Wednesday, July 05, 2006

Cerai !!

Assalamu'alaikum wr wb

Masih ingat cerita tentang sahabat saya yg cerai (*) kemarin? Ini kelanjutan kisahnya...

"Lha kalau aku ndak mau balik gimana, mas?" tanya istri sahabat saya saat saya sampaikan apa yang di-sms-kan oleh bib Shodiq menjawab pertanyaan suaminya apa yang suaminya katakan sudah termasuk menceraikan istrinya atau belum.

"Yo ojo tho...sudah ndak usah cerai, kasihan anakmu itu lho!"

"Ya wis piye mas, suamiku orangnya @#$%^& (**) aku mau dia berubah baru aku mau balik lagi...!"

"Wis tho...masing-masing orang ada kelebihan dan kekurangannya, kamu punya kelebihan kekurangan, begitu juga suamimu, aku juga. Sudah terima saja kekurangan suamimu...aku tanya, kamu masih sayang suamimu ndak?"

"Ya masih tho..." jawabnya agak pelan.

"Cukup...nah, itu kamu masih ada rasa sayang ke suamimu, suamimu juga masih ada rasa sayang ke kamu buktinya dia kemarin ada niat mau balik ke kamu." kataku sambil melirik suaminya yang duduk terdiam di depan saya.

"Tapi dia itu @#$%^& (**) mas..."

"Eeehhh...kamu masih pengen balik lagi sama suamimu ndak?"

"Ya mau mau ndak, mas..."

"Cukup, kalau jawabanmu mau mau ndak berarti kamu masih mau balik lagi, sudah itu aja yang dipegang, kamu masih pengen balik lagi, suamimu juga."

"Tapi dia dulu @#$%^& (**), mas!"

"Eh, wis tho...itu kan masa lalu, yang lalu dibuang ajalah, sekarang kalian buat perjanjian baru lagi, ada masalah ya di-rembug yang bagus, cari jalan keluarnya. Mau jengkel dengan suamimu silahkan tapi ndak usah mikir perceraian. Kalau mau marah sama suamimu ya marah marah aja ndak apa-apa, tapi kata-kata CERAI hapus dari hati kalian berdua.!" kata saya sambil jari-jari saya memperagakan seperti menghapus tulisan.

Kami sejenak terdiam...

"Yang lalu buang aja, sekarang 'tulisi kertas' baru dengan perjanjian baru, udah yang baru itu yang dilakukan, perjanjiannya gimana silahkan di-rembug-lah sendiri. Aku cuma bisa kasih saran, kalau mau marah ya silahkan tapi hapus dan buang kata-kata C-E-R-A-I dari hati kalian, ndak perlu mikir perceraianlah..."

Hmmm...malam ini lumayan dingin. Tapi semoga hati kami tidak ikut jadi dingin dan keras...

Subhaanaka-lloohumma wa bihamdika, Asyhadu an-laailaahailla anta, Astaghfiruka wa atuubu ilaika...

Wallohu a'lam bishshowab
Wassalamu'alaikum wr wb


(*) : Silahkan baca yang judulnya : Cerai !
(**) : Kata-kata yang tidak pantas untuk disampaikan, cukuplah dengan @#$%^& saja. :-)

6 comments:

  1. Anonymous11:36 AM

    akankah ada kelanjutan dr cerita ini??? smoga kel. temen sampean tdk bercerai, smoga kel.nya menjadi kel. yg SAMARA, dan rukun aja.... amin.

    ReplyDelete
  2. :-)
    Insya Alloh nanti ada kelanjutannya, mhn dibantu do'a biar mereka ndak jd cerai ya, pak? Matur nuwuuunnn...

    ReplyDelete
  3. Anonymous3:23 PM

    amin,... koq saya dipanggil "pak" saya perempuan koq Pak,..hehehe

    ReplyDelete
  4. Anonymous3:42 PM

    Oh ma'af3, mbak Iko...ma'af2...saya baru buka blog mbak Iko...saya taruh di my link ya, mbak? Trm ksh sblmnya...

    ReplyDelete
  5. numpang tanya boleh?
    saya bertengkar dengan istri saya kemudian istri saya bilang CERAI,trs saya marahi istri saya ga boleh asal ngomong cerai,tapi saya sendiri mengiyakanya dan saya lupa sudah berapa kali mengiyakanya.yg saya tanyakan hukumnya gmn?sedangkan kita masih saling sayang.trims

    ReplyDelete
  6. :) Terima kasih sudah mampir...

    Tentang pertanyaan mas di atas, kalau mas sudah meng-iya-kan permintaan cerai istri mas maka sudah jatuh talak satu baginya. Tapi perlu dilihat dulu bagaimana jawaban mas waktu meng-iya-kan istri mas itu.

    Kalau mas berkenan, mohon disampaikan yang lengkap, sebab ini penting sekali. Terima kasih.

    ReplyDelete

Silahkan sampaikan tanggapan Anda atas tulisan di atas.