Malam itu kami ngobrol berempat di tepi sungai, seorang kawan berkata kalau kita ingin lancar semua urusan kita maka harus diikuti dengan riyadloh, perjuangan keras dan puasa.
Selain puasa tidak makan minum juga tidak kalah pentingnya yaitu pikiran kita di-puasa-kan juga. Pikiran dan hati ini di-puasa-kan dengan semaksimal mungkin untuk tidak su'udzon dan khusnudzon pada siapa pun juga.
Kaki, tangan, mulut, mata dan telinga puasa tidak melakukan perbuatan yang bisa menjauhkan kita dari Allah Swt seperti jangan berjalan ke tempat yang bisa membuat kita lupa pada Allah Swt, jangan memakai tangan untuk menyakiti orang lain, jangan berbicara dengan cara yang bisa memperburuk keadaan, jangan melihat hal yang tidak bermanfaat bagi kebutuhan akhirat kita dan jangan mendengar perkataan yang bisa membangkitkan hawa nafs kita. Dan puasa dari kekhawatiran-kekhawatiran yang merugikan kita.
Untuk itu kita harus memperhatikan dengan siapa kita berkumpul. Barang siapa sering berkumpul dengan pelaku keburukan dan tidak mau berkumpul dengan pelaku kebaikan maka dia akan meniru kebiasaan buruk teman berkumpulnya itu.
Semangat kita naik turun, disaat semangat sedang turun maka berkumpulah dengan pelaku kebaikan, insya Allah bersemangat lagi. Berkumpulah dengan orang-orang yang senang melakukan kebaikan agar kita meniru mereka.
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.