Oleh : Alhabib Hasan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri.
(Disampaikan pada saat rouhah hari Senin 12 Robi'ul Awwal 1430 dalam rangka peringatan maulid Nabi Muhammad Saw di Semarang)
Alhabib ali bin Abdullah bin Husein Alhabsyi berkata bahwa beliau mengajak kita ke jalan-jalan salafush sholeh, terutama jalan-jalannya Alawiyyin yaitu jalan orang-orang mulia dari keturunan Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah Muhammad Saw bangga dengan Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad (penulis kitab rotib Alhaddad) karena imam Abdullah bin Alwi Alhaddad semua tindakan beliau memakai akhlaq Nabi Muhammad Saw.
Dikisahkan suatu hari Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad dan rombongan pergi ke tempat Alhabib Umar bin abrrahman Alatas (penulis kitab rotib Alatas) dari sebuah kota yang jauh jaraknya. Ketika sampai di tempat Alhabib Umar bin Abdurrahman Alatas, Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad meminta ijazah kepada Alhabib Umar bin Abdurrahman Alatas. Akan tetapi Alhabib Umar bin Abdurrahman Alatas tidak bersedia memberikan ijazah sebelum Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad memberikan ijazah terlebih dahulu.
Lihatlah akhlaq orang-orang mulia yang saling merendahkan diri ketika mereka saling bertemu. Alhabib Umar bin Abdurrahman Alatas berkata bahwa beliau meminta agar Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad memberikan ijazah terlebih dahulu karena Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad berasal dari kota Tarim (Yaman) yaitu kota tempat dikembangkannya syari'at Islam dan beliau mempunyai akhlaq yang baik.
Rombongan Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad meminta agar Imam Abdullah bin alwi Alhaddad memenuhi permintaan Alhabib Umar bin Abdurrahman Alatas bukan agar mereka mendapatkan ijazah dari beliau. Kemudian Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad memberikan ijazah kepada Alhabib Umar bin Abdurrahman Alatas.
Rasulullah Muhammad Saw mengajak kita untuk meramaikan majlis-majlis kebaikan dengan akhlaq mulia, dengan akhlaq Nabi Muhammad Saw. Akhlaq Nabi Muhammad Saw adalah mulia, mulia karena Allah Swt yang mengajari Nabi Muhammad Saw.
Antara adap, akhlaq dan etika tidaklah sama. Adap itu pasti baik, sedangkan akhlaq itu bisa baik dan bisa buruk. Dan, etika belum tentu sesuai dengan Islam, seperti misalnya ada suatu wilayah yang mempunyai etika makan daging dengan garpu dan pisau. Kebiasaan pisau di tangan kanan dan garpu di tangah kiri. Tangan kiri yang memegang garpu untuk menahan daging ketika dipotong dengan pisau di tangan kanan. Lalu setelah daging terpotong, mereka memasukkan daging ke mulut dengan tangan kiri. Ini yang berbeda dengan yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Boleh memotong daging dengan tangan kanan, tapi masukkan daging dengan garpu dengan tangan kanan kita. Pakailah etika yang cocok dengan etika Islam dan jangan malu dengan etika Islam sebab inilah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.