Wednesday, November 05, 2008

Sumringah

Oleh : Yusa

Berikut nasehat Ki Ageng Suryomentaram :

"Tiyang punika gadhah pamanggih, yen karepipun kelampahan, utawi ingkang dipun maksudakaen kacepeng, utawi punapa dipunajeng-ajeng kaleksanan, mesthi beja, bungah sajege, lan kosok wangsulanipun, cilaka, susah sajege.

Pamanggih makaten punika lepat!

Sampun pinten-pinten karep ingkang kelampahan, inggih boten beja boten punapa, dene kosok wangsulipun, inggih boten cilaka, boten sisah sajege boten punapa.

Dados saking kelampahan utawi boten kelampahanipun karep tiyang boten saged beja utawi cilaka. Ingkang dipun raosaken tiyang, namung gek bingah gek sisah.

Boten wonten bungah ingkang boten katutan susah, lan ugi boten wonten susah ingkang boten katutan bungah."

Terjemahan bebas ke dalam bahasa Indonesia :

"Orang itu mempunyai pendapat bahwa jika keinginannya terwujud, atau apa yang dimaksud berhasil, atau apa yang diimpikan terlaksana, pasti beruntung, bahagia selamanya. Dan sebaliknya (yaitu jika keinginannya tidak terwujud), (maka) celaka selamanya.

Pendapat seperti itu salah!

Sudah berapa pun keinginan yang terwujud, tidak beruntung tidak masalah, begitu juga sebaliknya yaitu tidak celaka, tidak susah selamanya juga tidak masalah.

Jadi, terwujud atau tidak terwujud keinginan kita, tidak menyebabkan bahagia atau celaka. Yang dirasakan orang, hanya sedang bahagia, sedang susah.

Tidak ada kebahagiaan yang tidak terlepas dari kesusahan, dan tidak ada kesusahan yang tidak terlepas dari kebahagiaan."


Lalu, seseorang menjelasan sbb :


"Siro ajeg-ko, ojo susah ojo seneng! Kuwi mau amargo pamrih ngundhat-undhat hasile opo sing siro kerja-ake."


Kamu jangan susah, jangan senang! Tapi tenang, tidak susah tidak senang, tapi "sumringah"-lah! Berseri-seri wajahnya, tidak terlihat sedang sedih atau sedang punya masalah...juga tidak terlarut yang berlebihan ke dalam kesenangan. Berseri-seri...! Sebab yang dijelaskan Ki Ageng Suryomentaram di atas karena kita selalu berharap ada hasil sesuai dengan yang kita harapkan ketika kita melakukan sesuatu.

Berharap itu boleh tapi jangan menyebabkan kita kecewa, susah dan beranggapan kita celaka selamanya kalau harapan kita tidak terwujud.

Ada kawan bilang, "Kalau tidak ingin kecewa, ya jangan punya keinginan! Kalau punya keinginan, ya siap-siap kecewa!"


Meredam kekecewaan sama dengan meredam hawa nafsu. Hawa nafsu bisa diredam dengan :
1. Mengalihkan perhatian
2. Memenuhi sebagian
3. Menunda-nunda

Kalau pesan Raden Kartono, amal ya amal saja, keluarkan saja, jangan memikirkan apa-apa. Bantu ya bantu saja dengan sepenuh hati.

Sumringah...berseri-seri...ya hatinya ya wajahnya...

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.