Saturday, July 29, 2006

Jadi Penonton

Assalamu'alaikum wr wb

Ketika dua kubu saling bertentangan pendapat, bertentangan kebijakan, bertentangan aturan maka bisa timbul perang diantara mereka berdua. Kemudian saling menyerang satu sama lainnya, mencari celah kekhilafan lawan, kekhilafan lawan dianggap sebagai peluang untuk mengalahkannya.

Hampir-hampir tidak ditemukan kedamaian kalau berada diantara keduanya, artinya kalau kita tidak memihak salah satu maka akan ikut terasa panasnya hawa perseteruan mereka. Tapi...kehadiran orang yang dihormati, yang dicintai kedua belah pihak yang berseteru insya Allah bisa meredam panasnya perang. Inilah sang duta besar...

Ketika dua keluarga yang ber-besan-an terlibat permasalahan dan berseteru, maka kehadiran cucu bisa berpengaruh besar meredam "perang" keduanya.

Tapi gimana halnya dengan dua (atau lebih) firqoh Islam saling berbeda pendapat, ada yang saling "menyerang", lalu siapa sang duta besar peredam panasnya perseteruan mereka?

"Wis ojo melu-melu, tontonen wae, istighfar sing akeh karo sing nggawe urip! (*)", begitu pesan para guru, "Mari kita bersama-sama merapatkan barisan di dalam barisan yang 'terpilih'. Menjadi penonton dan berperan aktif dalam kehendak-Nya, apapun itu!", lanjut beliau.

Saya masih merenungi apa maksudnya...

Subhaanaka-llaahumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...

Wallahu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb


(*) Terjemahannya : "Sudah jangan ikut-ikut, lihat saja, banyak istighfar pada Yang Maha Membuat Hidup!".

1 comment:

  1. Anonymous4:12 PM

    Iya betul mas putra kami namanya Muhammad Zaydan Fazlurrahman, sebetulnya punya kembaran Muhammad Lukman Hakim tp meninggal waktu lahir. Putranya brapa tahun mas? semarangnya dimana? klo kami di daerah pedurungan, salam jg utk istri & mas/dek haykal:)

    ReplyDelete

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.