Oleh : mbak Nina binti Asduki.
Setiap waktu adalah istimewa! Pagi istimewa, sebab pagi hari malaikat membagi rizqi. Siang istimewa, sebab mencari rizqi dengan gigih dan halal adalah jihad. Sore istimewa, sebab barang siapa lelah pada sore hari untuk menghidupi diri dan keluarganya maka itu menggugurkan dosa. Malam istimewa, sebab sepertiga malam do’a akan terkabul dan dengan gelapnya malam dapat terlihat indahnya bintang-bintang.
Hidup ini begitu istimewa, maka dekatkanlah diri kita kepada Sang Pemberi Keistimewaan.
Setiap langkah yang dilakukan manusia adalah sebab dan apapun yang terjadi kepadanya, duka dan gembira, adalah akibat. Ketika mendapat akibat yang menyenangkan, orang mesti berterima kasih. Dan terima kasih mesti sesuai dengan sebab yang diterima seseorang. Apabila akibat dari langkahnya tidak menyenangkan, orang harus meminta maaf dan tidak melangkah lagi sehingga mengakibatkan hal seperti itu lagi.
Maka ketika penderitaan Allah Swt kirimkan kepada mereka, mereka tidak merendahkan diri, melainkan hati mereka menjadi keras yakni mereka tidak memahami bahwa akibat akan sesuai dengan perbuatan mereka. Dan selain menyiapkan untuk mereka atas apa yang telah mereka lakukan, karena itu mereka berkata ”Akibat buruk itu tidak sesuai dengan segala usaha ini!”. Mereka tidak tahu bahwa asap muncul dari ranting bukan dari api, semakin kering ranting maka semakin sedikit asap yang muncul.
Ketika engkau mempercayakan taman kepada tukang kebun lalu suatu saat bau busuk muncul, salahkanlah tukang kebun...bukan tamannya!
Ketika Allah Swt ingin menyempurnakan manusia dan mengubah dia menjadi manusia yang sempurna, maka Allah Swt akan membuatnya mampu memasuki keadaan penyatuan dalam ke-Esa-an yang sempurna.
Segala penderitaan muncul karena menginginkan sesuatu yang tidak dapat diperoleh. Ketika engkau berhenti menginginkan sesuatu maka tidak akan ada lagi penderitaan.
Manusia memiliki tabir-tabir untuk sampai kepada Allah Swt, diantaranya yaitu orang yang memiliki kemakmuran akan berkata “Di manakah Tuhan? Aku tidak tahu di manakah Dia. Aku tidak dapat melihat-Nya.” Orang tersebut ketika didera masalah luka atau penyakit, dia akan mulai meratap, ”Ya Tuhan...ya Tuhan...” sehingga tersibaklah misteri kedekatannya dengan Tuhan.
Lihatlah...dari sudut pandang itu kesehatan menjadi tabir manusia untuk sampai kepada Tuhannya yang tersembunyi di bawah singgasana luka. Sejauh manusia makmur dan memiliki harta benda, dia mampu memenuhi keinginannya sehingga dirinya tersibukkan siang dan malam. Namun saat kemiskinan datang kepadanya, jiwa manusia itu berbalik menjadi lemah dan dia kembali kepada Tuhannya.
Kita tidak pernah tahu rahasia hari esok. Rencana yang kita buat hari ini belum tentu mulus sesuai harapan. Skenario yang telah disusun rapi bisa saja tidak sejalan dengan skenario-Nya. Tidak mudah ditebak apa yang akan terjadi sepersekian detik ke depan. Maka disanalah seninya hidup.
Apabila ruh menang dan mengendalikan diri kita, kita akan beriman, memeluk kebenaran dan berbuat kebajikan.
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.