Oleh : Habib Naufal bi Muhammad Alaydrus
Sekilas Sejarah Dakwah
Habib 'Umar bin Hafîdz Di Indonesia
Dikutip Dari Obat Hati-1; Ringkasan Ihya Ulumiddin.
Saduran ceramah Habib Umar bin Hafidz
Penyadur : Naufal bin Muhammad ALaydrus
Penerbit : Taman Ilmu
Habib 'Umar bin Muhammad bin Sâlim bin Hafîdz merupakan seorang pendidik dan sekaligus ahli dakwah. Meski berasal dari tempat yang terpencil, Tarim, Hadhramaut, namun gema dakwah beliau sampai ke Mekah, Madinah, Oman, Bahrain, Yordania, beberapa negara di Afrika, India, Malaysia, Indonesia, Amerika, Inggris, Kanada dan lain-lain. Dalam sebagian kunjungan dakwahnya tersebut, CNN, BBC, stasiun TV Bahrain mengambil kesempatan untuk mewawancarainya.
Pada tahun 1993 beliau berdakwah ke berbagai kota di Indonesia. Usia beliau saat itu 32 tahun. Masyarakat Indonesia terpesona melihat kesalehan, keluhuran budi, dan keluasan ilmunya. Beberapa orang tua, sebagian dari kalangan pondok pesantren, lalu mempercayakan pendidikan putra-putra mereka kepada beliau. Pada tahun 1998, beliau kembali ke Indonesia menyerahkan sendiri 30 anak yang telah dititipkan kepada beliau setelah dididik dan digembleng di pesantren beliau.
Tentang hal ini, di dalam ceramah yang beliau di hadapan guru kami, Al-Marhûm Habib Muhammad Anîs bin 'Alwî bin 'Alî Al-Habsyî, dalam kesempatan Haul Habib 'Alî bin Muhammad Al-Habsyî yang diselenggarakan setiap tahun di kota Solo, beliau berkata, "Para pelajar lulusan Tarim yang kalian lihat ini memiliki cerita menarik. Ketika Habib Anîs berkunjung ke Hadhramaut untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi di Anîsah, beliau bertemu dengan Habib 'Abdulqâdir bin Ahmad Assaqqâf dan mertua saya, Habib Muhammad bin 'Abdullâh Al-Haddâr.
Pada kesempatan itu Habib Anîs berkata kepada 'Abdulqâdir bin Ahmad Assaqqâf, "Aku ingin anak kita, 'Umar, berkunjung ke Indonesia untuk mengingatkan kami pada sejarah para salaf dan apa yang mereka miliki. Aku ingin anak-anak kita mengetahuinya."
Habib 'Abdulqâdir berkata, "Wahai 'Umar, bulatkan tekadmu, bangkitlah dan bertawakkal-lah kepada Allâh."
Pada saat itu mertua saya berkata, "Persiapkanlah dirimu, berangkatlah. Kami sungguh mengkhawatirkan sejarah salaf. Pergilah, agar mereka mengingat salaf dan keluarga mereka yang akan menyampaikan mereka kepada Allâh."
Akhirnya, berangkatlah saya ke Indonesia lima tahun yang lalu (1993), menghadiri haul ini, pertemuan ini. Setelah itu saya berkeliling ke berbagai kota. Berkat Habib 'Alî bin Muhammad Al-Habsyî dan niat baik ini (niat Habib Anîs), tergeraklah hati masyarakat. Mereka satu demi satu datang ke Hadhramaut. Jumlah mereka saat itu kurang lebih 30 orang yang datang dari berbagai kota di negeri ini; dari kalangan pondok pesantren dan orang-orang yang memiliki perhatian pada dakwah."[1]
Kedatangan awal Habib 'Umar ke negeri ini adalah berkat niat dan tekad mulia Habib Anîs. Dan Alhamdulillâh, cita-cita mulia beliau tersebut terwujud dengan baik. Semoga Allâh membalas Al-Marhûm Habib Muhammad Anîs bin 'Alwî bin 'Alî Al-Habsyî dengan sebaik-baik balasan, menempatkan beliau di Surga, bersama para Nabi, Shiddîqîn, Syuhadâ` dan kaum sholihin, Amin.
Kendati masih muda, Habib 'Umar disegani alim ulama, tua maupun muda. Beliau juga dikenal sebagai pemuda yang tak kenal lelah. Setiap tarikan napas, setiap energi yang dikeluarkan tubuhnya beliau gunakan untuk mengajar, berdakwah dan beribadah. Kader-kader Dârul Musthafâ terus mengalir ke berbagai belahan dunia, dan kehadiran mereka selalu disambut gembira.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Dârul Musthafâ memiliki nama harum dan berkembang pesat, tetapi faktor yang paling menonjol adalah karena pondok ini dikelola oleh seorang pengasuh yang memenuhi segala persyaratan. Habib 'Umar adalah seorang alim yang mengamalkan ilmunya. Beliau memiliki visi jauh ke depan; menerapkan dengan ketat managemen dakwah dan pendidikan. Beliau juga dicintai murid-muridnya sehingga memudahkan beliau untuk mengelola, menempa dan mencetak kader-kadernya sebelum diterjunkan ke dalam masyarakat. Beliau menjaga murid-muridnya, yang dekat maupun yang jauh, seperti seorang ayah terhadap anak-anaknya.
Semoga Allâh memanjangkan usia beliau dalam curahan kebaikan dan kesehatan, serta menjadikan kita sebagai orang-orang yang dapat memetik manfaat dari beliau. Amin.
----------------------------------
[1] Ulama Hadhramaut, Putera Riyadi, Cet.I, Maret 1999, hal.67-68
Assalamu'alaikum Wr.Wb
ReplyDeleteSemoga Allah SWT selalu mencurahkan keberkahan kapada habaaib wabilkhusus habib novel bin muhammad alaydrus yg telah berdakwah melalui karya tulis maupun ceramah2 nya yg mampu merangkul masyarakat awam untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencontoh Rasulullah SAW.
Terus terang saya termasuk orang selalu mendengarkan ceramah panjenengan melalui rekaman dan termasuk pengkoleksi ceramah2 panjenengan.
Yg mau saya tanyakan boleh kah mengamalkan ratibul haddad tanpa adanya kyai atau habib yg memberikan ijazah ?
Dan saya mohon keikhlasannya panjenengan untuk memberikan ijazah rotibul haddah kepada saya yg bernama M. Fatoni alwi nur, agar saya dapat mengamalkan ratibul haddad dengan baik sesuai dg niatnya pengarang habib abdullah bib alwi dan habib novel...
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Assalamu'alaikum Wr.Wb
ReplyDeleteSemoga Allah SWT selalu mencurahkan keberkahan kapada habaaib wabilkhusus habib novel bin muhammad alaydrus yg telah berdakwah melalui karya tulis maupun ceramah2 nya yg mampu merangkul masyarakat awam untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencontoh Rasulullah SAW.
Terus terang saya termasuk orang selalu mendengarkan ceramah panjenengan melalui rekaman dan termasuk pengkoleksi ceramah2 panjenengan.
Yg mau saya tanyakan boleh kah mengamalkan ratibul haddad tanpa adanya kyai atau habib yg memberikan ijazah ?
Dan saya mohon keikhlasannya panjenengan untuk memberikan ijazah rotibul haddah kepada saya yg bernama M. Fatoni alwi nur, agar saya dapat mengamalkan ratibul haddad dengan baik sesuai dg niatnya pengarang habib abdullah bib alwi dan habib novel...
Wassalamu'alaikum Wr.Wb