Monday, March 23, 2020

Sholat dan Coronavirus


Oleh: Ustadz Muhtarifin Sholeh.
Di mushola Nurul Huda, perumahan Gemah Permai, Semarang.

Assalamu'alaikum wa rahmatulah wa barakatuh.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Sekarang ini sedang melanda seluruh dunia penyakit baru yang disebabkan oleh Coronavirus (Covid 19), virus ini berbahaya dan penyebarannya cepat sekali, bahkan beberapa negara sudah melalukan lockdown untuk menghentikan penyebaran, sekolah-sekolah sudah memutuskan agar murid-murid untuk belajar di rumah sementara waktu, beberapa perusahaan juga memutuskan karyawan mereka untuk bekerja dari rumah (Work From Home / WFH).

Semua pihak diharuskan mematuhi perintah pemerintah agar berhati-hati, tidak berkerumun dulu agar Coronavirus tidak menyebar lebih luas lagi, jangan nekad berkumpul berkerumun karena rawan terjangkit Coronavirus. Cari tahu detail tentang tanda-tanda terjangkitnya, tentang penyebarannya dan cari tahu tentang solusinya. Coronavirus ini sangat kecil tapi pengaruhnya luar biasa, sehingga membuat manusia harus waspada.

Seperti diketahui bahwa semua ini adalah dikehendaki oleh Allaah Ta'ala untuk terjadi, dan ada hikmah di balik ini. Besar kecil tidak menjadi sebab kita meremehkan, tapi apa hikmah dari kejadian ini, itu yang mesti diperhatikan.

Apa yang Allaah Ta'ala ciptakan, tidak bisa disepelekan, meski bentuk kecil seperti virus itu diciptakan oleh Allaah Ta'ala dengan sempurna dan detail sekali. Virus yang berbahaya itu kecil sekali, tapi Allaah Ta'ala menciptakannya bisa hidup, bisa cari makan, bisa berkembang biak dan sebagainya yang tidak terpikirkan oleh kita. Tidak hanya itu, proposi bentuk dan warna virus itu istimewa. Sangat kecil tapi detail sekali.

Silahkan browsing foto-foto Coronavirus, akan dijelaskan bahwa ukurannya jauh lebih kecil daripada sel-sel penyusun jaringan tubuh manusia. Dari warna dan bentuknya terlihat indah. Allaah Ta'ala menciptakan virus yang berbahaya itu dengan sangat detail, sangat indah warna dan komposisinya.

Lalu jika dihubungkan dengan bahayanya, pasti ada hikmah yang dikehendaki oleh Allaah Ta'ala sehingga itu terjadi. Bisa jadi ini peringatan kepada manusia karena banyak melakukan dosa, mungkin saja. Bisa jadi hikmah lainnya. Yang penting adalah kita perbanyak istighfar, tafakur dan ikuti anjuran pemerintah untuk social distancing (bahkan lockdown) agar aman dari Coronavirus. Semoga cepat ditemukan anti virusnya.

Di dalam Al Qur'an, ada banyak analogi atau perumpamaan-perumpamaan yang Allaah Ta'ala pakai sebagai pembelajaran untuk kita. Misal nyamuk sebagaimana di dalam Al Qur'an surat ke-2 Al-Baqarah : 26 dijelaskan sebagai berikut:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ

Artinya:
"Sesungguhnya Allaah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, "Apa maksud Allaah dengan perumpamaan ini?" Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik.".

Ayat ini turun karena ada perkataan sinis dari orang-orang kafir dan fasik bahwa tidak seharusnya Allaah Ta'ala membuat perumpamaan dengan hewan remeh seperti nyamuk, nyamuk dianggap remeh okeh mereka padahal mereka tidak bisa menciptakan nyamuk. Bahkan karena nyamuk-lah raja Namruj meninggal dunia, raja yang hebat pada jamannya.

Kemudian turunlah ayat ini untuk menjelaskan kepada orang-orang kafir itu bahwa Allaah Ta'ala tidak malu untuk mengambil perumpamaan dengan nyamuk. Yang dengan ini, Allaah Ta'ala menyesatkan orang-orang kafir juga fasik, dan Allaah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman.

Orang-orang fasik dan kafir itu jika bertanya bukan untuk mencari jawaban kebenaran tapi sekedar iseng atau untuk mencari kelemahan kita agar bisa mereka bujuk untuk ikut agama mereka. Sedangkan orang-orang yang beriman itu mencari kebenaran, dan jika sudah menemukan jawaban, maka mereka bertambah ilmu dan bertambah amal mereka.

Bagi orang-orang yang beriman, mereka menerima kejadian pandemic (tersebar luasnya penyakit di banyak negara) Coronavirus ini sebagai ketetapan dari Allaah Ta'ala, bahwa semua yang ada ini (termasuk virus) termasuk ayat-ayat kauniyah (firman Allaah Ta'ala berupa alam semesta seisinya ini). Setiap kejadian pasti ada hikmah bagi kita, mereka memperbanyak istighfar, ibadah dan sedekah karena sedekah bisa menjadi sebab redanya musibah. Dengan seperti ini mereka mendapat petunjuk-petunjuk dari Allaah Ta'ala yang itu lebih mendekatkan mereka kepada Allaah Ta'ala.

Sedangkan orang-orang kafir atau fasik, mereka sebaliknya, mereka mempertanyakan dengan nada tidak menerima ketetapan Allaah Ta'ala, mereka menolak ketetapan Allaah Ta'ala ini. Dengan seperti ini, mereka menjadi sesat dan jauh dari Allaah Ta'ala.

Jadi kembali ke kita, kita ingin tambah iman kepada Allaah Ta'ala atau tambah jauh dari Allaah Ta'ala? Kalau ingin bertambah dekat kepada Allaah Ta'ala, tambah iman kita, maka kita harus menerima semua kejadian ini sebagai ketetapan dari Allaah Ta'ala. Yang kemudian kita tawakal kepada Allaah Ta'ala, tawakal ini adalah berdoa dan usaha (termasuk usaha mencegah atau usaha mengobati dan sebagainya).

Salah satu contoh kejelekan adalah terlalu takut (yang berlebihan) kepada Coronavirus, bahkan lebih takut terkena Coronavirus daripada takut murka Allaah Ta'ala. Orang-orang fasik misalnya, mereka sholat tapi tetap melakukan kemaksiatan dengan berbagai alasan nafsunya, ini berarti mereka tidak takut akan murkaNya. Tapi tatkala orang-orang fasik dihadapkan ke Coronavirus, mereka sangat ketakutan. Mereka lebih takut kepada Coronavirus daripada takut murka Allaah Ta'ala.

Sedangkan orang-orang yang beriman, mereka lebih takut kepada Allaah Ta'ala dengan jalan menghargai kehidupan, mereka mewujudkan iman mereka dengan jalan memperbaiki kehidupan, menjaga alam sekitar, tidak merusaknya. Mereka juga melakukan usaha-usaha pencegahan tersebarnya Coronavirus dengan maksimal sebagai bentuk tawakal kepada Allaah Ta'ala. Mereka melakukannya atas dasar keimanan mereka.

Lalu siapakah orang-orang fasik itu?
Di dalam Al Qur'an surat ke-2 Al Baqarah : 27 dijelaskan ssbagai berikut:

الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Artinya:
(Orang fasik yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allaah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allaah untuk disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.".

Itulah ciri-ciri orang fasik, mereka mengaku beriman tapi tidak melakukan perintah-perintah Allaah Ta'ala dan Rasulullaah Muhammad Saw. Mereka sholat tapi mereka dengki bahkan dendam atau lebih parah lagi berperang dimana perang itu tidak dibenarkan Allaah Ta'ala. Orang fasik mengaku beriman tapi malas sholat, tidak mau sholat, tidak mau puasa dan sebagainya.

Jangan menjadi orang fasik, usahakan secara maksimal untuk tunduk patuh kepada Allaah Ta'ala dan Rasulullaah Muhammad Saw atas semua yang terjadi, termasuk atas peristiwa Coronavirus ini.

Di dalam Al Qur'an surat ke-4 An Nisaa : 38 dijelaskan ada kata QORINA yaitu sebagai berikut:

وَالَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ ۗ وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا

Artinya:
"(juga) orang-orang yang menginfaqkan hartanya karena riya kepada orang lain (ingin dilihat dan dipuji), dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allaah dan kepada hari kemudian. Barang siapa menjadikan setan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat.".

Pada kata "TEMAN" di sana menerjemahkan kata "QORINA", makna Qorina di sini adalah teman dekat, sahabat akrab.

Ayat ke-38 surat An Nisaa ini menjelaskan bahwa ada manusia yang mengambil setan sebagai "qorina" (teman dekatnya, sahabat akrabnya). Siapa mereka? Yaitu orang-orang yang tidak beriman kepada Allaah Ta'ala.

Jadi mereka yang tidak beriman kepada Allaah Ta'ala, maka "wa man yakunisy syaithoonu lahu qorinaa", maka mereka akan menjadikan setan sebagai sahabat akrab mereka.

Jika kita beriman kepada Allaah Ta'ala, maka setan tidak akan bisa mendekat untuk membujuk kita mengikutinya. Jika kita tidak beriman, maka setan bisa mendekati kita sehingga kita terbujuk.

Begitu juga dengan penyakit Coronavirus ini, jika kita beriman kepada Allaah Ta'ala maka in syaa Allaah kita akan dilindungi dari Coronavirus juga dari semua penyakit lainnya, dan in syaa Allaah kita terhindar musibah yang bisa membuat iman kita melemah. Orang beriman itu tawakal kepada Allaah Ta'ala yaitu mereka yang berdoa dan berusaha maksimal untuk sehat, bukan lantas mengabaikan aspek kesahatan dengan dalih iman. Mengaku beriman tapi tidak peduli dengan kebersihan lingkungan, tidak peduli dengan kesehatan, bukan begitu orang beriman. Usaha maksimal itu tetap dijalankan sebagai bukti keimanan kita.

Semua pihak sedang berupaya maksimal untuk menjaga agar kita tidak terjangkit Coronavirus, kita patuhi mereka para ahli dan para pemimpin kita yang sedang berupaya memberantas Coronavirus, sebagai bentuk tawakal kita, dan tambah dengan do'a dan amal ibadah lainnya agar cepat dihilangkan sehingga Ramadlan depan kita sudah kembali normal.

Salah satu hikmah adanya pandemic Coronavirus ini adalah kita diingatkan kembali tentang kebersihan, cuci tangan, cuci kaki, cuci wajah dan sebagainya. Hal ini diajarkan oleh Rasulullaah Muhammad Saw, wudlu itu juga mencuci tangan kaki wajah dan lainnya, sebelum makan dianjurkan cuci tangan, juga selalu dianjurkan bersih suci hadas dan najis.

Islam mengajarkan tentang menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tunduk dan patuhlah kepada Allaah Ta'ala dan Rasulullaah Muhammad Saw, in syaa Allaah kita akan selamat di dunia dan akhirat.

Di dalam Al Qur'an surat ke-57 Al Ḥadid : 22 dijelaskan bahwa semua kejadian termasuk Coronavirus ini sudah ditulis Allaah Ta'ala di Lauh Mahfudl:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya:
"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfudl) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allaah".

Jadi pandemic Coronavirus pun sudah ditetapkan oleh Allaah Ta'ala sejak dahulu, penyebabnya apa, penyebarannya bagaimana, manusia bagaimana reaksinya dan solusinya seperti apa sudah ditulis oleh Al Qolam di Lauh Mahfudl. Karena manusia terbatas sekali pengetahuannya maka manusia tetap harus mengusahakannya. Dan jangan lupa, manusia bisa berusaha mencegah dan sebagainya itupun juga karena dikehendaki oleh Allaah Ta'ala.

Difirmankan oleh Allaah Ta'ala di Al Qur'an surat ke-57 Al Ḥadid : 23 ssbagai berikut:

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Artinya:
"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allaah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.".

Jadi harus bagaimana? Jika dikaruniai musibah, tawakal dan bersabarlah. Jika dikaruniai kesenangan, bersyukurlah.

Normal manusia tentu ingin bahagia dan sehat afiyat, tapi setelah usaha maksimal masih terkena musibah, maka kembalikan semua kepada Allaah Ta'ala, tetap tawakal dengan berdoa dan berobat. Karena semua dikehendaki oleh Allaah Ta'ala untuk terjadi maka manusia jangan terlalu sedih berduka cita atas musibah yang menimpanya dan sebaliknya manusia juga jangan terlalu senang atas rejeki yang Allaah Ta'ala karuniakan.

Dan perlu diingat, sering kali musibah itu terjadi juga karena hasil kelalaian manusia itu sendiri, seperti difirmankan oleh Allaah Ta'ala di Al Qur'an surat ke-42 Asy Syuuraa : 30 sebagai berikut:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Artinya:
'Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allaah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).".

Ssmua yang perintahkan oleh Allaah Ta'ala lewat Rasulullaah Muhammad Saw lewat ulama untuk tidak kita lakukan itu sebenarnya membawa manfaat baik bagi manusia, tapi sebagian manusia justru melakukan yang dilarang sehingga itu membawa keburukan bagi manusia itu sendiri. Dilarang minum khamr, malah diminum, akibatnya banyak kejadian buruk yang terjadi. Ada banyak contoh lainnya.

Biasanya satu oknum yang melanggar larangan Allaah Ta'ala itu sakit, maka rawan menyebarkan ke manusia lainnya, dan menyebar lagi dan lagi. Akibatnya semua rawan sakit. Taatlah kepada Allaah Ta'ala, lakukan perintah-perintahNya dan jauhi larangan-laranganNya, in syaa Allaah kita selamat di dunia dan akhirat.

Kalau kita misal merasakan sakit di diri kita, lebih utama kita instropeksi diri apa yang salah di diri kita dan setelah itu kita usaha memenuhi hak anggota badan ini supaya sehat. Perut punya hak makan, maka makanlah secukupnya seperti perintah Rasulullaah Muhammad Saw, jangan makan berlebihan karena itu rawan menimbulkan penyakit. Badan punya hak istirahat, maka istrirahatlah agar badan sehat, jangan diforsir karena rawan menimbulkan penyakit. Dan lain sebagainya.

Di dalam hadits, Rasulullaah Muhammad Saw bersabda sebagai berikut:
"Ada dua perkara yang Allaah segerakan hukumannya di dunia yaitu kedloliman dan durhaka (pada orang tua)".
(HR Hakim)

Jadi mungkin saja Coronavirus ini melanda dunia dengan begitu berbahayanya, disebabkan ada sebagian manusia yang dlolim, dalam banyak hal tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya sehingga timbul penyakit. Ingat ketika manusia tidak beriman maka manusia sama saja memilih berteman akrab dengan setan, itu sama saja manusia memilih mencelakakan diri mereka sendiri.

Perlu diperhatikan, semua bentuk kemaksiatan (melanggar larangan Allaah Ta'ala) adalah kedloliman.

Termasuk durhaka kepada orang tua, Allaah Ta'ala akan menyegerakan hukumannya di dunia ini. Tidak ada salahnya kita lihat diri kita, apakah kita pernah durhaka kepada orang tua kita, apakah pernah kita menyakiti mereka? Kalau pernah, segeralah istighfar dan mohon ampunan ke orang tua kita.

Bertaqwalah kepada Allaah Ta'ala dan perbaiki diri kita. Rasulullaah Muhammad Saw bersabda di hadits riwayat At Tirmidzi, dari Mu’adz bin Jabal, sebagai berikut:

رأسُ الأَمرِ الإِسلامُ، وعَمُودُهُ الصلاةُ، وذُرْوَةٌ سَنَامِهِ الجِهَادُ في سَبِيلِ اللهِ

Artinya:
“Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat dan puncaknya adalah jihad fi sabilillah."

Harus selalu ditanamkan di hati, pikiran dan perbuatan bahwa Islam itu pokoknya, maksudnya kita harus selalu tunduk patuh kepada Allaah Ta'ala lewat Rasulullaah Muhammad Saw dan lewat ulama dalam segala hal. Islam itu sebagai Ad Dien atau way of life (jalan hidup), maknanya seluruh aspek kehidupan itu diatur oleh Allaah Ta'ala. Islam juga way of die (jalan mati), maksudnya adalah kita persiapkan kematian kecuali dalam keadaan tunduk patuh kepada Allaah Ta'ala, seperti firman Allaah Ta'ala di Al Qur'an surat ke-3 Ali Imraan : 102 sebagai berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allaah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali mati melainkan kamu dalam keadaan beragama Islam.”.

Jadi ke mana pun kita pergi, bawa selalu Islam, maksudnya adalah kita selalu tunduk patuh kepada Allaah Ta'ala. Jangan ketika di masjid saja kita tunduk patuh kepada Allaah Ta'ala, tapi di jalan raya tidak, di pasar tidak, di kantor tidak dan seterusnya, tidak boleh seperti itu! Ke mana pun kita, selalu bawa Islam.

Untuk menjaga kepatuhan kita kepada Allaah Ta'ala di mana pun kita berada, selalu tegakkan sholat wajib 5 waktu, seperti pada sebuah hadist sahih dari An Nafilah fii Ahaadits Adh Dloifah karya Syaikh Abu Ishaq Al Huwain, diriwayatkan bahwa Rasulullaah Muhammad Saw bersabda:

الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ ، مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ الدِّينَ ، وَمنْ هَدمَها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ

Artinya:
“Sholat Adalah Tiang Agama, barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya”.

Menegakkan sholat itu bermakna menjadikan Islam sebagai jalan kita hidup dan sekaligus itu mempersiapkan mati yang baik (husnul khotimah). Sebagaimana dijelaskan bahwa di dalam sholat, ada banyak sekali hikmah yang bisa diwujudkan ke dalam kehidupan. Oleh sebab itu jika tidak sholat, maka cara hidupnya tidak akan sesuai dengan hikmah sholat tadi, bahkan bertentangan dengan ajaran Rasulullaah Muhammad Saw.

Dan semua tadi harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, serius dan tidak main-main. Tunduk dan patuhlah kepada Allaah Ta'ala dengan serius bersungguh-sungguh.

Di dalam Al Qur'an surat ke-2 Al Baqarah : 153 Allaah Ta'ala berfirman sebagai berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allaah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allaah beserta orang-orang yang sabar.".

Ketika kita mendapat kesulitan, bersungguh-sungguhlah tawakal kepada Allaah Ta'ala dengan menjadi sabar dan sholat sebagai penolong. Meski sedang susah, tetaplah sabar berdo'a, tetap sabar mencari solusi dan tetap melakukan sholat baik yang wajib atau sunnah.

Begitupun dengan pandemic Coronavirus ini, Allaah Ta'ala sudah menetapkan ini pasti terjadi maka berdo'alah kepada Allaah Ta'ala dengan sabar agar kita semua disehatkan, diselamatkan dan segera dihilangkan Coronavirus ini. Dan bagi para ahli, tetap mencari solusinya dengan sabar dan bersungguh-sungguh. Sementara yang lain, bantulah dengan sabar mematuhi perintah para ahli, bantu mereka dengan do'a dan dengan sholat, dengan mengaktualkan hikmah-hikmah yang terkandung di dalam sholat (seperti yang pernah dijelaskan di kajian lalu), dan sebagainya.

Semoga kita dijadikan sebagai orang-orang yang bertaqwa kepada Allaah Ta'ala, orang-orang yang menjadikan sabar dan sholat sebagai penolong dalam kehidupan, dan semoga Coronavirus ini cepat dihilangkan dari bumi serta semuanya sehat afiyat, dikaruniai kebaikan dan dijauhkan dari segala keburukan.


Wassalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Artinya:
“Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu."

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.