Wednesday, February 19, 2020

Cinta Dunia dan Takut Mati


Oleh : Ustadz Muhtarifin Sholeh
Di mushola Nurul Huda, perumahan Gemah Permai, Sendang Guwo, Semarang.


Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Hadits pertama yang akan kita bahasa adalah hal-hal kebiasaan manusia yang termasuk kufur.

Diriwayatkan dari Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَتْرُكُونَهُنَّ: الْفَخْرُ فِي الْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ، وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّيَاحَةُ  وَقَالَ: النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا، تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ، وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ

Artinya:
“Ada empat perkara khas jahiliyah yang masih melekat pada umatku dan mereka belum meninggalkannya: (1) membanggakan jasa (kelebihan atau kehebatan) nenek moyang; (2) mencela nasab (garis keturunan); (3) menisbatkan hujan disebabkan oleh bintang tertentu; dan (4) dan niyahah (meratapi mayit).”

Kemudian di hadits lain disebutkan sebagai berikut:

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyatakan,

اِثْنَتَانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: الطَّعْنُ فِي النَّسَبِ،وَالنِّيَاحَةِ عَلَى الْمَيِّتِ

“Ada dua perkara pada manusia yang menyebabkan mereka kufur yaitu mencela nasab dan niyahah terhadap orang yang meninggal.”.
(HR . Muslim no. 67)

Hal-hal pada hadits pertama adalah termasuk kebiasaan orang-orang jahiliyah yang jaman sekarang masih sering dilakukan, yang 2 diantaranya Rasulullah Saw menjelaskan termasuk perbuatan menutupi kebenaran atau kufur yaitu mencela keturunan dan meratapi mayit.

Yang dimaksud dengan kufur di sini adalah kufur ashgar yakni kufur yang tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.

Kufur ini sifat menutupi kebenaran Allaah Ta'ala, pelakunya disebut kafir, sedang proses kerja menutupi kebenaran Allaah Ta'ala ini adalah "kafaro". Ada banyak macam bentuk kekufuran yang dilakukan umat Islam tapi tidak menyebabkan keluar dari Islam, seperti contoh kufur nikmat (menutupi kenikmatan dengan tidak mau bersyukur), lalu seperti yang ada di hadits ini yaitu mencela nasab (keturunan) dan meratapi mayit.

Mencela nasab atau keturunan ini maksudnya menjelek-jelekan orang lain, mengolok-olok orang lain, menghina orang lain dan seterusnya, ini disebutkan oleh Rasulullah Saw termasuk kufur pelakunya.

Mencela itu tidak boleh, mencela orang yang lebih muda tidak boleh, apalagi mencela orang yang lebih tua, jelas tidak boleh. Mencela mereka yang bukan keluarga tidak boleh, mencela keluarga juga tidak boleh. Mencela siapapun itu tidak diperbolehkan.

Di Al Qur'an surat 49.Al-Hujarāt : 11 dijelaskan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dlolim."

Makin jelas larangan menjelek-jelekan orang lain, tapi mengatakan kejelekan seseorang tanpa niat menghina itu boleh, maksudnya sifat buruk seseorang diceritakan pada orang lain dengan maksud sebagai pembelajaran agar orang lain tidak menirunya, lalu untuk mencari keadilan di hadapan hakim, itu bukan mengolok-olok atau menghina.

Jadi jauhilah perbuatan ini, hindari sekuat tenaga, jaga diri dari perbuatan ini!

Kemudian berikutnya yang termasuk perbuatan kufur yang dijelaskan oleh Rasulullah Saw adalah meratapi mayit. Sedih ditinggal mati keluarga, kenalan dan sebagainya ini berbeda dengan meratapi, meratapi itu semisal menangis berteriak-teriak tidak terkontrol, bahkan sampai tidak mau makan minum atau berkata-kata yang menunjukkan dia marah pada Allaah Ta'ala karena telah mematikan keluarganya misal, dan seterusnya. Itu meratapi, hal tersebut dilarang oleh Rasulullah Saw dan termasuk kufur atau menutupi kebenaran.

Kematian pada makhkuq itu suatu kebenaran yang pasti akan dirasakan semua makhluq, meratapi mayit itu dikatakan tidak menerima taqdir Allaah Ta'ala.

Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan,

جميع المخلوقات أزواج: سماء وأرض، وليل ونهار، وشمس وقمر، وبر وبحر، وضياء وظلام، وإيمان وكفر، وموت وحياة، وشقاء وسعادة، وجنة ونار، حتى الحيوانات [جن وإنس، ذكور وإناث] والنباتات

Artinya:
“Setiap makhluk itu berpasang-pasangan. Ada matahari dan bumi. Ada malam dan ada siang. Ada matahari dan ada rembulan. Ada daratan dan ada lautan. Ada terang dan ada gelap. Ada iman dan ada kafir. Ada kematian dan ada kehidupan. Ada kesengsaraan dan ada kebahagiaan. Ada surga dan ada neraka. Sampai pada hewan pun terdapat demikian. Ada juga jin dan ada manusia. Ada laki-laki dan ada perempuan. Ada pula berpasang-pasangan pada tanaman.”

Jika semuanya berpasangan, maka pasangan hidup adalah mati. Jadi mati adalah sesuatu yang haq. Sedih boleh, meratapi jangan!

Untuk menjaga hal ini tidak dilakukan, Rasulullah Saw melarang wanita ikut mengantarkan jenazah hingga ke liang qubur, dikhawatirkan wanita tersebut sedih berlebihan sehingga meratapi mayit.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُوْدَ أَوْ شَقَّ الْجُيُوْبَ أَوْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

Artinya:
“Tidaklah termasuk golongan kami orang yang menampar pipi atau merobek-robek pakaian atau berteriak dengan teriakan Jahiliyah”.
(Disepakati keshahihannya : Al-Bukhari dalam Al-Jana’iz 1294, Muslim dalam Al-Iman 103)

Maksud dari "teriakan atau ucapan jahiliyah" itu adalah berkata kotor (misuh-misuh - bahasa Jawa), berteriak tidak jelas (kesetanan), orang yang demikian itu menurut Rasulullah Saw "tidak termasuk golongan kami", maksudnya adalah tidak termasuk orang beriman, jadi dengan kata lain merrka termasuk kafir.

Berusahalah maksimal untuk dapat menerima semua ketetapan Allaah Ta'ala baik itu yang kita sebut buruk ataupun yang kita sebut baik.

----------

Hadits berikutnya yang akan kita bahas adalah tentang dua hal yang dibenci manusia.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

اثنتان يكرههما ابن آدم: ‏يكره الموت، والموت خير للمؤمن من الفتنة. ‏ويكره قلة المال، وقلة المال أقل للحساب

Artinya:
"Ada dua perkara yang dibenci Bani Adam yaitu dia benci kematian padahal kematian lebih baik bagi seorang mukmin daripada tertimpa fitnah. Dan dia benci harta yang sedikit padahal sedikitnya harta akan menyebabkan hisabnya semakin sedikit.".
(HR. Ahmad)

Hal senada disebutkan di hadits lain sebagai berikut:

Rasulullah Saw  bersabda:

يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللهِ وَمَا الْوَهْنُ ؟ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

“Nyaris tiba saatnya banyak umat yang memperebutkan kalian, seperti orang-orang makan yang memperebutkan hidangannya.” Ada seseorang bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit pada hari itu?” Beliau menjawab, “Justru jumlah kalian banyak pada hari itu, tetapi ibarat buih di atas air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian dari dada musuh kalian dan menimpakan kepada kalian penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Cinta dunia dan takut mati.”.
(HR. Ahmad: 21891 dan Abu Daud: 4297)

WAHN, wahn adalah cinta dunia dan takut mati.

Kedua kenyataan ini (mati dan sedikit harta benda dunia) ini tidak perlu ditakuti tapi kenyataan yang harus dihadapi sesuai kemampuan kita. Sebagaimana yang saya sampaikan kemarin bahwa Islam sebagai Ad Din itu adalah Way of Life dan Way of Die, Islam itu petunjuk untuk hidup indah dan mati dengan indah. Pelajari Islam dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Hadits ini menjelaskan bahwa ketika manusia terlalu cinta pada harta benda dunia maka bisa dipastikan dia akan takut dengan kematian. Atau sebaliknya, jika manusia takut mati maka dipastikan dia akan cinta dunia berlebihan.

Di Al Qur'an surat Al Humazah : 1 - 9 dijelaskan:

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1) الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ (2) يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (3) كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (4) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (6) الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ (7) إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (8) فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (9)

Artinya:
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya. Sesekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthomah. Dan tahukah kamu apa Huthomah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka. Sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang.".

Manusia yang beranggapan bahwa harta dunia itu bisa membuat mereka kekal hidup di dunia, sehingga mereka terus mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya sampai tidak mau bershodaqoh, tidak mau zakat, tidak mau beramal dengan hartanya, mereka hanya suka mencari dan mengumpulkan saja.

Itu yang membuat manusia takut akan kematian!

Manusia dengan perilaku seperti itu, akan menjadi penghuni Huthomah, yaitu neraka yang tertutup semua sisinya dengan api menyala panas, sedang manusia diikat di tiang berada di dalamnya. Itu hukuman untuk manusia yang terkena wahn.

Akan tetapi bukannya tidak boleh mencari harta, mencari harta boleh, asal tidak sampai membuat tidak mau beribadah. Mencari harta bagus, kalau untuk beribadah. Untuk amannya, tanamkan selalu merasa cukup agar aman dari wahn tadi.

Tetapi sering manusia susah merasa cukup atas penerimaan harta benda dunia, umumnya merasa kurang dan kurang saja. Apalagi sedikit mempunyai harta benda, kebanyakan tidak mau, menolak karena dianggap akan menyusahkan kehidupan mereka. Padahal Rasulullah Saw bersabda sedikit harta di bumi, kelak hisab-nya akan ringan. Makin banyak harta benda yang dimiliki, makin lama hisab-nya.

Dijelaskan di Al Qur'an surat Ibraahim : 7 sebagai berikut:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu (kafaro) mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti adzab-Ku sangat berat.".

Berusahalah selalu untuk mensyukuri semua karunia Allah Ta'ala, terima dengan bahagia. Ketika kita selalu bahagia, maka semua akan menjadi lebih ringan, lebih mudah, lebih semangat, lebih mudah mencari solusi dan seterusnya.

Ada 4 hal yang bisa membuat manusia bahagia, dalam hadits riwayat Ibnu Hibban, Rasulullah Saw bersabda;

أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ: اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيُّ.

“Ada empat perkara termasuk kebahagiaan; istri yang sholihah, tempat tinggal yang lapang, teman atau tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman.”

"Istri sholihah" itu untuk lelaki, untuk perempuan tentu "suami sholeh". Keempat hal tersebut bisa membuat manusia bahagia, usahakan kita mencapai itu agar hidup kita bahagia.

Wassalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

“Subhaana kallaahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika”

Artinya:
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.