Assalamu'alaikum wr wb
Malam ke 25 bulan Ramadhon tahun lalu, bib Hasan berkata bahwa bib Ali bin Muhammad al-Habsyi menjelaskan bahwa kami melakukan amal-amal kebaikkan, tapi kami hanya mengharapkan Allah SWT saja. Jadi, amal tetap jalan dan Allah SWT satu-satunya harapan.
Seperti halnya kalau kita suka minum kopi merk A, maka kalau kita beli kopi itu di warung dan kita mendapat bonus atau hadiah maka alhamdulillah dan harus disyukuri karena kita mendapat hadiah karena membeli kopi merk A kesukaan kita, tapi kalau tidak mendapat bonus hadiah pun tidak apa-apa, sebab memang kita suka kopi merk A itu meski tanpa hadiah sekalipun, jadi kita suka pada kopi merk A itu bukan semata-mata suka karena ada hadiahnya. Demikian penjelasan bib Hasan.
Suatu ketika bib Ali berkata pada seseorang bernama Said Basalamah, dan beliau mengatakan untuk membaca al-Qur'an, sesuai dengan kemampuan kita, dari yang mudah dulu, lalu amalkan yang mudah dulu.
Ketika disampaikan pada bib Ali oleh salah satu sahabat beliau bahwa dalam majlis bib Ali hadir seorang wanita, bib Ali berkata wanita itu sungguh beruntung bisa hadir di majlis kita, mendengarkan ilmu kita, makan dengan makanan kita, sungguh beruntung wanita itu, bib Ali mendo'akan wanita itu.
Bib Ali seperti yang dijelaskan bib Hasan bahwa bib Ali punya majlis tiap hari senin, dan bib Ali berkata bahwa kalau kita hadir di majlis beliau dengan diniatkan untuk mentaati perintah Allah, perintah Rasul, mencari ilmu, untuk mendengarkan kalamullah, kalam Rasulullah, untuk mendengarkan bacaan al-Qur'an, untuk biar dekat dengan orang alim, untuk menyambung silaturahmi dsb dsb maka dengan satu amalan saja insya Allah semua niat kita tadi terkabul, terkabulnya niat itu bukan karena bib Ali tapi karena Allah SWT saja.
Orang terbagi jadi dua, yang sibuk dengan urusan dunia dan yang sibuk dengan urusan akhirat. bib Ali berkata bahwa pada jaman itu sungguh jarang orang yang datang ke beliau untuk bertanya tentang masalah akhirat tapi mereka datang dengan masalah-masalah dunia. Bahkan bib Ali saat itu menyebut Pulau Jawa, sebab banyak yang datang ke Jawa hanya sebab dunia saja, bukan untuk dakwah dsb.
Bib Ali bertanya di mana tanda-tanda kesedihan saat bulan Ramadhon ini meninggalkan kita? Suatu saat ada seseorang yang menangis karena begitu sedih ditinggalkan bulan Ramadhon, lalu bib Ali berkata bahwa kalau kita selalu ingat pada Allah dan selalu bertambah baik amal kita, dan puasa dari hal-hal terlarang dan melakukan yang diperintahkan, maka kita sesungguhnya dalam keadaan selalu berada di bulan Ramadhon.
Dan tanda-tanda diterimanya suatu amal ibadah adalah kita tahu dari apa-apa yang tidak tahu sebelumnya, dan kita mau berubah.
Bib Hasan menjelaskan, bib syeikh Abubakar bin Salim suatu saat berkata bahwa semua makhluq sudah ditentukan rizqi-nya bahkan sejak dia belum terlahir di dunia jadi tidak boleh mengkhawatirkan rizqi kita.
Membuat sebab boleh tapi jangan lupa siapa penyebab awalnya, bekerja boleh dan sebagai akibatnya adalah mendapatkan nafkah boleh tapi jangan lupakan dari siapa rizqi itu yaitu Allah SWT.
Suatu saat ada seseorang yang ingin memberikan sedikit makanan pada bib syeikh Abubakar bin Salim, tapi saat itu bib syeikh Abubakar sedang tidur, dan lalu murid beliau berkata :
"Apa anda bercanda, syeikh Abubakar sering memberikan banyak shodaqoh yang besar tapi anda hanya akan memberikan sedikit?"
Malam ke 25 bulan Ramadhon tahun lalu, bib Hasan berkata bahwa bib Ali bin Muhammad al-Habsyi menjelaskan bahwa kami melakukan amal-amal kebaikkan, tapi kami hanya mengharapkan Allah SWT saja. Jadi, amal tetap jalan dan Allah SWT satu-satunya harapan.
Seperti halnya kalau kita suka minum kopi merk A, maka kalau kita beli kopi itu di warung dan kita mendapat bonus atau hadiah maka alhamdulillah dan harus disyukuri karena kita mendapat hadiah karena membeli kopi merk A kesukaan kita, tapi kalau tidak mendapat bonus hadiah pun tidak apa-apa, sebab memang kita suka kopi merk A itu meski tanpa hadiah sekalipun, jadi kita suka pada kopi merk A itu bukan semata-mata suka karena ada hadiahnya. Demikian penjelasan bib Hasan.
Suatu ketika bib Ali berkata pada seseorang bernama Said Basalamah, dan beliau mengatakan untuk membaca al-Qur'an, sesuai dengan kemampuan kita, dari yang mudah dulu, lalu amalkan yang mudah dulu.
Ketika disampaikan pada bib Ali oleh salah satu sahabat beliau bahwa dalam majlis bib Ali hadir seorang wanita, bib Ali berkata wanita itu sungguh beruntung bisa hadir di majlis kita, mendengarkan ilmu kita, makan dengan makanan kita, sungguh beruntung wanita itu, bib Ali mendo'akan wanita itu.
Bib Ali seperti yang dijelaskan bib Hasan bahwa bib Ali punya majlis tiap hari senin, dan bib Ali berkata bahwa kalau kita hadir di majlis beliau dengan diniatkan untuk mentaati perintah Allah, perintah Rasul, mencari ilmu, untuk mendengarkan kalamullah, kalam Rasulullah, untuk mendengarkan bacaan al-Qur'an, untuk biar dekat dengan orang alim, untuk menyambung silaturahmi dsb dsb maka dengan satu amalan saja insya Allah semua niat kita tadi terkabul, terkabulnya niat itu bukan karena bib Ali tapi karena Allah SWT saja.
Orang terbagi jadi dua, yang sibuk dengan urusan dunia dan yang sibuk dengan urusan akhirat. bib Ali berkata bahwa pada jaman itu sungguh jarang orang yang datang ke beliau untuk bertanya tentang masalah akhirat tapi mereka datang dengan masalah-masalah dunia. Bahkan bib Ali saat itu menyebut Pulau Jawa, sebab banyak yang datang ke Jawa hanya sebab dunia saja, bukan untuk dakwah dsb.
Bib Ali bertanya di mana tanda-tanda kesedihan saat bulan Ramadhon ini meninggalkan kita? Suatu saat ada seseorang yang menangis karena begitu sedih ditinggalkan bulan Ramadhon, lalu bib Ali berkata bahwa kalau kita selalu ingat pada Allah dan selalu bertambah baik amal kita, dan puasa dari hal-hal terlarang dan melakukan yang diperintahkan, maka kita sesungguhnya dalam keadaan selalu berada di bulan Ramadhon.
Dan tanda-tanda diterimanya suatu amal ibadah adalah kita tahu dari apa-apa yang tidak tahu sebelumnya, dan kita mau berubah.
Bib Hasan menjelaskan, bib syeikh Abubakar bin Salim suatu saat berkata bahwa semua makhluq sudah ditentukan rizqi-nya bahkan sejak dia belum terlahir di dunia jadi tidak boleh mengkhawatirkan rizqi kita.
Membuat sebab boleh tapi jangan lupa siapa penyebab awalnya, bekerja boleh dan sebagai akibatnya adalah mendapatkan nafkah boleh tapi jangan lupakan dari siapa rizqi itu yaitu Allah SWT.
Suatu saat ada seseorang yang ingin memberikan sedikit makanan pada bib syeikh Abubakar bin Salim, tapi saat itu bib syeikh Abubakar sedang tidur, dan lalu murid beliau berkata :
"Apa anda bercanda, syeikh Abubakar sering memberikan banyak shodaqoh yang besar tapi anda hanya akan memberikan sedikit?"
Orang itu sedih mendengar perkataan murid itu.
Pada saat itu syeikh Abubakar bangun dan mendengar apa yang terjadi, dan beliau marah pada murid beliau itu dan berkata :
"Kalau aku tidak mensyukuri nikmat Allah yang sedikit maka bagaimana mungkin aku akan mensyukuri nikmat Allah yang banyak?"
Wallahu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
Pada saat itu syeikh Abubakar bangun dan mendengar apa yang terjadi, dan beliau marah pada murid beliau itu dan berkata :
"Kalau aku tidak mensyukuri nikmat Allah yang sedikit maka bagaimana mungkin aku akan mensyukuri nikmat Allah yang banyak?"
Wallahu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb
No comments:
Post a Comment
Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.