Monday, February 17, 2020

Ahlu Sunnah wal Jama'ah



Al habib Ahmad bin Novel bin Jindan berkata di majelis ahad pagi di tempat Al habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi (Kwitang, Jakarta), ilmu itu dibuktikan dengan mengamalkannya, karena dengan mengamalkannya maka akan bertambah ilmu.

Ilmu tidak didapat dengan ucapan menghafal saja, tidak juga didapat dengan pandai berdebat mengolah kata saja, tapi ilmu itu diamalkan.

Secara fisik ilmu, dlohir nya ilmu, semua orang bisa saja hafal paham banyak ilmu, sedang hakikat ilmu itu dikaruniakan oleh Allaah Ta'ala pada orang-orang yang dikehendakiNya, siapa mereka? Mereka yang punya rasa takut pada Allaah Ta'ala.

Dengan rasa takut pada Allaah Ta'ala ini kita bisa membedakan mana orang yang berilmu atau tidak, sebab kalau sekedar berbicara di atas mimbar atau mengajar, semua bisa. Tapi rasa takut pada Allaah Ta'ala itu ada di hati, bisa jadi ini tidak dimiliki oleh semua orang.

Allah Ta’ala berfirman:

( إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ )

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”.
(QS Surat Fathir: 28).

Ulama maksudnya adalah orang-orang yang berilmu, yang dengan ilmunya iti mereka takut pada Allaah Ta'ala.

Jadi ini yang nampak di guru-guru kita, yang kita dengan menatap mereka saja maka kita akan ingat pada Allaah Ta'ala, itu karena guru-guru kita mempunya rasa takut pada Allaah Ta'ala dan itu memancar sehingga membuat yang melihat mereka akan ingat Allah Ta'ala.

Tidak hanya itu saja, gerak-gerik mereka menunjukkan bahwa mereka bertaqwa pada Allaah Ta'ala, rasa takut pada Allaah Ta'ala lah yang mendorong mereka untuk bertaqwa pada Allaah Ta'ala.

Dengan ilmu, menjadi jelas siapa Tuhan yang menciptakan kita dan siapa Tuhan yang kita sembah, serta dengan ilmu kita menjadi tahu tujuan penciptaan kita. Sehingga kita belajar menuntut ilmu itu niatnya untuk mengenal Allaah Ta'ala dan untuk bertaqwa dengan sebenarnya taqwa.

Dan kalau kita mau tahu ciri ahlu sunnah wal jama'ah seperti itulah cirinya: "Suka menuntut ilmu yang kemudian dengan ilmunya maka akan timbul rasa takut pada Allaah Ta'ala dan dengan itu semua menjadikannya orang yang bertaqwa.".

Rasulullah Saw pernah ditanya oleh sahabat Abu Hurairah Ra yaitu siapa yang disebut auliya Allaah itu? Dijawab oleh Rasulullah Saw, auliya itu adalah orang yang ketika orang lain memandangnya maka akan menjadi ingat pada Allah Ta'ala.

Apa yang nampak di wajah itu tidak bisa disembunyikan, dari wajah bisa diketahui isi hati mereka. Hati yang selalu terhubung pada Allaah Ta'ala, yang takut pada Allaah Ta'ala, yang bahagia karena karunia Allah Ta'ala dst maka akan terlihat di wajahnya serta gerak-geriknya. Tidak bisa ditutupi.

Mereka yang punya rasa takut pada Allaah Ta'ala maka akan selalu mentaati perintah-perintahNya, tidak suka membenci, apalagi membenci para sahabat Rasulullah Saw, hatinya penuh cinta.

Kalau tidak ada para sahabat Rasulullah Saw maka Islam tidak akan tersebar sampai ke jaman ini, sungguh besar jasa para sahabat Rasulullah Saw, karena itulah penting dan harus kita mencintai para sahabat Rasulullah Saw dan mencintai keluarga Rasulullah Saw, wajib bagi ahlu sunnah wal jama'ah.

Kuatkan tekad untuk mengikuti para ulama, ikuti nasehat para ulama dengan sebenarnya, tidak hanya sekedar mengikuti ulama dalam hal atribut saja (misal gaya pakaian, tutup kepala, dsb) tapi juga ikuti mereka dalam hal hakikat.

Jangan kelihatan bagus di atribut tapi isinya melempem!

Karena ahlu sunnah wal jama'ah itu tidak sekedar ucapan dan atribut saja, tapi juga bagaimana gerak-gerik kita mencerminkan kita takut pada Allaah Ta'ala, keseharian kita selalu dalam kondisi bertaqwa kepada Allaah Ta'ala.

Mudah-mudahan Allaah Ta'ala memberikan keberkahan pada kita sekalian, mudah-mudahan Allaah Ta'ala menjadikan kita ulama amilin (orang yang berilmu yang mengamalkan ilmunya).

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.