Wednesday, October 22, 2008

Halal-bi-halal Grup Pecel - Semarang

Mas Yudi


Berlawanan arah jarum jam : Mas Yudi, mas Hariana, mas Trisno, pak Sudrajat dan mas Marsel.


Berlawanan arah jarum jam : Pak Sudrajat, (tidak tahu), (tidak tahu), pak Medy dan mas Trisno.

Alhamdulillah tadi malam grup Pecel - Semarang (yang dimotori oleh pak Sudrajat, pak Medi, mas Yudi, mas Trisno dsb) sukses mengadakan halal-bi-halal sekaligus silaturrahim dengan mengundang pembicara utama ustadz Taji - praktisi sholat khusyuk-nya ustadz Abu Sangkan di kantor pak Medi.

Total yang hadir 26 orang antara lain:
1. Pak Medi
2. Pak Sudrajat
3. Mas Yudi
4. Mas Trisno
5. Mas Andri + istri
6. Mas Marsel
7. Mas Hariana + istri
8. Mas Sumanto
9. Mas Jazuli
10. Mas Abdulqodir Alaydrus
11. Mas Iman
12. Ustadz Taji dkk

Ustadz Taji menyampaikan antara lain tentang sholat khusyuk dan bagaimana agar bisa khusyuk. Menurut beliau, sholat yang khusyuk itu kita saat sholat masih sadar (artinya tetap masih bisa mendengar suara-suara disekitar kita dsb) tapi kita tidak lagi dibatasi oleh bacaan-bacaan sholat sehingga kita sholat bisa berjam-jam karena kita menikmati indahnya "pertemuan" dengan-Nya.

Untuk bisa merasakan kenikmatan seperti itu dibutuhkan latihan silatun (bisa disebut juga dengan tafakur atau meditasi atau patrap dsb), silatun adalah kegiatan yang menyerahkan diri total pada-Nya dengan meletakkan segala urusan keduniaan kita lalu kita mengingat Allah Swt (dalam arti ingat ke-Maha-an Allah Swt, tidak mengingat tulisan ALLAH).

Tenangkan badan kita, hilangkan segala gambaran-gambaran yang terlintas sebab kalau tidak diputus saat melihat gambaran-gambaran maka akan terus bermunculan gambar-gambar lanjutannya dan akibatnya kita berhenti sampai disitu, padahal tujuan kita adalah Allah Swt.

Dengan silatun ustadz Taji mengajarkan bagaimana agar saat sholat kita benar-benar menyerahkan diri secara total pada-Nya sehingga kita tidak lagi bergerak tapi digerakkan oleh-Nya.Saat takbir, kita tidak lagi menyengajakan diri untuk bergerak mengangkat tangan tapi kini tangan kita digerakkan oleh-Nya terangkat pelan menikmati indahnya pengakuan ke-Maha-Besar- an Allah Swt.

Tangan bergerak, mulut mengucap kalimat ALLAHU AKBAR, hati mengakui bahwa Allah Swt itu Tuhan yang patut diagungkan dan ditaati segala perintah-Nya lewat Nabi Muhammad Saw, dan kita akui bahwa kita hamba-Nya.

Tugas hamba itu mengabdi pada Allah Swt. Abdi yang utama adalah yang sudah tidak lagi mengeluh, tidak lagi khawatir, tidak lagi takut. Abdi itu yakin pada Allah Swt lewat Nabi Muhammad Saw dengan semua perintah, anjuran dan larangan-Nya.

Kurang lebih demikian yang saya pahami dari apa yang disampaikan oleh ustadz Taji dengan gaya sersan (serius tapi santai).

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.