Saturday, July 22, 2006

Sebuah Harapan

Assalamu'alaikum wr wb

Si fulan benar-benar kepikiran terus tentang kabar datangnya perang besar sebelum Sayyidy Imam al-Mahdi datang yang diperkirakan sebentar lagi, Allahu a'lam...dia takut...takut karena dosanya banyak mungkin...

Hatinya gemetar membayangkan kalau-kalau dia berada pada jaman dimana perang itu berlangsung, apalagi kabar itu menyebutkan manusia nanti hanya tinggal sedikit karena perang itu...dia tidak bisa membayangkan seperti apa jaman itu...kalau diperkirakan sebentar lagi, mungkin dia merasa akan jadi saksi. Si fulan masih gemetar...

Pagi itu setelah mendapat kabar bahwa dulu Nabi Ibrohim As tenang-tenang saja di dalam api yang membakar beliau As, api tidak menyakiti beliau As, api membara tapi tidak membakar tubuh beliau As, hingga dikatakan beliau ibarat ada di taman mawar.

"Ah, iya ya...agaknya aku lupa kembali ke Allah.", kata si fulan tersenyum, "Fafiru illallah, larilah pada Allah..."

Kembali pada Allah, pernah sohib-sohib berdiskusi tentang apa yang kembali pada Allah, jawabannya macam-macam, tapi semuanya kembali kepada Allah, semua...semua dikembalikan pada Allah...sedih dikembali ke Allah, senang dikembalikan ke Allah...ah, sebuah harapan kembali padanya...

Kalau Allah menghendaki, maka api tidak bakal bisa membakar tubuh mulia Nabi Ibrohim As. Kalau Allah menghendaki, yang selamat pasti akan diselamatkan.

Seperti yang dikatakan sohib saya, "Fafiru illallah, larilah kepada Allah...", sohib yang lain berpesan, "Satu satunya tindakan yang paling perlu diambil adalah semakin mendekatkan diri kepadaNya..."

Semoga kita termasuk yang diselamatkan dhohir bathin, selamat dunia akhirat...

Subhaanaka-llaahumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...

Wallahu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.