Saturday, July 29, 2006

Kunjungan Habib Alwi Solo Kepada Habib Abubakar Gresik 1

Assalamu'alaikum wr wb

Saya ambil dari http://www.zawiya.net


Kunjungan Habib Alwi Solo Kepada Habib Abubakar Gresik
(Catatan Habib Abdulkadir bin Husein Assegaf)


Pengantar
Amma ba’du.

Pada hari Sabtu, tanggal 18 Dzulqoidah 1371 H, jam 08.00 pagi, bertepatan dengan tanggal 9 Agustus 1952, Sayyidiy yang diberkahi Alwi bin Habib Al-Quthb Ali bin Muhammad Al-Habsyi, kholifah ayahnya, Quthbul ‘Ârifîn wa Aslâfihil ‘Alawiyyîn, pewaris asrôr mereka, seorang dermawan yang bertakwa, berniat untuk mengunjungi Habib Al-Quthb Al-‘Ârifbillâh wad Dâ’i ilaih Abubakar bin Muhammad Assegaf yang tinggal di kota Gresik. Semoga Allah SWT memanjangkan umur beliau dan memberi kita manfaat dengan berkat beliau. Amin…

Habib Abubakar telah berulang kali menulis surat kepada Sayyidiy Alwi mengabarkan keinginannya untuk menyampaikan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Sayyidiy Alwi sendiri telah mendapatkan petunjuk yang jelas dari perkataan Habib Ali dalam diwan[1] beliau:

Wahai kekasihku,
Pergilah dengan nama Allah
kemana pun kau suka
Niscaya kau selamat dari segala kejahatan
Inayah Allah Al-Muhaimin
selalu menjagamu dalam perjalanan

Anak-anak dan kerabat beliau banyak yang hadir saat itu. Sebelum Sayyidiy Alwi meninggalkan kediaman beliau yang penuh berkah di Gurawan Solo, beliau membaca Fatihah dan memanjatkan doa-doa mulia. Membaca Fatihah ketika hendak bepergian merupakan kebiasaan ayah beliau, sebagaimana disebutkan dalam kalam Habib Ali. Kemudian dengan jarinya, Sayyidiy Alwi menulis ayat berikut pada dinding rumahnya:

“Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Quran, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali.”
(QS Al-Qashash, 28:85)

Kami dan Sayyidiy Alwi beranjak keluar. Di depan rumah kendaraan telah menunggu. Sayyidiy Alwi berpamitan kepada mereka yang mengantarkan dan mereka memohon doa dari beliau. Beliau lalu masuk ke dalam mobil milik Sayid Abdullah bin Muhammad Alaydrus. Mobil mewah, masih baru, produksi tahun 1952, merek Desoto Custom.

(Kami berangkat menjemput Sayid Muhammad bin Abdullah Alaydrus) Di depan rumahnya telah berkumpul beberapa orang dari golongan sâdah dan lainnya untuk mengantarkan kepergian Sayyidiy Alwi dan memohon doa dari beliau. Di antara mereka adalah Sayid Salim bin Basri. Sayid Muhammad Alaydrus yang telah siap di rumahnya segera bergegas keluar, lalu masuk ke dalam mobil. Jadi, dalam perjalanan ini Sayyidiy Alwi ditemani oleh Sayid Muhammad bin Abdullah Alaydrus, Abdulkadir bin Umar Maulakhela, Syeikh Hadi bin Muhammad Makarim, Ahmad bin ‘Abud Deqil dan aku sendiri (Abdulkadir bin Husein bin Segaf Assegaf).

Mobil kemudian membawa kami ke tempat penjualan bensin. Kami berhenti sejenak untuk mengisi bensin, lalu dengan memohon pertolongan Allah SWT kami segera menuju Jombang. Dari Solo kami berangkat pukul 08:45 pagi.

Dalam perjalanan Sayyidiy Alwi mendiktekan khotbah catatan perjalanan ini, kemudian kami semua melagukan qoshidah berikut dengan suara nyaring :

Dengan kebesaran Pencipta langit,
Kami duduk bersimpuh
memohon perlindungan dari segala bencana,
Juga dengan Al-Hadi Muhammad dan Sab’ul
Matsâniy[2]

Setelah itu Sayyidiy Alwi menggubah dua bait syair:

Niat kami dalam ziarah ini sebagaimana niat
sang Habib
Kami mengharap karomah yang dapat mempertemukan
kami dengan para pecinta
Telah lama kami nanti kelalaian musuh yang selalu
mengawasi hingga datang izin
Sebab, orang yang memohon dengan benar
pasti ‘kan mendapat jawaban

Abdulkadir bin Umar Maulakhela melagukan syair itu. Sayyidiy Alwi kemudian meneruskan syair gubahannya:

Kami niat berziarah agar semua tujuan tercapai
Kami akan mengunjungi kekasih yang bersemayam
di hati
Husein bin Muhammad, pemuas dahaga mereka yang kehausan
Kami akan mengunjungi kekasih yang tinggal
di pusat kota Jombang

Katakan kepadanya, kami datang bersama rombongan
Bersedekahlah, berdermalah kepada orang
yang telah terlatih lapar
Hidangkan kepada mereka sajian yang pantas
untuk pesta atau untuk tamu
Kami ingin mengunjungi kekasih di pusat kota Jombang

Berilah ilmu orang-orang yang dagangannya telah hilang
agar hari-hari mereka menjadi indah
dan dagangan mereka kembali pulang
Hati menjadi gembira karena akan bertemu para kekasih
Kami hendak mengunjungi kekasih
yang tinggal di pusat kota Jombang.

Kami akan mengambil amanat, madad dan titipan
Dari qutbul wara wan nafaa’ah yang tinggal di Kota Gresik
Atas perintahnya dan mereka adalah kaum dermawan dan budiman
Kami hendak mengunjungi kekasih
yang tinggal di tengah kota Jombang.

Memasuki kota Sragen kami bertemu dengan rombongan pengantin. Keluar dari kota Sragen, kami bertemu lagi dengan rombongan pengantin. Sayyidiy Alwi berkata, “Ini adalah pertanda baik.” Sebelum berangkat dari Solo seorang yang bernama Faraj (kelapangan, kelonggaran) datang menemui beliau. Beliau senang dengan kejadian ini, sebab menurut beliau semua itu merupakan pertanda baik bagi kepergian beliau. Rasulullah saw juga sangat menyukai pertanda baik.

Setelah itu Abdulkadir Maulakhela melagukan syair Hababah Khodijah, putri Habib Ali Habsyi.[3]

Kami sampai di Madiun dalam waktu 1 ½ jam, lalu singgah di rumah Syeikh ‘Awudh Ba’abduh. Ia menyambut gembira kedatangan Sayyidiy Alwi dan rombongan. Kami istirahat di rumahnya kurang lebih
1 jam, kemudian kembali melanjutkan perjalanan.

Subhaanaka-llaahumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...

Wallahu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb

Catatan Kaki :
[1] Buku yang berisi kumpulan syair.
[2] Sab’ul Matsâniy: Surat Al-Fatihah
[3] Lihat lampiran ke-1

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.