Tuesday, July 28, 2020

Menirukan Adzan

*ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭ ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺑﺮﻛﺎﺗﻪ*

ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ :

إذا سمعتم النداء فقولوا كما يقول المؤذن
(رواه الشيخان)

Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Apabila kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin."

*( ﻛﺘﺎﺏ مختار الأحاديث النبوية و الحكم المحمدية تأليف السيد احمد الهاشمي)*


Menirukan ucapan muadzin disaat adzan adalah sunnah, artinya tidak wajib, meskipun demikian lebih utama menirukannya sambil kita beraktifitas.

Diantara dalilnya ketidakwajiban adalah riwayat dari Tsa’labah bin AbdulMalik al-Quradzi, beliau menceritakan,

أنهم كانوا في زمان عمر بن الخطاب يُصَلُّون يوم الجمعة حتى يخرج عمر ، فإذا خرج عمر وجلس على المنبر وأذن المؤذنون؛ جلسنا نتحدث . فإذا سكت المؤذنون وقام عمر يخطب أنصتنا فلم يتكلم منا أحد

Di jaman Umar bin Khatab, mereka (sahabat dan tabiin) mengerjakan shalat sunah di hari jumat sampai Umar keluar. Ketika Umar keluar dan duduk di mimbar, dan muadzin mengumandangkan adzan, kami duduk sambil ngobrol. Ketika muadzin telah berhenti, Umar berdiri menyampaikan khutbah dan kami diam, tidak ada satupun yang berbicara di antara kami. (al-Muwatha’).

Dalam riwayat di atas terdapat dalil tidak wajibnya menjawab adzan. Karena praktek ini banyak terjadi di jaman Umar, mereka berbicara ketika adzan, dan Umar diam menyaksikan ini.

Meski demikian, lebih utama menirukan ucapan muadzin ketika mengumandangkan adzan, karena:

1. Menjawab adzan memiliki keutamaan yang sangat besar.

Dari Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَحَدُكُمْ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ…مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya:
“Jika muadzin mengucapkan, ‘Allahu akbar… Allahu akbar…’ lalu kalian menjawab, ‘Allahu akbar… Allahu akbar…’ (hingga akhir adzan).. dia ucapkan itu dari hatinya, maka akan masuk surga.”.
(HR. Muslim 385 dan Abu Daud 527).

2. Sebagian sahabat, seperti Ibnu Mas’ud menilai, tidak menjawab adzan termasuk tindakan teledor.

أربع من الجفاء …، وأن يسمع المؤذن فلا يجيبه في قوله

Artinya:
“Ada 4 perbuatan yang termasuk sikap teledor (terhadap agama), (diantaranya),… ada orang mendengar muadzin, namun dia tidak menjawab ucapannya.”.
(Sunan al-Kubro, al-Baihaqi, no. 3552).

Satu hal penting:
Dsunnahkan bagi seorang muslim agar memperbanyak do’a antara adzan dan iqamat. Karena do’a pada waktu itu dikabulkan. Dari Anas Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلدُّعَاءُ لاَيُرَدُّ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَاْلإِقَامَةِ.

Artinya:
"Do’a antara adzan dan iqamat tidak ditolak.”.

(Shahiih Sunan Abi Dawud No. 489, Sunan at-Tirmidzi I/137 no. 212 dan Sunan Abi Dawud ‘Aunul Ma’buud & II/224 no. 517).

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.