Sunday, February 16, 2020

Membangun Keluarga Samara


Oleh: Ustadz Muhtarifin Sholeh
Di masjid Al Mabrur, Kedungmundu, Semarang.


Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Tujuan membangum keluarga agar manusia merasa tentram dan saling berkasih sayang sehingga tersebar rahmat di bumi, sebagaimana yang dijelaskan di Al Qur'an surat Ar-Ruum ayat 21:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya:
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Menikahlah dengan sesama jenis, manusia menikah dengan manusia, manusia lelaki menikah dengam manusia perempuan, harom menikah dengan sesama gender.

Menikahlah dengan niat ibadah kepada Allah Ta'ala, dan mengusahakan agar dikaruniai Samara (SAkinah MAwadah wa RAhmah).

Sakinah itu damai, tentram, tenang, aman, nyaman. Sakinah ini didapat dengan mengusahakan kita mewujudkan mawadah dan rahmah.

Mawadah itu perasaan cinta kasih sayang menggebu pada lawan jenisnya, masih fokus kepada fisikal, cantik ganteng, gagah, pekerjaan, harta dst. Ini biasanya di awal, ini penting untuk dilewati agar di kemudian hari kita dimampukan mencintai pasangan kita tulus apa adanya, apapun kekurangan kelebihan pasangan akan diterima, akan selalu memberikan yang terbaik pada pasangannya, tidak ingin pasangan susah, selalu ingin membahagiakan dst. Ini disebut rahmah.

Langkah-langkah untuk mendapatkan samara sbb:

1. Memilih pasangan yang sholeh sholehah.
2. Niat ikhlas untuk menikah.
3. Terus usaha menerapkan ajaran Rasulullah Saw.
4. Terus usaha belajar adab & ilmu.
5. Selalu siap menerima kondisi apa adanya.
6. Memahami hak dan kewajiban masing-masing.
7. Saling mengingatkan dalam kebaikan, menerima kalau dikritik (kritik beda dengan hinaan, kritik itu ada keinginan dan usaha menjadikannya lebih baik).
8. Saling sabar dalam semua kondisi.
9. Selalu syukur atas semua karunia Allah Ta'ala.
10. Yang penting adalah komunikasi lancar.

Memang apa saja yang ada di jagad raya sudah ditulis Allah Ta'ala di Lauhful Mahfudl, tapi karena manusia tidak memahami sejauh itu, yang bisa manusia lakukan adalah selalu bersyukur dan selalu berusaha untuk lebih baik, usaha lebih maksimal, lebih rutin dsb. Berusahalah saat ini harus lebih baik dari kemarin.

Wassalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

“Subhaana kallaahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika”

Artinya:
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.