa akhlaq adalah perangai , tabiat, dan agama
Menurut Iman Al Ghazali mengatakan, akhlaq adalah sesuatu sifat yang tertanam dalam jiwa orang-orang yang beriman yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud untuk memikirkan lebih lama, maka dari sifat tersebut akan melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama.
Akhlaq adalah sifat-sifat mulia, perangai-perangai yang baik yang dihasilkan dari proses ibadah yang benar, akhlaq hanya dikhususkan untuk orang-orang yang beriman saja. Dalam bahasa Arab, ada istilah yang khusus untuk orang-orang yang beriman, seperti taqwa dan akhlaq. Orang-orang kafir meski punya tuhan tapi kalau tidak berTuhankan Allaah Ta'ala maka tidak bisa disebut bertaqwa. Disebut bertaqwa jika mengakui Allaah Ta'ala sebagai Tuhan dan Muhammad bin Abdullaah Saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir. Begitu juga dengan akhlaq, khusus untuk orang-orang yang beriman.
Orang-orang yang berakhlaq baik, akan memperlakukan orang lain sebagaimana dia ingin diperlakukan, dan dalam melakukannya didasari niat menjalankan perintah Allaah Ta'ala lewat Rasulullaah Muhammad Saw.
Kita bersikap baik kepada tetangga, lakukan atas dasar niat karena diperintahkan oleh Allaah Ta'ala lewat Rasulullaah Muhammad Saw. Kita sabar, kita bekerja, kita bergaul, kita berjalan, kita makan minum dan sebagainya lakukan atas dasar niat karena diperintahkan oleh Allaah Ta'ala lewat Rasulullaah Muhammad Saw. Maka kita akan memperlakukan siapapun dengan baik, karena Allaah Ta'ala tidak pernah memerintahkan kita memperlakukan jelek siapapun.
AKU adalah KAU, KAU adalah AKU. Ini adalah human reflection atau refleksi kemanusiaan.
Wassalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Artinya:
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu."
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.