Wednesday, July 16, 2008

Bukan Hanya Mendengar, Tapi Juga Melihat

Melarang atau mencegah anak akan sesuatu hal dengan cara dimana orang-tuanya tidak menjelaskan alasannya, asal larang saja, bisa jadi lalu si anak patuh meninggalkan larangan orang-tuanya tapi bisa jadi juga si anak malah membantah atau menolak larangan tersebut dan tidak memperdulikannya.

Meski itu terhadap anak kecil pun menurut saya tetap harus dijelaskan alasan kenapa melarangnya, tentu dengan bahasa dan cara yang dipahami si anak, tidak mesti harus dengan cara serius tapi terkadang dengan canda plus tawa pun bisa dipakai untuk menasehati anak. Tentu jangan berlebihan, berlebihan adalah kurang baik, ya canda, ya tawa, ya tegas dsb menyesuaikan keadaan.

Seperti air, kalau kita menekan air dengan sesuatu yang permukaannya lebar maka akan susah masuk ke air tersebut, air akan memberikan gaya ke atas, menolak tekanan tersebut. Tapi kalau kita menekannya dengan sesuatu alat yang ujungnya tidak lebar (runcing misalnya) maka akan jauh lebih mudah masuk ke air, meski mungkin ada penolakan tapi tidak seberapa besar jika dibanding dengan yang tadi.

Semua cara ada akibatnya, cara sembarangan maka akibat yang ditimbulkan juga kacau, cara yang baik maka akibat yang ditimbulkan juga baik. Ukuran baik dan tidaknya sebuah cara itu tidak sama antara satu keluarga dengan keluarga yang lain, baik buruk adalah relatif yah tapi paling tidak sebuah cara baik yang dilakukan oleh keluarga lain (dan berhasil) bisa dijadikan pilihan alternatif yang siapa tahu baik juga buat keluarga kita.

Sebelum melarang sebenarnya nasehat akan lebih mudah diterima anak kalau si orang tua melakukan apa yang dinasehatkannya. Nasehat dengan perbuatan meski tanpa perkataan adalah jauh lebih efektif daripada menasehati hanya lewat perkataan saja tanpa perbuatan. Apa yang dilihat anak akan perbuatan orang-tuanya adalah apa yang tertanam dalam, melekat erat di hati dan pikiran si anak.

Dengan melihat, bukan hanya dengan mendengar saja, semua akan lebih jelas dan lebih mudah dipahami bagi si anak.

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.