Monday, August 07, 2006

Tempat Sampah dan Tikus Besar

Assalamu'alaikum wr wb

Lewat tengah malam itu, saya belum bisa tidur. Pintu kamar saya buka, hawa segar dingin masuk menerobos ke dalam kamar. Memang begitu pintu kamar saya dibuka, langsung berhubungan dengan halaman luar.

Dari luar, terdengar bunyi kemresek. Saya intip ke luar, dan ternyata suara itu berasal dari tempat sampah di bawah pohon mangga. Saya perhatikan, eh seekor tikus besar meyeruak keluar dari dalam tempat sampah, masuk lagi dan keluar melompat sambil membawa sesuatu di mulutnya, mungkin pisang.


Tempat sampah yang kita anggap tidak ada manfaatnya kecuali menampung kotoran yang mesti dibuang ternyata menjadi surga bagi tikus besar itu. Yang kita buang bermanfaat bagi tikus.

Saya tersenyum, tikus itu telah menjemput rizqinya, rizqi yang sudah disiapkan oleh Allah untuknya. Meski walhasil tempat sampah dibiarkan berantakan tapi itu menjadi rangkaian dari rantai kehidupan yang diciptakan oleh Allah Swt, Yang Maha Indah.

Para guru berpesan bahwa kita ada jatah rizqi kita masing-masing, tidak perlu 'kemrungsung' pengen jatah rizqinya orang lain. Syukuri saja yang kita punya, kalau kita syukur insya Allah akan ditambah.

Kata Aa Gym, dalam bahasa saya, bahwa tidak asyik punya mobil mewah tapi hati selalu khawatir kena gores kalau mobil lain menyalipnya, selalu takut spion raib dibawa orang, selalu khawatir kalau audio-tape-nya dicuri orang, takut kalau mobilnya rusak dsb. Sangat tidak mengenakkan hati selalu khawatir seperti itu, padahal kita ada mobil mewah. Sepertinya mending pakai mobil biasa tapi hati tidak selalu khawatir, tidak khawatir spion raib dibawa orang sebab spionnya biasa saja tidak istimewa, tidak takut audio tape-nya hilang karena memang tidak ada (misalnya) dsb.

Apa yang ada pada kita itu yang terbaik buat kita saat ini, syukuri saja nikmat yang ada dulu meski sedikit, sebab kalau tidak bisa mensyukuri nikmat yang sedikit maka tidak akan bisa mensyukuri nikmat yang banyak.

Istri saya terbangun, "Lagi buat apa tho, mas?", tanyanya.

"Ndaak...iki lho nulis iki...", jawab saya.

Saya coba intib ke luar lagi, tikus kembali lagi, tapi kemudian dia lari karena tahu saya perhatikan.

Subhaanaka-llaahumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...

Wallahu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.