Sunday, September 22, 2019

Berbuatlah Baik

Oleh: Alhabib Salim bin Segaf Aljufri

Disampaikan di haul Syeh Abubakar bin Salim di Cidodol Jakarta. 22 September 2019.

Beliau di awal menyebutkan Al Qur'an surat Al-Isrā ayat ke-7, sebagai berikut:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ

Artinya:
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri."

Jadi ketika Allah Ta'ala mengkaruniakan kesempatan kita untuk berbuat baik maka lakukan, jangan berpikir jelek sedikitpun, karena sesungguhnya perbuatan baik yang kita lakukan in sya Allaah manfaatnya akan kembali kepada kita, baik di dunia ataupun di akhirat kelak.

Ada cerita, suatu saat ada seorang ibu sedang mengalami kesusahan, kendaraannya rusak di perjalanan, dia menunggu mobil lewat tapi tidak ada juga yang lewat. Kemudian lewat mobil tua dengan sopir berkulit hitam terlihat seram bagi ibu tersebut, sebenarnya ibu itu takut tapi karena tidak ada pilihan lain maka minta tolonglah kepada lelaki sopir itu.

Lalu diantarkan si ibu ke tujuannya, bukan main senangnya dia, karina pamit, diambil uang banyak untuk dihadiahkan kepada sopir yang sudah mengantarnya tadi.

Uang hadiah tersebut banyak sekali sebenarnya, tapi ditolak oleh lelaki itu. Ketika ditanya kenapa menolak, dijawab dia hanya berbuat baik karena dia bisa berbuat baik yaitu dengan menolong ibu itu, tidak terlintas keinginan menolong agar dapat hadiah dan sebagainya.

"Kalau engkau ingin berbuat baik, maka berbuat baiklah, sesungguhnya kamu sedang berbuat baik pada dirimu sendiri, jangan berharap imbalan.", kata lelaki itu.

Kemudian ibu tadi mampir ke warung, ingin membeli sesuatu. Setelah duduk, datanglah waniya pelayan warung dan bertanya apa yang bisa dia bantu.

Wajah wanuta pelayan warung itu terlihat sedang mengalami sesuatu yang berat, maka bertanyalah ibu tadi, "Maaf apa Anda baik-baik saja? Sepertinya Anda sedang memikirkan sesuatu.".

Pelayan warung itu menjawab, "Benar buk, saya sedang bingung, saya sedang hamil tapi belum ada uang untuk biaya persalinan saya. Biaya ini sangat mahal, jadi saya harus kerja.", katanya sambil bersedih.

Tiba-tiba ibu itu teringat nasehat lelaki yang sudah menolongnya tadi, dengan senyum kemudian membayar pesanannya dengan melebihkan. Misal harga kopi Rp. 100.000, ibu ini membayar Rp. 1.000.000, "Sisanya untukmu", kata ibu itu. "Dan yang ada di meja di balik kertas, itu untuk biaya persalinanmu.". Ibu ini memberikan mungkin 5 atau 6X dari gajinya sebulan. Jumlah yang sangat besar.

Pelayan warung terkejut dan senang sekali, jaman ini masih ada orang sebaik ibu ini rela memberikan uang begini banyak. Setelah berterima kasih, dan melayani ibu yang baik tadi, ibu itu pamit.

Tidak menunggu lama, pelayan warung bergegas pulang untuk menemui suaminya, dia ingin berbagi kabar bahagia ini bahwa biaya persalinan sudah ada.

Suami pelayan warung itu adalah lelaki hitam sopir yang menolong ibu tadi.

Lihatlah, lelaki ini berbuat baik selagi dia mampu, ikhlas tanpa berharap imbalan dari yang ditolong, dia mendapatkan pahala sekaligus di dunia dibahagiakan Allah Ta'ala dengan datangnya rejeki yang tidak dia duga. Kemudian karena kesungguhan dalam amal, maka tanpa dipaksa kebaikannya akan diikuti orang lain, orang yang meniru ini mendapat pahala begitu juga dari siapa dia meniru pun mendapat pahala.

Alhabib Salim bin Segar Aljufri juga menceritakan tentang seorang lelaki buta, di suatu malam dia pergi ke suatu tempat, diambillah tongkatnya dan tidak lupa lampu. Ada orang bertanya kenapa dia membawa juga lampu, bukankah dia buta tidak bisa melihat? Apa gunanya lampu baginya?

Lelaki buta tersebut menjawab, "Lampu ini untuk orang-orang di sekitarku agar mereka melihat juga jalan sehingga mereka tahu aku juga sedang berjalan dan aku selamat tidak ditabrak.".

Ketika dia memberikan penerangan pada orang lain, siapa yang diuntungkan? Dirinya yang akan diuntungkan, orang pada tahu keberadaan dirinya sehingga tidak menabraknya.

Semua bentuk ibadah itu baik, tetapi harus dibuktikan dengan berbuat baik kepada masyarakat, kepada mahluq Allah Ta'ala.

Kita masing-masing punya banyak kelebihan, berikan kelebihan kita kepada orang lain. Kita lebih uang kita, berikan pada orang lain. Ilmu kita lebih, berikan pada orang lain. Ahlaq kita lebih, berikan pada orang lain yang membenci kita, yang menjelekkan kita, kita balas dengan ahlaq yang baik.

Jangan ada dendam di dalam hati dan pikiran. Orang berbuat baik pada kita, balas dengan lebih baik lagi. Orang berbuat jelek pada kita, balas dengan kebaikan.

Jadilah seperti pohon, orang berbuat apa saja padanya, dibalas dengan daun yang rindang sehingga bisa jadi tempat berteduh, dibalas dengan bunga yang indah dipandang, dibalas dengan buah yang lezat dimakan.

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.