Monday, June 22, 2009

Ahlaq Dhohir & Batin

Oleh: Alhabib Shodiq bin Abubakar Baharun

(Disampaikan di dalam majlis Madadun Nabawiy tanggal 19 Juni 2009 di Masjid Alhikmah - Semarang, pembahasan kitab Is'afu Tholibiy Ridol Kholiq Bibayani Makarimal Ahlaq yaitu kitab karya Alhabib Umar bin Hafidh)

Kitab ini diawali dengan basmalah dan hamdalah. Jika suatu pekerjaan tidak diawali dengan basmalah dan hamdalah maka dikhawatirkan akan terputus dari ridho Allah Swt.

Ahlaq itu salah satu sifat yang menghiasi manusia dari sisi dhohirnya dan sisi batinnya. Sebelum kita mengerjakan segala sesuatu pasti diawali dengan niat di dalam hati, setelah hati kita sudah terbersit sebuah niat maka akan berlanjut ke otak kita dan otak kita lalu memerintahkan anggota-anggota badan kita untuk melakukan apa yang sudah kita niatkan. Jika salah satu dari tiga perangkat tersebut tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka akan berpengaruh terhadap lainnya. Lihatah bahwa antara batin dan dhohir saling berhubungan!

Jika dari awal (niat) sudah dimulai dengan sesuatu yang rapi, baik dan bersih maka itu adalah wujud awal dari ahlaq yang baik. Sebaliknya, jika dari awal sudah dimulai dengan sesuatu yang berantakan, buruk dan kotor maka itu adalah wujud awal dari ahlaq buruk. Dhohir dan batin itu saling dan selalu berhubungan dan tidak mungkin keduanya akan terpisahkan.

Batin yang baik jika ditampilkan dengan dhohir yang buruk maka ini kurang lengkap dan sering kali mengakibatkan kesalah-pahaman orang lain kepada kita. Kesalah-pahaman akan menimbulkan fitnah, dan jika kita bisa meminimalkan fitnah maka itu lebih baik. Jadi batin yang baik akan lebih indah jika disertai dhohir yang baik.

Batin yang buruk jika dibungkus dengan amalan dhohir yang terlihat baik tidak disukai oleh Allah Swt. Dhohir yang baik insya Allah berasal dari batin yang baik.

Batin kita harus selalu dibersihkan dengan melakukan berbagai amalan yang baik pula. Jika batin bersih maka Allah Swt akan mencurahkan ridho-Nya kepada kita. Jika kita melakukan kesalahan dhohir maka batin akan ternoda, batin yang ternoda akan mengakibatkan murka Allah Swt jika tidak diikuti dengan taubat yang sebenar-benarnya taubat.

Nabi Muhammad Saw diutus Allah Swt kepada kita adalah untuk menyempurnakan ahlaq kita, ahlaq dhohir dan ahlaq batin kita. Jika ada orang yang berkata oh batinku bersih tapi dhohirnya kotor maka ini dusta! Kecuali terhadap orang-orang tertentu itu pengecualian, seperti orang yang jadzab. Sering kali tingkah laku orang jadzab tidak sesuai dengan syari'at, itu bukan karena apa-apa selain karena oleh Allah Swt dituangkan cinta yang sangat besar ke dalam hati mereka sehingga mereka tenggelam di dalamnya.

Tidak semua orang mengalami keadaan seperti ini (jadzab), jadi hukum bagi mereka berbeda dengan hukum bagi kita. Ada orang yang jadzab tapi dhohirnya bisa sesuai dengan syari'at, ada juga yang tidak. Orang seperti ini harus dihormati akan tetapi tidak bisa dijadikan rujukan bagi kita dalam hal syari'at. Rujukan kita adalah orang yang batinnya bersih yang mengamalkan amalan-amalan dhohir yang baik.

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.