Saturday, July 29, 2006

Terbangan

Assalamu'alaikum wr wb

Di tempat tinggal saya sekarang, ada sebuah grup rebana (terbangan = Jawa) yang anggotanya mulai dari remaja, bapak-bapak sampai ibu-ibu (vokalis).

Minggu pagi itu, grup rebana itu bersiap-siap melangsir alat-alat rebana dari rumah salah seorang anggotanya ke bak belakang mobil pick-up. Awalnya saya pikir mereka disewa untuk main di suatu tempat seperti biasanya, tapi waktu saya lihat baju yang mereka pakai saya kok kurang yakin mereka disewa orang, biasanya mereka pakai baju koko plus peci di kepala mereka. Kali ini mereka pakai baju batik coklat lengan panjang dan mereka memakai blangkon (topi seperti biasa dipakai dalang wayang), tapi mereka tetap memakai celana panjang biasa.

"Wah, keren...", kata saya dalam hati sambil tersenyum.

Ketika salah seorang dari mereka melihat saya, saya setengah berteriak bertanya, "Mas dapat order atau mau ikut lomba?".

"Mau lomba!", jawabnya.

Ah, benar ternyata mereka mau lomba, lha wong baju yang mereka pakai lain dari biasanya...

"Di mana, mas?"

"Di kelurahan...!"

Saya jadi ingat kata sohib saya bahwa grup rebana yang biasanya mengiringi bib Hasan al-Jufri tidak boleh ikut lomba, hanya mengiringi gurunya dakwah, lalu kalau disewa orang untuk main di suatu tempat ya terima kalau dikasih bisyaroh, kalau tidak dikasih ya jangan minta. Alat-alat mereka biasa saja plus marawis, tanpa gitar, tanpa organ dsb, dan tanpa vokalis wanita. Vokalisnya semua pria-pria yang masya Allah bagus suaranya. Saya salut dengan mereka!

"Kalau ndak tahu ilmunya rebana ya jangan main...", kata sohib saya menceritakan apa yang gurunya pesankan.

"Maksudnya?", tanya saya.

"Nanti kalau sudah main rebana tergoda pengen tambah alat ini dan itu, biar ramai, nanti pengen cari vokalis cewek dsb...tahu kan kalau sudah aja ceweknya?"

Iya ya...saya tersenyum, "Benar juga..."

Siangnya, lewat di depan tempat tinggal saya istri dari salah satu anggota grup rebana yang lomba tadi, lalu saya tanya dia, "Piye menang ndak?"

"Ndak, lha wong yang menang katanya yang pakai menari segala kok!"

"Heh, yang pakai menari?", tanya saya masih tetap tersenyum.

Subhaanaka-llaahumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...

Wallahu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb

No comments:

Post a Comment

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.