Saturday, August 22, 2020

Cemburu & Nifaq

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭ ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺑﺮﻛﺎﺗﻪ

ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ :

الغيرة من الإيمان و المذاء من النفاق
(رواه الديلمي)

Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Ghairah (cemburu) merupakan sebagian dari iman, dan mempermainkan (wanita) merupakan sebagian dari nifaq."

( ﻛﺘﺎﺏ مختار الأحاديث النبوية و الحكم المحمدية تأليف السيد احمد الهاشمي)

Cemburu itu berasal dari cinta, tanpa cinta maka tidak akan ada cemburu. Jadi ketika seseorang merasakan cemburu, maka bersyukurlah karena Allaah Ta'ala masih mengkaruniakan cinta di hati kita. Jika tidak ada cemburu, perlu diperhatikan masihkah ada cinta di hati kita atau tidak?

Syekh Ibrahim bin Muhammad Al Haqil menjelaskan tentang cemburu menurut Islam. Di dalam buku beliau yang berjudul Al Ghirah Baina As Syar'i wa Al Waqi', beliau berkata bahwa hakikat perasaan cemburu adalah bersih dan jauh dari nafsu birahi serta nafsu duniawi.

Cemburu (ghairah) yang dimaksud di sini adalah ketika perkara-perkara yang dilarang Allaah Ta'ala banyak dilakukan, apalagi para pelaku melakukannya dengan terang-terangan, hatinya tergugah menolak dan berontak. Inilah hakikat cemburu.

Ketika mengetahui ada yang melanggar ketetapanNya, hati tidak suka (ketidaksukaan ini bukan ke personalnya tapi tidak suka mereka melanggar perintah Allaah Ta'ala dan Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam).

Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Tidak ada siapa pun yang lebih pencemburu dibandingkan dengan Allaah".
(HR Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa Rasulullaah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allaah cemburu, dan kecemburuan Allaah ketika seorang mu'min melanggar perkara yang Allaah larang.
(Muttafaqun 'alaihi).

Oleh sebab itu seorang suami ketika istrinya berbuat sesuatu yang rawan melanggar perintah Allaah Ta'ala dan Rasulullaah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, suami harus timbul perasaan tidak suka dan menasehati istrinya dengan lemah lembut. Begitu juga dengan ayah yang mengetahui anak perempuannya melakukan hal yang melanggar perintah Allaah Ta'ala dan Rasulullaah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, juga harus merasa tidak suka anak perempuannya melakukan itu, untuk kemudian diingatkan.

Ingatkan kalau ada yang melakukan kesalahan, jangan dibiarkan, apalagi kalau itu keluarga kita, istri atau suami kita. Kalau mampu merubah=, maka rubahlah. Kalau tidak mampu, do'akan saja agar Allaah Ta'ala menjadikannya lebih baik.

Jangan lakukan ini, yaitu ketika kita mengetahui dia melakukan kesalahan tetapi kita malah diam saja atau malah berkata "kau tidak salah" dengan niat menyembunyikan kebenaran.

Ibnu Juraij menjelaskan bahwa orang munafiq adalah yang menyembunyikan sesuatu yang mana yang disembunyikan tidak sesuai dengan yang diperlihatkan.

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.