Thursday, July 06, 2006

Kesibukan Dunia : Tanggapan dari Pak Sulthon Muhammad

Dear Yusa,

Memang agak sulit mendefinisikan suatu ayat atau hadist dengan batasan mana yang telah menjadi fitnah dan mana yang masih diperbolehkan bahkan diwajibkan oleh agama. Sesuatu yang dimulai dengan niat yang baik dan selalu didawamkan di dalam niat kita dan dihati kita, insya allah Allah tetap akan menjaga kita dalam koridor yang benar.

Meninggalkan majlis khair dan semacamnya karena sibukpekerjaan adalah tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk meringankannya, sebagaimana kita terpaksa memakan makanan yang makruh karena terpaksa, maka dalam hati kitapun tidak memperkenankan berlebihan alias mengambil secukupnya. Semua manusia itu mempunyai tingkatan dan maqam masing-masing dimana Allah telah menetapkan sesuatu yang terbaik bagi kita, selama kita memang menjalankan hidup ini tidak neko-neko dan selalu khusnudzon kepada Allah dan menjauhkan jiwa kita dari ketamakan dunia. Sehingga apapun yang kita kerjakan adalah ibadah.
Semua petunjuk dan ketenangan hati adalah datangnya dari Allah. Memang semua kebaikan itu datangnya lebih mudah dari datangnya kita ke Majelis Khair, namun bilapun kita tidak mendapatkan majelis khair, maka dalam kesendirian dan kesibukan kita, selayaknya kita selalu mengingat Allah dan selalu meminta petunjuk kepada-Nya agar kita tetap dalam kebersamaan Cinta-Nya.
Untuk itu, bagi mereka yang sibuk kepada dunia, maka janganlah berkecil hati karena sesungguhnya menafkahi anak dan istri adalah sebagian dari jihad. Tetapi sudah selayaknya setiap saat kita juga meminta kepada Allah agar disempatkan untuk datang dimajelis khair. Bukankah semua kejadian didunia ini Allah yang mengatur.
Untuk mereka yang selalu datang ke Maejlis khair, sebaiknya jangan juga meremehkan terhadap mereka yang tidak atau jarang ke majelis khair karena kita tidak tahu apa yang ada dalam hati manusia, sebab semua dzikir dan doa adalah mungkin diucapkan setiap saat dalam hati dalam kondisi apapun juga. Selebihnya, adalah Mulia setiap hati yang ingin tertambat dalam Cinta-nya, menjadi hati yang tawaddu' dan khusnudzon yang penuh kasih sayang terhadap saudara semuslim.
Janganlah khawatir dan takut bagi mereka yang cinta kepada-Nya, sesungguhnya saat itu akan tiba. Sebaiknya kedawaman dan keinginan mendekatkan diri kita padanya selalu didengungkan bersama dengan dengungan maaf dan ampunan atas segala kekhilafan diri yang tiada putus-putusnya. Sungguh Allah adalah Maha Baik dan Maha mengetahui segala yang tersimpan dihati.Pandanglah semua masalah dengan kebijakan hati, niscaya Allah juga akan menereangi hati kita dengan cahaya kebijakan.
Wallahu A'lam Bisshowab
MHD

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.