Oleh: KH. Ahmad Muslih Mardi
Sumber: Studio Tresno Asih
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Di Al Qur'an surat Ali Imran : 190 dijelaskan sebagai berikut:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Dilanjutkan di Al Qur'an surat Ali Imran : 191 sebagai berikut:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.
Semua penciptaan itu ada manfaatnya, ada hikmahnya, tidaklah diciptakan dengan sia-sia atau percuma, hanya saja itu semua bisa dipahami oleh orang-orang yang berakal. Tidak hanya manusia yang punya akal saja, tetapi manusia yang memakai akalnya untuk mengingat Allah Ta'ala setelah melihat semua ciptaanNya ini.
Banyak manusia yang melihat meneliti alam sekitar dan menemukan manfaat mereka atau hikmahnya, tapi mereka tidak menjadikan itu sebagai usaha itu untuk mengingat Allah Ta'ala, mereka lupa atau sengaja melupakan.
Sebagaimana Nabi Ibrahim As, beliau senantiasa mencari siapa yang menciptakan alam semesta, siapa yang berkuasa atas semuanya, siapa yang menggerakkan dan seterusnya.
Allah Ta'ala menggerakkan Nabi Ibrahim As untuk belajar dan memahami siapa yang menguasai luasnya langit dan langit kokoh tanpa tiang, matahari dan bulan terus bergerak bergantian, bintang-bintang kelap-kelip di langit malam yang begitu banyak dan indah, seperti dijelaskan di Al Qur'an surat Al An'am: 74 - 79 sebagai berikut:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (74) وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ (75) فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ (76) فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77) فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (78) إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (79)
Artinya:
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan- tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) berkata, "Inilah Tuhanku.” Tetapi tatkala bintang itu lenyap, dia berkata, "Saya tidak suka kepada yang lenyap.” Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku.” Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata, "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat." Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Hendaklah manusia itu senantiasa mengolah pikirannya untuk mendekatkan diri pada Allah Ta'ala dengan mempelajari alam semesta, sehingga itu akan menambah imannya.
Kemudian di Al Qur'an surat Al An'am: 82 dijelaskan sebagai berikut:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Artinya:
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dengan bertambahnya iman, maka kita tidak akan khawatir lagi akan apapun juga, karena semua dijamin oleh Allah Ta'ala, rejeki dijamin, keamanannya dijamin, tidak ada yang mampu mencelakakannya apapun yang dilindungi oleh Allah Ta'ala.
Dalam sisi kemanusiaan, harus tetap ada usaha. Barang siapa berusaha maka akan mendapatkan yang dia usahakan. Barang siapa mencari barokah maka akan mendapatkan barokah.
Sebagaimana dijelaskan di episode sebelumnya bahwa harus yakin pada Allah Ta'ala yang menciptakan langit bumi dan seisinya serta menjadi manusia khalifah di bumi itu harus disertai dengan usaha belajar mencari ilmu yang mana dengan ilmu tersebut akan dimampukan memakmurkan bumi.
Setelah itu, masing-masing berlaku sebagaimana dia berada dan sesuai kemampuannya memakmurkan bumi. Yang menjadi pemimpin maka berlakukan adil, berusaha memakmurkan masyarakat, menjaga keamanan, memperhatikan yang masyarakat butuhkan dan tidak mempersulit masyakarat. Yang menjadi rakyat juga berlaku sebagaimana rakyat, patuh kepada pimpinan, menghormati pimpinan, boleh complain tapi harus memakai adab tata krama dan seterusnya.
Jika semua berjalan sebagaimana mestinya, maka Allah Ta'ala menjamin bumi subur makmur, akan dikaruniakan ketentraman, kenyamanan, kebahagiaan dan ridlo Allah Ta'ala akan kita dapatkan.
Untuk mengingatkan ummat yang lupa atau menunjukkan jalan lurus, maka Allah Ta'ala menurunkan para Nabi dan Rasul, mereka itu juga bagian dari manusia, sama sebangsa dengan kita, mereka berlaku juga sepeti kita jadi mereka memahami benar kita.
Para Nabi dan Rasul menunjukkan cara hidup yang lebih baik, mengajarkan bagaimana menjadi pemimpin yang lebih baik, mengajarkan bagaimana menjadi rakyat yang lebih baik, juga mengajarkan bagaimana menyembah Allah Ta'ala dengan cara lebih baik.
Untuk kita ummat akhir jaman, semua panduan nasehat ajaran Allah Ta'ala lewat Rasulullah Muhammad Saw ada di kitab suci Al Qur'an, meski kita tidak sejaman dengan Rasulullah Muhammad Saw, ajaran Beliau Saw masih tetap bisa kita ikuti dengan membaca memahami Al Qur'an, kemudian Al Hadits serta dawuh 'ulama.
Lalu apa yang disebut dzikir itu?
Sebagaimana dijelaskan di awal.tadi di Al Qur'an surat Ali Imran: 191 bahwa kita harus mengingat Allah Ta'ala dalam apapun kondisi kita, baik ketika sedang berdiri, tiduran, berjalan, berlari, diam, duduk dan seterusnya harus mengingat Allah Ta'ala. Mengingat Allah Ta'ala dengan hati, pikiran, lesan dan diwujudkan ke perbuatan.
Semua bentuk usaha mengingat Allah Ta'ala akan kembali kepada kalimat *Laa ilaaha illallaah*, tidak ada Tuhan kecuali Allah Ta'ala saja.
Dalam sebuah hadits shahih Muslim dikisahkan bahwa Rasulullah Muhammad Saw mendatangi halaqah para sahabat dan bertanya, "Kalian sedang apa?". Kemudian sahabat menjawab bahwa mereka sedang duduk sambil mengingat Allah Ta'ala, mengingat semua kuasaNya yang sudah mengkaruniakan banyak nikmat pada manusia. Kemudian Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah Ta'ala sangat senang dengan atas apa yang mereka lakukan sebagaimana disampaikan oleh Malaikat Jibril.
Betapa luar biasa efek mengingat Allah Ta'ala (dzikirullaah), tidak hanya sekedar ingat saja tapi juga menyadari bahwa semua ini adalah karunia Allah Ta'ala.
Perbanyak mengingat Allah Ta'ala di mana pun saja dengan siapapun saja dan kapan pun saja, sambil menata niat agar melakukan semua hal harus karena Allah Ta'ala, jangan karena biar dipuji orang atau biar diperhatikan orang saja dan sebagainya. Lakukan lillaahi Ta'ala.
Di Al Qur'an surat Ar-Ra'd : 28 dijelaskan hanya dengan mengingat Allah Ta'ala maka hati akan menjadi tentram, yaitu sebagai berikut:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Perbanyak dzikirullaah...dan jangan lupa tata niat agar lillaahi Ta'ala niat kita.
Semoga bermanfaat dan kita dijadikan orang yang selalu mengingat Allah Ta'ala dan Rasulullah Saw dalam apapun kegiatan kita.
Wassalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
“Subhaana kallaahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika”
Artinya:
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.