Mencintai itu kata aktif, di kala mencintai mahluq maka dia harus membuatnya bahagia, tidak mau membuatnya sedih kecewa, selalu ingin kemudahan baginya, tidak mau dia susah atau bersedih, selalu ingin membantunya dan selalu ada ketika dia butuh atau tidak, yang penting selalu berusaha ada, jadi ketika dibutuhkan maka akan selalu siap. Itu mencintai.
Jadi disaat kita ingin diperhatikan saja, hanya ingin selalu dibahagiakan saja, hanya ingin selalu dimudahkan dan seterusnya maka itu bukan mencintai tapi "ingin dicintai".
Seorang pecinta itu tidak memperhatikan dirinya capai atau tidak, dia akan selalu tersenyum dan wajahnya ceria tanpa beban, tanpa merasa berat sedikitpun, sedikit banyak, jauh dekat, berat ringan tidak menjadi masalah bagi seorang pecinta.
Dan jika kita mencintai seseorang maka kita in sya Allah pasti akan mencintai sekitarnya, akan mencintai orang-orang di sekitarnya, benda-benda di sekitarnya, kebiasaan-kebiasaannya.
Maka begitulah jika kita mencintai Allah Ta'ala, maka kita akan mudah melakukan apapun kewajiban seorang hamba kepada Tuhan, dan akan mudah meninggalkan yang Allah Ta'ala larang, serta akan mencintai semua mahluq yang mencintai Allah Ta'ala.
Dengan kata lain, mencintai Allah Ta'ala maka sesama manusia akan saling mencintai, tidak saling membenci, tidak akan saling menyusahkan sehingga kebaikan akan mudah tersebar dan kebarokahan in sya Allah mudah dikaruniakan, diampuni dosa-dosa kita
Ketika ada keinginan untuk marah, benci pada manusia lain maka di saat itu pulalah mulai memudar cinta kita pada Allah Ta'ala. Makin membenci, makin hilang cinta pada Allah Ta'ala. Sebaliknya, makin berkurang kebencian kita, maka makin tebal cinta kita pada Allah Ta'ala.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.". Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(QS. Ali Imran : 31)
Jadi disaat kita ingin diperhatikan saja, hanya ingin selalu dibahagiakan saja, hanya ingin selalu dimudahkan dan seterusnya maka itu bukan mencintai tapi "ingin dicintai".
Seorang pecinta itu tidak memperhatikan dirinya capai atau tidak, dia akan selalu tersenyum dan wajahnya ceria tanpa beban, tanpa merasa berat sedikitpun, sedikit banyak, jauh dekat, berat ringan tidak menjadi masalah bagi seorang pecinta.
Dan jika kita mencintai seseorang maka kita in sya Allah pasti akan mencintai sekitarnya, akan mencintai orang-orang di sekitarnya, benda-benda di sekitarnya, kebiasaan-kebiasaannya.
Maka begitulah jika kita mencintai Allah Ta'ala, maka kita akan mudah melakukan apapun kewajiban seorang hamba kepada Tuhan, dan akan mudah meninggalkan yang Allah Ta'ala larang, serta akan mencintai semua mahluq yang mencintai Allah Ta'ala.
Dengan kata lain, mencintai Allah Ta'ala maka sesama manusia akan saling mencintai, tidak saling membenci, tidak akan saling menyusahkan sehingga kebaikan akan mudah tersebar dan kebarokahan in sya Allah mudah dikaruniakan, diampuni dosa-dosa kita
Ketika ada keinginan untuk marah, benci pada manusia lain maka di saat itu pulalah mulai memudar cinta kita pada Allah Ta'ala. Makin membenci, makin hilang cinta pada Allah Ta'ala. Sebaliknya, makin berkurang kebencian kita, maka makin tebal cinta kita pada Allah Ta'ala.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.". Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(QS. Ali Imran : 31)
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.