Oleh : Bisyaroh
Kalam Al-'Arif Billah Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-'Atthas. Kalam beliau pada majlisnya yang dicatat oleh Asy-Syeikh Al-'Alim Abdurrahman bin Muhammad 'Arfan Baradja.
Berkata Al-Habib Abdullah bin Husin Bin Thohir,
"Terima kasih kepada Allah atas setiap kebaikan yang ada di balik musibah-musibah, yang mana (musibah-musibah) itu memberikan kepada kami ilmu-ilmu yang bermanfaat".
Manusia di dunia ini selalu berubah-ubah hidup di antara kemudahan dan kesulitan, bahagia dan sedih, kaya dan miskin, sehat dan sakit. Manusia (dengan keadaan ini) harus bisa hidup dengan dua keadaan, yaitu keadaan bersyukur dan keadaan sabar, sehingga ia harus bisa bersikap syukur dan sabar.
Berkata seseorang yang hadir (di majlis tersebut),
"Apakah manusia itu masih mendapat pahala jika ia kurang bersabar?".
Sayyidi (Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-'Atthas) menjawab,
"Ya. Ia masih mendapat pahala sesuai dengan kadar kesabarannya dan kadar rasa syukurnya. Tidaklah hilang kesabaran manusia kecuali hanya berkurang dan bertambah."
Kemudian aku (Asy-Syeikh Abdurrahman bin Muhammad 'Arfan Baradja) bertanya kepada beliau,
"Apakah makna firman Allah Ta'ala , 'Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat gundah atau tidak sabar. Jika ia ditimpa kesulitan, ia berkeluh kesah. Dan jika ia mendapat kebaikan, ia amat kikir.' (QS. Al-Ma'arij: 19-21)".
Beliau ra menjawab,
"Maknanya adalah sesungguhnya keluh kesah dan sifat kikir itu merupakan suatu bawaan pada watak manusia. Akan tetapi seorang mukmin tidak seharusnya berperilaku yang demikian karena sesungguhnya ia diperintahkan untuk menghilangkan perilaku tersebut. Oleh karena itu, ia akan mendapatkan pahala atas mujahadahnya untuk menghilangkan sifat-sifat itu. (Ketahuilah bahwa) semua sifat itu, baik yang terpuji ataupun yang tercela, ada pada watak manusia. Akan tetapi sifat-sifat yang tergolong terpuji itu harus benar-benar dimiliki oleh seorang mukmin, sedangkan sifat-sifat yang tergolong tercela harus ditinggalkan."
[Majmu' kalam Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-'Atthas, disusun oleh Al-Habib Alwi bin Muhammad Alhaddad dan Asy-Syeikh Abdurrahman bin Muhammad 'Arfan Baradja, hal. 63, manuskrip]
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.