Oleh : Kyai Ahmad Baidlowi
(Disampaikan di majlis pembacaan Rotib Alhaddad dan Maulid Simthud Durror malam Sabtu 5 Desember 2008 di rumah ustadz Muhammad Khumaidzi - Gemah, Semarang)
Akhir-akhir ini banyak acara yang mengatas.namakan Islam padahal bukan, justru acara-acara itu merusak Islam!
Sekarang ini sedang gencar-gencarnya diluncurkan GAS yaitu Gerakan Anti Sholawat, padahal Allah Swt pun ber-sholawat kepada Rosulullah Muhammad Saw, malaikat pun ber-sholawat kepada Rosulullah Muhammad Saw, maka kita pun seharusnya ber-sholawat kepada Rosulullah Muhammad Saw. Kenapa? Apakah Rosulullah Muhammad Saw butuh sholawat kita? Tidak! Justru kitalah yang butuh Rosulullah Muhammad Saw. Dengan ber-sholawat kita mengakui bahwa Rosulullah Muhammad Saw adalah utusan Allah Swt dan kita ber-washilah lewat beliau Saw kepada Allah Swt.
Dikatakan oleh Alhabib Muhammad Alwi Almaliki Alhasani bahwa washilah (perantara) untuk sampai kepada Allah Swt itu boleh asalkan tetap meyakini bahwa Allah Swt-lah tempat kita bermohon, kepada Allah Swt-lah kita menggantungkan segala urusan kita dan kita meyakini bahwa Rosulullah Muhammad Saw kekasih Allah Swt. Kita berdo'a tetap kepada Allah Swt. Hati tetap yakin kepada Allah Swt dan Rosulullah Muhammad Saw, diimbangi dengan anggota badan kita menyebut dan melakukan perbuatan yang menunjukkan bukti pengagungan kita kepada Allah Swt dan Rosulullah Muhammad Saw.
Mereka juga menolak memakai penyebutan istilah SAYYIDI (tuanku) kepada Rosulullah Muhammad Saw dengan alasan Rosulullah Muhammad Saw itu manusia biasa, mereka beranggapan bahwa dengan menyebut SAYYIDI kepada Rosulullah Muhammad Saw adalah berlebihan dan menurut mereka ini terlarang. Memang benar Rosulullah Muhammad Saw manusia biasa tapi beliau Saw diistimewakan atau diluar-biasakan oleh Allah Swt dengan kedudukan beliau sebagai kekasih Allah Swt dan pimpinan dari seluruh Rosul dan Nabi.
Penyebutan ini adalah sangat pantas untuk Rosulullah Muhammad Saw karena memang demikianlah Rosulullah Muhammad Saw sebagai kekasih Allah Swt. Jikalau kepada orang yang kita hormati saja kita menyebut dengan YANG TERHORMAT BAPAK PEJABAT kepada pejabat pemerintahan, maka apalagi kepada Rosulullah Muhammad Saw yang merupakan pemimpin para Rosul dan Nabi, adalah sangat pantas beliau disebut demikian. Ini bentuk penghormatan, penghormatan ini tidak akan melebih penghormatan kita kepada Allah Swt yaitu sebagaimana penghormatan atau kepatuhan kita kepada orang tua kita yang tidak akan melebihi penghormatan atau kepatuhan kita kepada Allah Swt.
Sekarang ini sedang gencar-gencarnya diluncurkan GAM yaitu Gerakan Anti Manaqib atau Maulid dengan alasan manaqib dan maulid adalah bid'ah dan semua bid'ah adalah sesat, setiap sesat tempatnya di neraka. Benarkah begitu? Mari kita lihat apa itu manaqib? Manaqib adalah sejenis dengan biografi dari orang-orang yang dikenal alim yang sudah meninggal, yang mana dengan membaca kisah beliau akan menambah iman kita kepada Allah Swt dan Rosulullah Muhammad Saw. Dengan membaca atau mendengarkan kitab manaqib dibacakan itu sama dengan kita mengingat orang alim tersebut. Mengingat yang bagaimana? Mengingat untuk kemudian kita lakukan, untuk kita tiru perbuatan beliau, untuk kita tiru ibadah beliau, untuk kita tiru amal beliau, untuk kita tiru bagaimana beliau menuntut ilmu, bagaimana mereka sholat, dzikir beliau, akhlaq beliau, adab beliau dsb.
Beliau meningkatkan rasa syukur beliau dengan memanfaatkan badan beliau untuk ibadah kepada Allah Swt semaksimal mungkin, inilah yang harus kita tiru agar kita makin tambah lebih baik. Untuk bsa meniru maka kita harus membaca sejarah beliau, maka untuk itulah acara manaqib diadakan. Demikian juga dengan acara pembacaan kitab maulid, kitab maulid adalah berisi catatan kisah Rosululah Muhammad Saw. Dengan membaca atau mendengarkan kitab maulid dibacakan maka seharusnya akan meningkatkan rasa cinta kita kepada Rosulullah Muhammad Saw, rasa cinta yang mengantarkan kita kepada Allah Swt. Di kitab maulid ditulis bagaimana Rosulullah Muhammad Saw sebelum hingga sesudah lahir, bagaimana akhlaq beliau dsb.
Apakah cukup dengan membaca dan mendengar kitab manaqib dan maulid saja? Tidak! seharusnya setelah itu kita semakin bertambah ibadah kita, bertambah iman kita, cinta kita, syukur kita, ilmu kita, amal kita, akhlaq kita bertambah baik dsb.
setuju
ReplyDeleteAlhamdulillaaahhh... :)
ReplyDelete