Sunday, August 13, 2006

Tanya Jawab : Presisi Arah Kiblat

PERTANYAAN :

Assalamu'alaikum wr wb

Pak Dodi,

Beberapa waktu yang lalu, dikabarkan bahwa posisi matahari akan tepat ada di atas Ka'bah, dikatakan bahwa ini saat yang tepat untuk mengetahui arah kiblat yaitu dengan cara cukup berdiri di tempat terbuka dan lihat bayangan badan kita, arah bayangan ini mengarah ke kiblat.

Lalu, sesudah mengukur berdasarkan posisi matahari yang ada tepat di atas Ka'bah, ternyata arah kiblat yang saya pakai sholat selama berbeda arah (meski sedikit), lalu saya ikut arah kiblat lama atau arah kiblat baru, pak?

Karena belum tahu detail tentang ini, saya sholat ke arah kiblat yang saya yakini selama ini, bismillah semoga tidak salah.

Terima kasih banyak.
Wassalam, Yusa



JAWABAN :

Wa'alaykumussalam Wr.Wb.

Mas Yusa dan kita semua yang dirohmati Alloh,
Masalah ini, saya menemui beberapa keputusan macam yang diambil oleh takmir Masjid dan jamaahnya.

* Ada yang tidak berusaha mengubahnya, karena mereka tidak mempermasalahkan ketidak-presisian tadi, mereka lebih memilih "presisi"-nya arah hati ketika sholat, yaitu Alloh SWT. Arah kiblat, hanya sekedar arah yang mendekati saja ke masjidil Harom.

* Ada yang sangat ingin presisi, mereka beranggapan kurang afdhol jika arah kiblat tidak tepat ke Ka'bah, jadi mereka melakukan perubahan arah. Cara yang ditempuh, yang banyak saya temui, adalah membuat garis shof sholat yang baru , menyesuaikan arah sesuai presisi pengukuran yang baru.

Saya belum ketemu, untuk yang senang presisi ini, ketika meluruskan arah dengan sengaja membongkar Masjidnya, kecuali pada masjid yang memang sudah saatnya direnovasi.

Nah, yang mas Yusa lakukan itu seperti yang saya yakini, walaupun di kantor, saya coba untuk geser sedikit arah, sesuai kompas matahari. Saya pribadi tidak menganut faham harus presisi (kalau tidak presisi batal, misalnya), namun yang ingin dipresisikan , adalah arah kiblat sholat saya, yaitu kusyu', dan satu, kepada Alloh SWT.

Semoga tambahan ini membantu, saya juga bukan ahlinya kok mas....
Wassalam, Dodi

1 comment:

  1. Sebenarnya hal termudah yang kita lakukan agar Shalat kita syah walau tidak menghadap Ka'bah adalah meminta pada Allah SWT agar menghadap Ka'bah bukan jadi syarat syah Shalat, tetapi sekedar anjuran. Ada yang mau? (mereka bukan umat Rasul).

    Setiap agama punya Kiblat seperti dalam ayat Al Baqarah 145. Kalau tidak menghadap Ka'bah, bisa jadi dia berkiblat ke kiblat yahudi atau nasrani.

    Kalau menghadap hadap bukan kewajiban, untuk apa Nabi meminta berulang ulang agar Kiblat dipindahkan? Mengapa saat Shalat, Nabi merubah arah Kiblat ke Ka'bah. Mengapa sahabat yang sedang Shalat harus merubah arah ke Ka'bah. Mengapa tidak menunggu pada shalat selanjutnya.

    Hanya manusia primitif yang menganggap menghadap Ka'bah adalah sebuah kesusahan karena kita bisa menggunakan teknologi, google, kompas atau cara manual Rashdul qiblah yang jatuh tanggal 28 Mei ini. Info selanjutnya bisa diunduh di www.maptude.com/KiblatPrint.ppt banyak hikmah saat menghadap Ka'bah, termasuk berhubungan dengan Baitul Makmur di Surga.

    Lebih baik takut Shalat tidak syah, lalu berusaha memperbaikinya dari pada menganggap syah, padahal tidak memenuhi syarat uzur, yaitu Tuna Netra, perang, perjalanan dan tidak tahu arah karena tidak punya uang 5000 rupiah agar orang warnet membantu mencarikan arah Kiblat tempatnya, menggunakan peta Google, seperti www.maptude.com/qibla atau banyak aplikasi lain.

    www.bacapahamquran.blogspot.com

    ReplyDelete

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.