Sunday, January 12, 2020

Samara



Oleh: Ustadz Muhtarifin Sholeh.
Di mushola Nurul Huda, perumahan Gemah Permai Semarang.


Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Pagi ini kita akan membahas persoalan menarik yaitu membangun keluarga Samara (sakinah mawaddah wa rahmah).

Dijelaskan dalam Al Quran surat Ar-Rūm : 21 sebagai berikut:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya:
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

Ayat ini masyhur dan sering ditulis di undangan pernikahan. Kemudian, apa arti sakinah mawadah wa rahmah?

Sakinah artinya damai, tentram, aman, sentosa atau nyaman. Jadi setelah menikah itu kita dengan pasangan kita akan merasa hidup lebih nyaman hati lebih tentram dan pikiran lebih tenang. Ini berlaku aku dari suami kepada istri ataupun dari istri kepada suaminya, Jadi intinya pernikahan itu saling membuat tenang, saling menentramkan, saling mendamaikan.

Sakinah diperoleh jika kita sudah mawaddah dan rahmah.

Mawaddah itu adalah rasa kasih sayang cinta yang sungguh-sungguh kepada pasangannya. Ada yang berpendapat bahwa mawaddah Itu adalah ketika di awal-awal pernikahan yaitu ketika rasa cinta sedang menggebu-gebu, kemudian ada yang berpendapat lagi bahwa bahwa mawaddah itu adalah cinta lahir maksudnya mencintai pasangan karena dia cantik atau ganteng, jadi karena hal-hal physical saja alasan mencintai pasangannya.

Kemudian, rahmah adalah perasaan cinta kasih sayang yang tulus lembut yang berasal dari hati terdalam sehingga dia akan rela berkorban apapun untuk pasangannya dan akan melayani pasangannya.

Rohmah ini adalah kelanjutan dari mawaddah, bisa dikatakan Rohmah ini adalah cinta batin, sedangkan mawaddah adalah cinta lahir. Sebagaimana telah diterangkan tadi bahwa mencintai seseorang karena alasan fisik ini akan terbukti benar-benar mencintai atau tidak, setelah katakanlah beberapa tahun, ketika wajah sudah tidak lagi cantik atau ganteng, ketika badan sudah tidak lagi seksi atau gagah.

Jika sudah terlewat beberapa tahun dan fisik sudah berubah menjadi tidak cantik lagi atau tidak ganteng lagi tapi masih mencintainya maka cintanya akan berubah menjadi cinta batiniah, cintanya akan semakin dalam tidak lagi terbatas soal fisik tetapi memang sudah benar-benar mencintainya dengan apapun adanya. Ketika rahmah sudah ada di dalam jiwa kita, hati kita maka kita akan rela berkorban apapun untuk pasangan kita kita akan menyenangkan dia kita tidak akan membuat dia sedih.

Jadi mawaddah dulu kemudian menjadi rohmah maka dengan ini akan timbul sakinah yaitu kedamaian dalam rumah tangga ketentraman dan kebahagiaan kenyamanan.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.

“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”

Berdasadkan dawuh Rasulullah Muhammad Saw, berikut cara untuk mencapai Samara:

1. Pilih pasangan yang sholeh sholehah.
Tidak sekedar "Islam KTP" saja tetapi juga islam secara aktual di kehidupannya sehari-hari.

2. Ikhlas.
Ketika akan menikah itu harus dengan niat ikhlas karena Allah Ta'ala bukan karena niat selainNya, tidak menikah karena alasan hartanya saja, tidak menikah karena alasan kecantikan kegantengannya saja, tidak menikah karena alasan jabatannya saja dan tidak menikah karena keturunan saja.

3. Setelah menikah maka perlu di aktual kan ajaran ajaran Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam di dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari.

4. Meskipun sudah menikah harus terus mencari menambah ilmu baik suami ataupun istri.

5. Kemudian harus mau menerima apapun kondisi pasangannya masing-masing.

6. Harus memahami kewajiban masing-masing dan penuhilah hak pasangannya. Jadi istri harus tahu apa hak suami dan suami pun harus tahu apa hak istri kemudian penuhilah.

Misal kewajiban suami adalah mencari nafkah untuk istrinya maka nafkah ini adalah hak istri yang harus dipenuhi suami, dan kewajiban istri adalah mematuhi suami maka dipatuhi istri adalah hak suami, penuhilah.

7. Saling memahami pasangannya masing-masing, jangan maunya dipahami saja tapi tidak mau memahami. Pahamilah apa kelebihan dan kekurangan pasangan. Jika sudah tahu kekurangan pasangan maka simpanlah jangan disebarkan ke orang lain nanti timbul fitnah.

8. Saling mengingatkan dalam kebaikan.

9. Sabar ketika pasangannya sedang berada di dalam kelemahannya dan jangan saling menyakiti.

10. Jujur mengatakan apa adanya dan jangan berbohong.

11. Suami wajib mendidik istri dan anak, menuntun ke arah lebih baik. Suami harus mencontohkan bagaimana beradab berakhlak bertata krama dengan baik.

12. Jaga lisan, hati-hati berbicara, hati-hati menulis, hati-hati memerintah, hati-hati dalam complain. Terutama suami disaat marah pada istri jaga lisannya, jaga bicaranya jangan sampai mengucapkan kata-kata cerai!

13. Jaga silaturahim.

14. Sungguh Islam mengajarkan kita Untuk meringankan beban orang lain bukan menambah, membantu orang lain bukan hanya maunya ingin dibantu, menyenangkan orang lain bukan hanya membuat sedih, menunjukkan kebaikan bukan hanya hanya minta ditunjukan saja dan seterusnya.

15. Untuk bisa semua itu maka harus mempunyai ilmu, harus luas pengetahuannya, meski tidak sekolah tapi harus tetap belajar, cari ilmu. Usahakan di mana pun diniati cari ilmu.

16. Disiplin, tertib dan bermanfaat pada orang lain di dalam semua hal.

Orang tua harus mendidik anak dan memperlakukannya dengan baik, jadikan anak sebagai cahaya mata.

Di Al Qur'an surat Al Furqon : 74 dijelaskan sebagai berikut:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA A’YUN, WAJ’ALNA LILMUTTAQINA IMAMAA.”.

Artinya:
Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Cahaya mata, penyejuk mata itu maknanya perbuatannya menyenangkan, penuh adab, ahlaq nya bagus, ilmu amalnya juga bagus, istiqomah.

Penyejuk di mata akan tambah istimewa lagi jika diniati karena Allah Ta'ala, kalau tidak begitu maka Allah Ta'ala tentu saja murka sebagaimana di Al Qur'an surat At Taubah: 24 juga dijelaskan sebagai berikut:

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Artinya:
Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.

Cinta kepada Allah Ta'ala adalah harus yang paling tinggi, di atas segalanya, tidak boleh kalah tinggi dengan cinta kepada makhluq. Kemudian Allah Ta'ala menyuruh kita mencintai makhluq, karena kita cinta pada Allah Ta'ala maka kita patuh dan kita juga cinta pada makhluqNya.

Uhibuka fillah, mencintaimu karena Allah Ta'ala yang menyuruh.

Di Al Qur'an surat Luqman : 12 - 19 sebagai berikut:

  وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (١٢) وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (١٣)

Terjemah Surat Luqman Ayat 12-13

12. Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”

13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Ayat 14-15: Pentingnya seorang bapak memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana mendidik anak secara Islami, dan perintah menaati kedua orang tua selama isinya bukan maksiat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

  وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥)

Terjemah Surat Luqman Ayat 14-15

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. HHanya kepada Aku kembalimu.

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Ayat 16-19: Penjelasan tentang luasnya ilmu Allah Subhaanahu wa Ta'aala, pentingnya menanamkan rasa muraqabah (merasa diawasi Allah Subhaanahu wa Ta'aala) ke dalam diri anak, pentingnya mengajarkan anak akhlak yang mulia dan mengingatkan kepadanya agar menjauhi akhak tercela.

  يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (١٦) يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ (١٧) وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (١٨)وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الأصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (١٩)

Terjemah Surat Luqman Ayat 16-19

16. (Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahateliti.

17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.

18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong[28] dan membanggakan diri.

19. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Semoga kita semua dikaruniakan oleh Allah Ta'ala kemudahan mendidik keluarga kita, menjadikan kita semua lebih baik lagi, jadi suami yang baik, jadi istri yang baik dan jadi anak yang baik.

Wassalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

“Subhaana kallaahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika”

Artinya:
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.